Dubes Inggris Bantah Ada Diskriminasi soal RI Dipaksa Mundur dari All England

23 Maret 2021 4:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (merah) berhadapan dengan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Foto: Action Images/Reuters/Andrew Boyers
zoom-in-whitePerbesar
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (merah) berhadapan dengan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Foto: Action Images/Reuters/Andrew Boyers
ADVERTISEMENT
Duta besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, membantah ada diskriminasi soal insiden tim RI dipaksa mundur dari All England.
ADVERTISEMENT
Owen menjelaskan, bahwa semua orang yang berkunjung ke Inggris harus mengikuti aturan yang berlaku.
Hal itu disampaikan Jenkins melalui Instagram resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Dalam pernyataannya, Jenkins mengungkapkan kesedihannya atas tim bulu tangkis Indonesia yang dipaksa mundur dari All England 2021.
"Saya sangat sedih atas kejadian yang sangat disayangkan ini, yang telah menyebabkan tim bulu tangkis Indonesia gagal mengikuti turnamen All England," tutur Jenkins.
"Saya berharap kita semua dapat memahami bahwa tidak ada tindakan ataupun perlakuan diskriminasi yang terjadi. Semua orang yang berkunjung ke Inggris harus mengikuti aturan yang berlaku untuk melindungi kesehatan sesama pengunjung dan masyarakat yang lebih luas di Inggris," lanjut dia.
Lebih lanjut, Jenkins mengatakan bahwa yang terjadi adalah sebuah kecelakaan dan sebaiknya tidak menyalahkan siapa pun.
ADVERTISEMENT
"Insiden ini adalah sebuah kecelakaan murni (bukan kesalahan siapa pun), tim bulu tangkis Indonesia dan para penumpang lain termasuk seorang pemain bulu tangkis Turki - tiba di Inggris dengan pesawat yang membawa seseorang yang kemudian dinyatakan positif COVID-19," ungkap Jenkins.
"Penerbangan ini adalah sebuah pesawat kecil dengan lorong tunggal. Dalam situasi seperti ini, tindakan yang normal dilakukan adalah menyatakan seluruh penumpang yang ada di penerbangan tersebut telah terpapar COVID-19,"
"Ini berarti semua orang di pesawat itu harus melakukan isolasi mandiri untuk melindungi kesehatan masyarakat. Peraturan pemerintah Inggris tidak mengizinkan pengecualian apa pun terkait persyaratan isolasi mandiri ini," tambahnya.
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti vs Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai di final ganda campuran All England 2020. Foto: Action Images/Reuters/Andrew Boyers
Meski begitu, dari 24 tim RI yang berangkat ke Inggris, hanya 20 yang mendapat perintah isolasi mandiri. Ada empat orang yang tak mendapat email perintah isolasi.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Mohammad Ahsan (atlet ganda putra), Irwansyah (asisten pelatih tunggal putra), Iwan Hermawan (Kasubid Sport Science), dan Gilang (masseur).
Selain itu, Jenkins juga menjelaskan perihal sejumlah peserta All England yang sempat positif COVID-19 dan tetap bisa mengikuti turnamen itu setelah melakukan tes ulang yang hasilnya negatif.
"Insiden itu tidak ada hubungannya dengan kejadian yang menimpa tim Indonesia karena tidak ada indikasi bahwa salah satu dari pemain tersebut memiliki kontak dengan kasus positif COVID-19," terang Jenkins.
Sementara tim Indonesia yang dipaksa mundur dari All England telah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin (22/3) malam. Mereka harus menjalani karantina mandiri selama lima hari di Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat.
***
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)