Fuzhou China Open: Ahsan/Hendra Gugur di Perempat Final

8 November 2019 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Jika bola adalah teman bagi Tsubasa Ozora, drama adalah karib Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Fuzhou China Open 2019 hanya bisa menikmati drama seperti itu hingga perempat final. Melawan ganda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Ahsan/Hendra kalah 13-21 dan 20-22.
Chia/Yik mengawali laga di atas Court 2 Haixia Olympic Sports Center pada Jumat (8/11/2019) itu dengan keunggulan 3-0. Poin ketiga itu direngkuh karena Hendra terlambat meraih shuttlecock yang dikirim lawan dengan pukulan pelan.
Yang menjadi masalah bukan kecepatan, melainkan pemosisian Hendra. Pukulan diarahkan ke depan net, sementara Hendra ada di area tengah hampir belakang.
Tenang dulu. Ahsan/Hendra tidak tertinggal sampai 0-9 seperti gim pertama di babak 16 besar. Duo berjuluk The Daddies ini menyusul dan memangkas jarak hingga 5-6.
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Chia/Yik berhasil menambah keunggulan lewat pengembalian jauhnya. Sebenarnya Ahsan hendak mengambil shuttlecock tersebut. Namun, ia menyangka pukulan bakal out. Ternyata, ya, begitulah. Manuver itu malah berbuah angka bagi lawan.
Ahsan/Hendra menggeser kedudukan 6-8 menjadi 7-8 dengan cara yang unik. Setelah melakoni duel pukulan jauh, lawan menginisiasi laga pada pertarungan depan net.
Ahsan meladeni. Ia bergerak ke area kanan demi mengamankan shuttlecock. Dalam satu titik, Ahsan seperti kehilangan kendali. Pukulannya tidak tampak seperti pengembalian, melainkan eror yang bakal membuat shuttlecock terlempar jauh dari lapangan.
Ternyata tidak demikian yang terjadi. Shuttlecock menukik ke dalam lapangan. Chia lantas mengamankan shuttlecock dan melepaskan pukulan tanggung yang cenderung sporadis ke The Daddies.
ADVERTISEMENT
Nah, pukulan itu langsung disambar dengan pengembalian jauh yang membuat shuttlecock mengarah ke ujung lapangan. Chia/Yik salah baca. Mereka mengira bakal out, ternyata jatuh tepat di garis.
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
Keunggulan 11-10 di interval ibarat pelontar yang membuat Chia/Yik meloncat jauh. Dengan leluasa, mereka meraih poin demi poin dan menggiring skor pada kedudukan 18-12.
Serangan cepat dan beruntun Chia/Yik yang diarahkan ke Ahsan terlebih dulu, lalu ke Hendra membuahkan hasil. Hendra sebagai target terakhir berhasil dimatikan sehingga gagal mengembalikan shuttlecock. Kedudukan jadi 19-12.
Gim pertama selesai dengan hasil menyebalkan bagi Ahsan/Hendra. Mereka memang sanggup menghambat Chia/Yik mengonversi match point 20-12 menjadi kemenangan.
Namun, itu cuma hambatan sesaat. Keterlambatan Hendra menjangkau shuttlecock yang diarahkan ke dekat net menutup gim pertama dengan kemenangan 21-13 untuk Chia/Yik.
ADVERTISEMENT
Chia/Yik tetap berhasil mempertahankan keunggulan di babak kedua. Kedudukan 5-4 dirawat, lalu membesar hingga 9-6. Ahsan/Hendra masih kesulitan menemukan celah untuk menghimpun serangan.
Contoh paling jelas tampak dalam proses mengubah kedudukan 8-6 menjadi 9-6 itu. Chia/Yik mencecar Ahsan/Hendra dengan smash.
The Daddies membalas serangan dengan manuver defensif. Pertahanan itu tidak bertahan lama. Pada akhirnya, Chia/Yik merayakan torehan poin begitu Ahsan gagal menerima shuttlecock.
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan, di Fuzhou China Open 2019. Foto: Dok. PBSI
Ahsan/Hendra tertinggal 9-11 di interval. Ini adalah tanda bahaya sejadi-jadinya. Reli panjang dalam kedudukan 9-11 itu berhasil dimenangi Ahsan/Hendra. Tubian smash Chia/Yik berakhir buntung akibat eror yang membuat shuttlecock membentur net.
Namun, kondisi Ahsan/Hendra masih jauh dari aman. Chia/Yik menjauh hingga 14-10. Dua penempatan cerdik memampukan Ahsan/Hendra memotong ketertinggalan menjadi 12-14.
ADVERTISEMENT
Dalam kedudukan 12-15, Ahsan/Hendra berhasil menggempur Chia/Yik dengan rangkaian serangan depan net yang sangat merepotkan. Yik sampai harus memutar badan sambil melompat lalu langsung berlari ke sudut kanan untuk mengejar bola. Ia akhirnya gagal mencapai smash Ahsan yang diarahkan sedikit ke tengah lapangan.
Ahsan/Hendra menyamakan skor jadi 17-17. Sayangnya, reli sengit saat lawan memimpin 18-17 berakhir antiklimaks bagi Ahsan/Hendra. Pengembalian Ahsan gagal mengangkat shuttlecock dari bibir net.
Lawan pada akhirnya mencapai match point 20-17. Namun, Ahsan/Hendra belum tamat. Pengembalian lawan yang out menggeser kedudukan jadi 18-20 untuk Ahsan/Hendra.
Jika tidak bisa merengkuh angka dengan smash, gunakan cara yang lain. Ahsan/Hendra menggunakan cara yang lebih 'halus', yaitu penempatan cerdik. Skenario itu membuat Ahsan/Hendra menggamit dua poin, mengubah skor dari 18-20 menjadi 20-20.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, laga tidak berlanjut hingga gim ketiga. Chia/Yik berhasil menutup duel gim kedua dengan kemenangan 22-20. Itu berarti, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi satu-satunya ganda putra Indonesia yang menjejak ke semifinal.