COVID-19: Dibatalkan atau Dilanjutkan, Apa Skenario Terbaik untuk NBA 2019/20?

8 April 2020 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan NBA antara Los Angeles Lakers dan New Orleans Pelicans.  Foto: Richard Mackson-USA TODAY Sports
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan NBA antara Los Angeles Lakers dan New Orleans Pelicans. Foto: Richard Mackson-USA TODAY Sports
ADVERTISEMENT
Masa depan jalannya NBA 2019/20 masih abu-abu setelah ditangguhkan akibat wabah virus corona. Komisioner NBA, Adam Silver, baru-baru ini mengungkapkan belum bisa memberi kepastian kapan kompetisi kembali digulirkan.
ADVERTISEMENT
Liga basket paling glamor sejagat itu ditangguhkan pada 11 Maret lalu setelah dua pemain positif terjangkit COVID-19. Keadaan semakin memburuk karena kini Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah pengidap virus terbanyak di dunia.
Menurut data worldometers.info, ada 400.540 kasus positif virus corona dengan 12.857 orang meninggal dunia di Amerika Serikat hingga Rabu (8/4/2020). Dengan kondisi itu, rencana NBA untuk menunda liga selama 30 hari saja tampak mustahil dapat dijalankan.
"Apa yang saya katakan kepada orang-orang saya (di NBA) selama pekan lalu adalah kami harus menerima kenyataan tak akan ada keputusan selama April. Itu pun tak berarti kami akan ada di posisi bisa mengambil keputusan pada 1 Mei, tapi setidaknya saya bisa membuat orang-orang sedikit tenang," kata Silver.
ADVERTISEMENT
Berulang kali Silver mengatakan pihaknya terus berupaya mencari solusi agar NBA musim ini bisa dijalankan kembali. Lantas, skenario apa saja yang tersedia?
LeBron James berlatih dengan timnya sebelum NBA All-Star 2020. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
Melanjutkan Kompetisi Tanpa Penonton
NBA 2019/20 ditangguhkan saat kompetisi masih berjalan di musim reguler dan menyisakan sekitar 20 pertandingan. Skenario ini bisa dilakukan agar semua tim bisa merampungkan sisa laga dan menemukan tim-tim yang lolos ke play-off.
Untuk skenario ini, NBA bisa mengikuti rencana Liga Basket China (CBA). Kompetisi di sana pun ditunda imbas wabah COVID-19 dan muncul rencana untuk menggelar lagi kompetisi hanya di dua kota dan bermain di arena tanpa penonton.
CBA merencanakan bermain di Dongguan, sebuah kota di wilayah selatan China, dan Qingdao di timur laut. Semua tim diperkirakan bisa bermain di lingkungan yang terus dipantau dengan suhu pemain diperiksa beberapa hari sekali.
ADVERTISEMENT
Jika rencana ini berjalan lancar dan aman, NBA bisa meniru untuk bermain di kota-kota non-NBA. Beberapa pemain dan petinggi klub sudah memberi saran yang salah satunya menggunakan properti kasino di Las Vegas.
Pemain-pemain Celtics merayakan kemenangan atas Knicks. Foto: USA Today/Reuters/Bob DeChiara
Saran lain adalah menggelar pertandingan di Bahama dengan menyulap gedung untuk ruang dansa menjadi lapangan permainan basket dan disiarkan langsung. Ide lain adalah bermain di Midwest di mana kasus positif corona dilaporkan masih rendah di sana.
Semua rencana itu harus bisa memastikan beberapa hal. Paling penting adalah menjamin semua pemain bisa berlatih, istirahat, bertanding, dan terjaga kesehatannya.
Opsi itu jauh-jauh hari sudah ditentang oleh bintang Los Angeles (LA) Lakers, LeBron James, yang menyebut tak setuju kompetisi digelar tanpa penonton. Namun, James bisa saja berubah pikiran jika ingin berjuang merebut gelar juara musim ini.
Los Angeles Lakers vs San Antonio Spurs. Foto: Daniel Dunn-USA TODAY Sports via Reuters
Langsung Melanjutkan ke Babak Play-off
ADVERTISEMENT
Rencana lain yang sempat muncul adalah musim reguler NBA 2019/20 tidak dilanjutkan dan langsung beralih ke babak play-off. Modifikasi turnamen ini ditujukan agar mengurangi jumlah tim yang bermain.
Menurut laporan CNBC, babak final NBA 2019/20 bisa dilangsungkan di Thomas & Mack Center dan Cox Pavilion, Las Vegas, di mana NBA pernah menggunakan dua lokasi tersebut untuk gelaran Summer League (pramusim NBA).
Jika rencana ini dijalankan, NBA 2019/20 disebut bisa bergulir kembali pada Juni dan merampungkan kompetisi pada Juli atau awal Agustus.
Center Miami Heat, Meyers Leonard, setuju dengan opsi melanjutkan musim ke babak play-off. Namun, ia meminta NBA untuk memberi lima pertandingan di musim reguler ke masing-masing tim Wilayah Timur dan Barat agar para pemain kembali menemukan ritme permainan.
ADVERTISEMENT
"Akan cukup adil untuk memberi masing-masing lima pertandingan, bagi Wilayah Barat dan Timur. Berikan lima pertandingan agar para pemain kembali bisa menemukan ritme, kemudian jika langsung ke play-off bagi saya ikut keputusan bagus," ujarnya.
Parade juara Toronto Raptors. Foto: REUTERS/Moe Doiron
Membatalkan Musim Tanpa Juara
Pilihan terakhir memang tak menyenangkan untuk didengar. Jika semua opsi yang tersedia untuk melanjutkan musim tak bisa diambil karena berisiko, pilihan membatalkan musim bisa jadi bakal diambil.
Opsi membatalkan musim memang akan berisiko menimbulkan kerugian finansial bagi NBA. Diperkirakan NBA akan kehilangan lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat. Impak lain adalah perubahan salary cap untuk pemain di NBA 2020/21.
Menurut laporan CNBC, salary cup bisa turun hingga 8 juta dolar Amerika Serikat jika musim dibatalkan. Sementara menurut ESPN, akan ada 55.000 orang kehilangan pekerjaan jika NBA musim ini disetop.
Komisioner NBA, Adam Silver, memperkenalkan trofi NBA All-Star MVP dengan nama Kobe Bryant. Foto: Aditia Rizki Nugraha/kumparan
Namun, risiko kerugian finansial bisa menjadi pilihan lebih rasional ketimbang memaksakan musim berlanjut dan membahayakan banyak orang. Silver secara tersirat pun mengedepankan keselamatan semua pihak untuk menjaga reputasi NBA.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu NBA adalah bagian besar dari kehidupan mereka, tapi kami ingin meyakinkan semua orang bahwa untuk sementara ini kami mengutamakan kesehatan dan keselamatan semua orang. Kami melihat setiap kemungkinan untuk membuat pemain kembali bermain NBA lagi," jelas Silver.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!