Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Laga babak pertama Hong Kong Open 2019 pada Rabu (13/11/2019) yang mempertemukan Praveen Jordan/Melati Daeva dan Yang Po-Hsuan/Hu Ling Fang berakhir menyenangkan untuk kubu Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di atas Court 2 Hong Kong Coliseum, thriller sudah muncul bagi Praveen/Melati sejak gim pertama. Bagaimana tidak? Lawan membuka gim dengan keunggulan 5-1.
Praveen/Melati memang memberi perlawanan. Poin demi poin diraih, tetapi belum cukup untuk menutup interval dengan keunggulan. Yang ada, P0-Hsuan/Fang malah memimpin 11-8.
P0-Hsuan/Fang belum mau menyerahkan keunggulan pada Praveen/Melati. Yaaaah... siapa juga yang kelewat bodoh untuk membiarkan lawan berbalik unggul?
P0-Hsuan/Fang memimpin hingga 14-11. Praveen/Melati tentu punya kesempatan untuk memangkas jarak dalam kedudukan ini. Mereka melakoni reli sengit yang didominasi dengan pukulan tanggung dengan menekan.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, reli itu ditutup dengan tambahan poin untuk lawan akibat Praveen salah membaca pengembalian lawan. Mengira shuttlecock out, malah berbuah angka. Itu berarti P0-Hsuan/Fang unggul 15-11.
Tertinggal 14-19, Praveen/Melati mendapatkan angka akibat pengembalian service lawan yang berbuah eror. Fang menjawab service dengan pukulan cepat, tetapi tidak terukur, sehingga shuttlecock terlempar ke luar lapangan.
Namun, Fang tahu betul bagaimana membayar kesalahan. Service Melati dikembalikannya dengan pukulan yang menyasar Praveen.
Target yang disasar tidak siap dengan serangan seperti itu sehingga tidak bisa menangkal shuttlecock. Manuver itu membuat P0-Hsuan/Fang mengonversi game point 20-15 menjadi kemenangan 21-15.
Oke, Praveen/Melati yang belakangan kita kenal akhirnya muncul lagi di awal gim kedua. Keunggulan 2-1 diperlebar menjadi 3-1 lewat rentetan jumping smash ala Praveen yang meruntuhkan pertahanan lawan. Tubian smash itu berakhir ketika Po-Hsuan terjatuh saat berusaha mengembalikan serangan.
ADVERTISEMENT
Pengembalian service bisa menjadi senjata yang mematikan. Dalam kedudukan 5-4, Praveen memang tidak merespons service lawan dengan smash. Akan tetapi, sergapan yang menyasar ke area kosong di belakang posisi Fang membuat Praveen/Melati unggul 6-4.
Setelahnya, laga seperti berjalan searah. Praveen/Melati memperbesar keunggulan hingga kedudukan 11-4 di interval. Tentu saja mereka belum aman benar. Toh, P0-Hsuan/Fang yang membereskan gim pembuka dengan kemenangan.
Tertinggal jauh di interval tidak membuat P0-Hsuan/Fang mati kutu. Dari 4-11, mereka mengejar jadi 9-12. P0-Hsuan/Fang meraih poin kesembilan tadi dengan elegan, dengan rangkaian smash terukur.
Rentetan rangkaian itu berhenti begitu Melati melakukan eror saat mengembalikan smash Po-Hsuan. Melati seperti kehilangan kendali saat menerima smash Po-Hsuan sehingga pukulannya membuat shuttlecock terlempar ke luar lapangan.
ADVERTISEMENT
Cara serupa digunakan Po-Hsuan untuk memangkas ketertinggalan menjadi 15-16. Bedanya, kali ini Melati mengambil posisi di depan net. Kondisi itu cukup ironis karena pada awalnya Praveen/Melati yang memegang kendali reli. Counter attack does exist.
Memimpin 19-15 tidak menandakan Praveen/Melati dalam posisi aman. Bagaimanapun, lawannya tetap unggul kemenangan. Dalam keadaan seperti itu, Melati masih melakukan eror. Dalam service pula. Po-Hsuan mendekat jadi 16-19.
Melati berulang kali dipindai sebagai titik lemah. Dalam poin kritis, ia ditarget sebagai sasaran smash. Cara itu juga dipakai P0-Hsuan/Fang untuk mengubah kedudukan 17-20 menjadi 18-20.
Untungnya, langkah Praveen/Melati di Hong Kong Open 2019 berlanjut begitu pengembalian service Melati tidak sanggup dicapai oleh lawan. Kemenangan 21-18 di gim kedua itu ibarat asupan oksigen untuk memperpanjang napas Praveen/Melati.
ADVERTISEMENT
Gim pemungkas diawali dengan fragmen serupa gim kedua. Praveen/Melati dominan sehingga memimpin 6-2 dan berlanjut sampai 8-3.
Jumping smash Praveen saat ia dan Melati memimpin 9-3 berujung untung. Po-Hsuan terlambat menyambar shuttlecock sehingga keunggulan Praveen/Melati bertambah menjadi 10-3.
Kalau sudah seperti ini, meminimalisasi eror adalah perkara utama. Sejak awal serangan-serangan Praveen/Melati bukannya tidak mematikan. Masalah muncul begitu mereka melakukan eror, bahkan dalam keadaan menekan. Serangan menggebu-gebu tanpa akurasi tidak berbeda dengan mencari penyakit.
Kabar baiknya, Praveen/Melati bisa merawat keunggulan usai interval. Dari unggul 11-5, mereka menjauh hingga 14-5.
Eror yang ditakutkan itu muncul lagi. Saat unggul 15-7, Melati melakukan kesalahan dalam pengembalian backhand. Manuver defensif itu terlihat minim akurasi. Tak heran jika shuttlecock gagal menyeberang ke bidang permainan Po-Hsuan/Fang.
ADVERTISEMENT
Giliran Fang yang melakukan kesalahan serupa ketika Praveen/Melati unggul 16-10. Pengembalian saat meredam serangan justru membuat shuttlecock terpental jauh ke luar lapangan. Eror itu adalah angka cuma-cuma bagi Praveen/Melati. Keunggulan 17-10 menjadi milik juara French Open 2019 ini.
Lawan berusaha membuat Praveen/Melati langkah dalam kedudukan 19-11. Rangkaian pukulan menyilang yang dikirim Po-Hsuan/Fang menjadi bukti.
Kali ini, pengembalian mendatar Praveen yang membuat serangan terhenti. Shuttlecock membentur net sehingga lawan mengubah kedudukan jadi 12-19.
Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle akhirnya tidak menjadi satu-satunya wakil ganda campuran Indonesia di babak kedua. Penyebabnya adalah keberhasilan Praveen/Melati mengonversi match point 20-13 menjadi kemenangan 21-13.