Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Upacara pembukaan SEA Games 2019 baru akan dilangsungkan pada 30 November mendatang. Akan tetapi, lima cabang olahraga sudah mulai dipertandingkan, yaitu polo, polo air, sepak bola, bola jaring, dan bola lantai, dalam rentang 24-27 November.
ADVERTISEMENT
Baru tiga hari menjadi tuan rumah, Filipina sudah dibanjiri kritik. Indonesia terlihat paling banyak mengajukan komplain.
Dari kontingen sepak bola Merah-Putih, dua insiden muncul ke permukaan akibat tidak sigapnya Panitia Penyelenggara Pertandingan SEA Games Filipina (PHISGOC). Yang paling mencuri perhatian ialah pemberitaan mengenai ofisial Timnas Indonesia yang tidak sengaja memakan makanan tidak halal.
Cabang olahraga (cabor) sepak bola Indonesia menilai tidak ada pemisahan antara makanan halal dan tidak halal. Tanda-tanda pembeda makanan pun tidak begitu jelas.
Kedua, Timnas Indonesia mengkritik liaison officer (LO) SEA Games 2019 yang terlambat mengirim transportasi.
“Biasanya di tempat makan itu berderetan udang, ayam, daging sapi. Namun, kemarin (26/11/2019) bagian daging sapinya berubah menjadi daging babi. Ada tulisannya, tapi tidak kelihatan. Saya tidak sengaja memakan jadinya," ujar Gatot Widakdo, Direktur Media dan Digital PSSI, kepada kumparanSPORT, Rabu (27/11/2019).
ADVERTISEMENT
"Transportasi Timnas juga terlambat. LO harus diperbaiki. Kami telat dua kali dan terpaksa harus jalan kaki. Di bandara pun penjemputan terlambat satu jam,” tambahnya.
Keterlambatan penjemputan di bandara juga dialami tim polo air putra Indonesia. Dean Baldwin—pelatih polo air putra—mengungkapkan sejauh ini cuma soal penjemputan itu yang menjadi bahan kritik buat tuan rumah.
“Cerita kami soal penjemputan itu. Selain itu tidak ada masalah. Tempat tinggal kami dari venue juga tidak jauh, bisa jalan kaki. Jadi, tidak perlu transportasi. Di kampung atlet juga fasilitas lengkap. Kamar baik, makanan juga,” tutur Dean saat dihubungi kumparanSPORT.
Keluhan tak berhenti di situ. Gatot Widakdo juga mengungkapkan rasa kecewanya terhadap fasilitas di Stadion Rizal Memorial.
ADVERTISEMENT
“Lapangan sebetulnya tidak ada masalah. Namun, infrastruktur pendukung seperti ruang ganti dan media center belum layak,” kata Gatot.
Menilik rapor merah tuan rumah Filipina, Menpora Zainudin Amali angkat bicara saat Pelepasan Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 di Istana Bogor, Rabu (27/11/2019). Menurutnya, catatan buruk Filipina itu tak semestinya membuat suasana jadi panas.
“Soal makanan ada skema antisipasi oleh Chef de Mission (CdM). Bayangkan, makanan pun kami bikin cadangan, apalagi soal lain," ujar Zainudin.
"Indonesia pernah menjadi tuan rumah Asian Games dan SEA Games . Kami memahami apa yang terjadi di sana. Sebagai sesama negara ASEAN, saya kira kita mendukung mereka. Kami berpikir positif saja pelayanan mereka makin baik,” sambungnya.
Indonesia sendiri melalui Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sudah melaporkan langsung secara baik-baik kepada tuan rumah.
ADVERTISEMENT
“Saya mendengarkan Ketua KOI, Pak Okto (Raja Sapta Oktohari, red), menelepon langsung. Indonesia sebagai tamu tentu akan berlaku baik. Pak Okto sudah berkomunikasi langsung dengan Presiden KOI Filipina. Saya mendengarkan bahwa tuan rumah sedang berupaya untuk melayani dengan sebaik-baiknya,” kata Zainudin.
Kritik ternyata tak cuma dilontarkan kontingen Indonesia. Singapura pun menyampaikan kepada PHISGOC soal sejumlah masalah di SEA Games 2019 , seperti transportasi, akreditasi, dan kurangnya makanan halal. Bahkan, tim bola lantai dan bola jaring Singapura harus membeli makanan sendiri.
“Saya pikir mereka (PHISGOC) sedikit kewalahan karena ada beberapa tim yang datang pada saat yang sama. Tentu saja, akan ada beberapa kekurangan di sana-sini,” kata CdM Singapura, Samuel Tan, dilansir GMA News.
ADVERTISEMENT
Selain Singapura, tim sepak bola Thailand terpaksa membeli air minum sendiri lantaran persediaan air tidak mencukupi.
“Air tidak cukup, makanan, dan perlengkapan juga. Namun, kami mencoba mengaturnya sendiri,” tutur asisten pelatih Timnas Thailand, Sawin Jaraspetcharanan.