Glosarium Pakaian Dalam

Lipsus "Dari Mana Datang Kutang" (Foto: Herun Ricky/kumparan)

Pakaian dalam dulu dan kini berbeda. Wujudnya berganti-ganti dari masa ke masa. Entah demi estetika, kenyamanan, atau bahkan deklarasi identitas diri.

Ragam jenis pakaian dalam dari berbagai daerah memunculkan rupa-rupa istilah. BH saja punya banyak sebutan, yakni bustehouder, beha, BH, bra, atau kutang.

Supaya tak salah mengerti, berikut glosarium atau kamus ringkas untuk pakaian dalam.

Badong, Jawa Timur 14-15M (Foto: Museum Nasional)

Badong: Celana dalam logam dengan kunci, digunakan oleh perempuan. Namun di lingkungan seni tari, badong adalah kostum yang dipakai di bagian punggung penari atau disebut praba. Sementara pada tari topeng, badong adalah ikat pinggang dari logam kuningan atau kulit yang diukir (ditatah).

Bikini: Pakaian renang wanita yang terdiri dari dua bagian. Bagian pertama ialah dua kain segitiga serupa bra untuk menutupi bagian payudara. Bagian kedua ialah kain segitiga untuk tubuh bagian bawah, dengan bagian depan menutupi pinggul tapi memperlihatkan pusar, dan bagian belakang menutupi bokong.

Bra: Kutang. Modifikasi dari korset, memiliki kerangka untuk menyangga dada. Berasal dari kata “brassiere” dalam bahasa Prancis yang bermakna “pakaian dalam anak”, tapi kemudian diartikan sebagai penopang dada.

Nusantara Sebelum Kancut dan Kutang (Foto: kumparan)

Braies: Selembar kain yang diselipkan di antara dua kaki, lalu ditarik ke atas dan disusupkan ke tali pinggang. Ini jenis celana dalam laki-laki pada abad ke-18.

Bralette: Bra tanpa kawat dan kain berbentuk mangkuk untuk dada. Hanya untuk menutupi bagian dada.

Briefs: Sejenis celana pendek, dengan karet pinggang melekat pada kain yang menutupi pinggul, selangkangan, dan pantat. Bahan kain tidak sampai menutupi paha.

Bustehouder (BH): Kutang/bra. Berasal dari bahasa Belanda yang artinya penopang dada.

Cawat: Kain untuk menutupi kemaluan, diikat dengan tali di pinggang. Digunakan laki-laki ataupun perempuan di Nusantara.

Tiga pria di Ontong Java 1880. (Foto: Dok. British Museum)

Drawers: Celana dalam sebatas lutut dan berkancing di bagian depan. Jenis pakaian dalam laki-laki pada abad ke-19.

G-String: Sepotong kain satin untuk menutupi area kemaluan, dengan tali melewati pantat dan pinggang.

Pakaian dalam wanita yang di pamerkan di Arts Decoratifs Museum di Paris. (Foto: AFP/FRANCOIS GUILLOT)

Kamisol: Pakaian dalam tanpa lengan yang menutup hingga ke pinggang, biasanya terbuat dari bahan tipis seperti satin.

Kancut: Celana dalam berbentuk segitiga.

Kolor: Tali celana dan sebagainya (dari karet atau kain)

Lipsus "Dari Mana Datang Kutang" (Foto: Herun Ricky/kumparan)

Kutang: Pakaian dalam wanita untuk menutupi payudara, terdiri dari kain berbentuk mangkuk, tali bahu, dan ban kerut guna menyangga dada.

Korset: Pembebat perut berbentuk kemban yang diberi kancing untuk membuat perut wanita tampak lebih kecil. Kutang―yang ketat dan panjang dari dada sampai pinggul―digunakan untuk membuat tubuh wanita terlihat langsing.

Pakaian dalam perempuan Eropa tahun 1900-an. (Foto: Dok. Buku "What Clothes Reveal")

Lingerie: Pakaian dalam wanita, pakaian tidur, dan gaun ringan.

Long john: Pakaian dalam pria berbentuk celana panjang elastis yang melekat di kulit.

Pakaian dalam wanita yang dibuat pada tahun 1905 di Arts Decoratifs Museum di Paris. (Foto: AFP/FRANCOIS GUILLOT)

Stagen: Semacam korset berbentuk kain panjang yang dililitkan di perut.

Thong: Celana dalam serupa bikini, namun dengan penutup bagian belakang lebih minim.

------------------------

Simak lebih dalam serba-serbi pakaian dalam di Liputan Khusus kumparan: Dari Mana Datang Kutang