Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pelatnas AOV & LOL SEA Games Disetop karena Anggaran? Ini Kata Kemenpora
5 April 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI ) tak melanjutkan Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) SEA Games 2021 Vietnam untuk Arena of Valor (AOV ), League of Legends (LOL ) PC, LOL Wild Rift Men, LOL Wild Rift Women. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora ) RI buka suara dan bicara soal anggaran dan prestasi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PBESI merilis surat yang salah satu poinnya menjelaskan bahwa Esport hanya diberi kuota memberangkatkan 38 atlet dari 6 nomor pertandingan dan 12 ofisial terakreditasi ke SEA Games 2021 Vietnam. Hasil review telah dikukuhkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga pada 30 Maret 2022.
Dari hasil itu, atlet dari empat game di atas tidak terpilih untuk berangkat. Deputi 4 Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Chandra Bhakti, menjelaskan kenapa AOV dan 3 nomor LOL tidak menjadi prioritas.
"Tentu itu ranah tim review. Jadi, tim review menilai dari usulan PBESI untuk nomor-nomor yang diusulkan untuk SEA Games. Tentu, dari nomor-nomor itu akan terlihat nomor mana yang Indonesia mempunyai target dan kompetisinya lebih tinggi dibanding negara lain," kata Chandra saat dihubungi kumparan, Selasa (5/4).
ADVERTISEMENT
"Kalau per nomor, misalnya di Mobile Legends, siapa sih atlet kita di Mobile Legends, gimana kalau disandingkan dengan atlet Vietnam atau Singapura, kira-kira menang atau enggak? Oh, kalau enggak mampu [prestasi], untuk apa kita kirim?" lanjut Chandra.
Jadi, ada potensi prestasi medali yang dipertimbangkan. Chandra Bhakti menegaskan pihak Kemenpora cukup selektif terhadap pengiriman kontingen ke SEA Games 2021 Vietnam. Ini tak cuma soal ranah Esport, tetapi juga pihaknya berusaha adil untuk cabang olahraga (cabor) lain.
"Nah, terkait dengan menetapkan target-target tersebut, tim review berhadapan langsung dengan manajer dan pelatih masing-masing. Jadi, dilakukan secara fair dan objektif. Jadi, enggak bisa cabor memaksakan, kan basis prestasi atletnya bisa ketahuan."
"Kalau dari masing-masing nomor itu punya target atau cuma reka-reka. Tim review itu terdiri dari praktisi, akademisi, perwakilan KOI, perwakilan KONI. Kemenpora tidak termasuk. Saya kira, cukup fair (adil) kok," tandasnya.
ADVERTISEMENT