Langkah Wahyu/Ade di Malaysia Masters 2020 Selesai di Babak Pertama

7 Januari 2020 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso.
 Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
Ganda putra Indonesia sudah harus kehilangan satu wakil meski Malaysia Masters 2020 masih ada di babak pertama.
ADVERTISEMENT
Wahyu Nayaka/Ade Yusuf gagal merengkuh tiket babak kedua. Mereka kalah 10-21 dan 19-21 dari wakil Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, pada Selasa (7/1/2020).
Wahyu/Ade sudah cukup direpotkan dengan permainan Kamura/Sonoda sejak awal gim pertama yang dihelat di Court 2 Axiata Arena, Kuala Lumpur, itu.
Ganda putra Jepang ini mampu memimpin 5-1. Untuk bisa mengimbangi permainan Kamura/Sonoda, setidaknya hingga momen ini, lawan mesti memiliki daya jelajah yang luas.
Faktor itulah yang belum dimiliki Wahyu/Ade. Mereka cukup sering mati langkah duluan saat berusaha meredam serangan Kamura/Sonoda yang didominasi oleh pukulan menyilang dan jauh.
Arahnya juga bervariasi. Salah baca sedikit, ya, sudah, angka melayang.
Ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso. Foto: Dok. PBSI
Dominasi Kamura/Sonoda kian menjadi-jadi. Mereka bahkan sanggup memimpin sampai 8-3.
ADVERTISEMENT
Angka kedelapan tadi didapat Kamura/Sonoda dengan cara yang menyebalkan. Wahyu/Ade yang kesulitan menyerang balik menutup reli dengan kesalahan saat penempatan shuttlecock. Mengira shuttlecock kiriman Kamura/Sonoda keluar, eh, mereka malah kehilangan angka.
Situasi belum membaik usai interval pertama. Tertinggal 4-11, Wahyu/Ade tidak sanggup mencari celah lawan untuk dieksploitasi Akibatnya, ya, kacau. Kamura/Sonoda dengan leluasa mendikte laga sampai memimpin 18-7.
Dua angka beruntun masih bisa direngkuh Wahyu/Ade. Masalahnya, kedua angka itu didapat karena murni kesalahan Kamura/Sonoda.
Bagaimanapun, situasi tersebut tidak mungkin muncul di sepanjang laga pentas elite seperti ini. Dan benar saja. Walaupun Wahyu/Ade dapat menggeser skor 9-20 menjadi 10-20, mereka tetap kehilangan gim pertama.
Smash jauh Wahyu menjadi bumerang. Pukulannya tidak akurat sehingga shuttlecock jatuh di belakang garis lapangan. Itu berarti, Wahyu/Ade menutup gim pertama dengan kekalahan 10-21. Oke, itu kekalahan telak.
Ganda Jepang, Takeshi Kamura (atas) dan Keigo Sonoda. Foto: AFP/Yung Jeon-je
Harapan suporter Indonesia untuk melihat Wahyu/Ade berlaga di babak kedua tidak langsung habis.
ADVERTISEMENT
Wahyu/Ade bisa memberikan perlawanan sengit yang membuat awal gim kedua berjalan seru. Setidaknya, mereka bisa mengimbangi hingga 4-4.
Wahyu/Ade bahkan memimpin 5-4 dengan cerdik. Ade mengirim pukulan lob jauh yang membuat lawan salah membaca penempatan shuttlecock.
Respons itu berisiko tinggi karena dapat membuat shuttlecock justru jatuh di belakang garis lapangan. Akan tetapi, hasilnya justru berpihak pada Wahyu/Ade.
Pasangan Indonesia ini bermain lebih lepas dan berani di gim kedua. Pukulan-pukulan jauh yang jarang betul terlihat di gim pertama muncul lebih sering di gim kedua.
Yang menggembirakan bagi kubu Merah Putih, pukulan seperti itu membuat Kamura/Sonoda cukup sering melakukan kesalahan sendiri. Misalnya, saat Wahyu/Ade tertinggal 7-9. Wahyu/Ade yang berpencar di sudut kanan dan kiri lapangan secara bergantian melepas pukulan jauh dalam kecepatan tanggung.
ADVERTISEMENT
Manuver itu tidak lantas membuat mereka langsung mendapat angka. Akan tetapi, reli terhenti begitu Sonoda gagal menyeberangkan shuttlecock dari bidang permainannya.
Eror itu muncul karena ia terlambat mengangkat shuttlecock kiriman Ade. Alhasil, Wahyu/Ade merapatkan jarak menjadi 8-9.
Wahyu/Ade bahkan menutup interval pertama gim kedua dengan keunggulan 11-9. Kamura/Sonoda langsung mengubah skor jadi 10-11. Namun, jumping smash tajam Ade membuat skor bergeser lagi jadi 12-10.
Prinsip yang harus dipegang Wahyu/Ade baik-baik adalah keunggulan tidak ada artinya jika tidak ditutup dengan kemenangan. Sejauh apa pun keunggulan, lawan masih bisa mengejar, apalagi kalau cuma dua angka seperti ini.
Permainan alot Kamura/Sonoda membuktikan tajinya. Mereka tak hanya mampu merapatkan jarak, tetapi juga berhasil menyamakan kedudukan jadi 17-17.
Ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso. Foto: Dok. PBSI
Nah, genting lagi, kan? Terlebih, Wahyu/Ade-lah yang menelan kekalahan di gim pertama.
ADVERTISEMENT
Momentum kebangkitan Wahyu/Ade kembali terganggu. Kini mereka malah tertinggal 18-19.
Akan tetapi, Wahyu/Ade merespons ketertinggalan itu dengan tepat. Service lawan langsung dijawab dengan adu drive sengit dari depan net.
Hasilnya pun tidak mengecewakan. Reli tersebut selesai dengan angka penyama kedudukan untuk Wahyu/Ade. Sergapan Ade dari depan net yang mengarah ke badan Sonoda menjadi penyebab mengapa skor imbang lagi.
Sayangnya, langkah Wahyu/Ade di Malaysia Masters 2020 selesai di babak pertama. Kamura/Sonoda bangkit dan merengkuh dua angka beruntun.
Itu berarti, kedua selesai dengan kemenangan 21-19 untuk Kamura/Sonoda. Wahyu/Ade gagal menyusul Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang sudah menyegel tiket babak kedua Malaysia Masters 2020.