Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Hanya ada satu wakil Indonesia di semifinal Fuzhou China Open 2019.
ADVERTISEMENT
Kepastian itu didapat begitu Jonatan Christie menutup duel perempat final melawan Anders Antonsen dengan kekalahan dua gim langsung, 16-21 dan 11-21. Sebelumnya, dua wakil Indonesia yang melangkah ke perempat final juga gugur.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kalah 13-21 dan 20-22 dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Praveen Jordan/Melati Daeva ditundukkan 15-21 dan 18-21 oleh wakil Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Hanya Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang bisa turun arena di laga perebutan tiket partai pemungkas pada Sabtu (9/11/2019).
ADVERTISEMENT
Kondisi Jonatan di gim kedua lebih parah lagi. Jonatan tidak menemukan celah dalam permainan Antonsen yang bisa dieksploitasi.
Sebaliknya, justru Antonsen yang leluasa mendikte Jonatan dengan tekanannya. Tidak mengherankan jika Antonsen bisa unggul 18-10 dan menuntaskan gim kedua dengan kemenangan telak 21-11.
Jonatan tidak bisa menampik bahwa permainannya menurun di laga ini. Tidak ada cerita seperti di semifinal French Open 2019, kala ia merengkuh 11 poin beruntun dan mengubah narasi laga melawan Viktor Axelsen, dari tertinggal 10-19 menjadi menang 21-19.
"Permainan saya tidak bisa keluar. Mungkin salah cara pikir. Dari awal, bukan saya yang mengejar lawan, tetapi saya yang dikejar terus,” kata Jonatan, dikutip dari laman resmi PBSI.
ADVERTISEMENT
Jonatan menjelaskan bahwa yang menjadi kendala bukan motivasi. Setiap pebulu tangkis datang ke Haixia Olympic Sports Center untuk menjadi juara. Yang menjadi masalah utama Jonatan adalah mencari solusi dalam keadaan tertekan.
“Setiap pukulan ragu. Satu dua poin enggak berjalan jadi buntu. Seharusnya saya berpikir lebih keras dan menemukan motivasi dan semangat lebih. Bukannya motivasinya kurang. Akan tetapi, saat stuck, saya harus bisa lebih termotivasi lagi, cari solusi. Ini yang bisa dilakukan pemain-pemain top seperti [Kento] Momota di kondisi seperti ini,” ujar Jonatan.
“Intinya, penyebab utama kekalahan tadi adalah cara pikir. Kalau cara main, sebenarnya saya sudah tahu. Akan tetapi, apa yang sudah dipersiapkan di latihan, enggak bisa jalan sama sekali,” tambahnya.
ADVERTISEMENT