PERSANI Tak Tahu Ada Tes Keperawanan untuk Atlet Senam

29 November 2019 17:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatnas senam aerobik Indonesia. Foto: Antara/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Pelatnas senam aerobik Indonesia. Foto: Antara/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Besar Persatuan Senam Seluruh Indonesia (PB PERSANI), Ita Yuliati, buka suara terkait polemik yang menerpa Shalfa Avrila Siani. Pesenam 17 tahun asal Jawa Timur itu dipulangkan secara paksa oleh pelatihnya karena dituding tak lagi perawan.
ADVERTISEMENT
''Kami dari PB sangat dikejutkan dengan pemberitaan di media online yang merilis pertama kali,'' kata Ita saat jumpa pers di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jumat (29/11).
"Kami tidak bisa menanggapi saat ini karena itu di luar kewenangan kami. Kami di PB juga tidak tahu apakah ada tes (keperawanan) itu dilakukan atau tidak.''
'Sejauh ini kami baru berkomunikasi dengan Pak Indra (Sibarani, Kepala Pelatih Pelatnas Senam di SEA Games) dan untuk isu tersebut dikatakan Pak Indra; biar kami yang tangani,'' kata Ita.
Ilustrasi senam. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA
Ita menjelaskan, selama pengalaman mengurus PB PERSANI belum ada ketentuan seorang atlet mesti perawan atau tidak. Bahkan, Federasi Senam Internasional (FIG) memperbolehkan atlet yang sudah memiliki anak untuk turun di kejuaraan dunia.
ADVERTISEMENT
''Sebenarnya di Gymnastic sendiri aturan itu juga tidak ada. Salah satu atlet ketika mengikuti kejuaran dunia di Oxana usianya sudah 43 tahun, memiliki tiga orang anak dan dia boleh-boleh saja ikut,'' tutupnya.
PERSANI, bersama dengan Kemenpora, kemudian menegaskan bahwa pencoretan Shalfa resmi karena penurunan prestasi di senam, bukan karena keperawanan.