Januhairy, Gerakan Pamer Bulu Ketiak Perempuan di Media Sosial

10 Januari 2019 10:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan tak segan memamerkan bulu ketiak yang tumbuh alami di tubuhnya (Foto: dok.Unsplash & Instagram The Love Magazine)
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan tak segan memamerkan bulu ketiak yang tumbuh alami di tubuhnya (Foto: dok.Unsplash & Instagram The Love Magazine)
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, definisi tubuh ideal yang berkembang dari generasi ke generasi diciptakan oleh media massa dan masyarakat kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Tak peduli seperti apa bentuk asli rupa kita, sebagian orang kerap berupaya untuk menyamakan diri dengan gambaran yang ada di mayoritas publikasi dan standar yang dianggap indah, cantik, dan tampan.
Oleh karena itu, upaya menutupi bekas luka, selulit, memakai krim pemutih, filler bibir, menyusutkan perut, meluruskan rambut, menambah volume payudara atau bokong, hingga mencukur bulu ketiak dan kaki adalah contoh tindakan yang lazim dilakukan perempuan demi memenuhi standar kecantikan yang ada.
Menantang hal ini, sejumlah pegiat gerakan perempuan berupaya menggaungkan body positivity. Kali ini, gerakan body positivity yang sedang menjadi tren adalah Januhairy. Gerakan Januhairy yang diinisiasi sepanjang bulan Januari 2019 ini berupaya untuk menyebarkan pemahaman bahwa bulu yang tumbuh di tubuh perempuan adalah suatu hal yang alami terjadi. Sedangkan di masyarakat kita, pemahaman yang membiarkan tumbuhnya rambut di tubuh perempuan terutama di bagian ketiak dan kaki masih menjadi hal yang dianggap tabu.
ADVERTISEMENT
Berawal dari perempuan-perempuan di Inggris, gerakan ini kian menggema dengan dukungan dari banyak perempuan di seluruh dunia melalu tagar #Januhairy di media sosial.
Gerakan ini diinisiasi oleh Laura Jackson dari Warwickshire, Inggris sejak awal bulan Januari dan kampanye ini juga dibuat sebagau upaya pengumpulan dana untuk proyek body positivity ”Body Gossip”.
Laura yang merupakan mahasiswa Universitas Exter, memaparkan bahwa idenya datang ketika ia memanjangkan bulunya untuk sebuah pertunjukkan.
"Meskipun saya merasa bebas dan percaya diri dengan hal ini, banyak orang-orang di sekitar saya tidak paham dan tidak setuju dengan alasan saya untuk tidak bercukur," ungkap mahasiswa drama tahun ketiga tersebut.
"Hal tersebut sangat membuka mata saya bahwa rambut yang tumbuh di badan seorang perempuan masih menjadi hal yang amat tabu," ujar Laura kepada Independent.
ADVERTISEMENT
Laura mengawali gerakan Januhairy dengan memposting foto ketiaknya di Instagram dengan diiringi caption "Setelah beberapa minggu terbisa dengan hal ini, saya mulai menyukai ‘bulu alami’ saya. Saya juga menyukai berkurangnya hari-hari tak menyenangkan untuk bercukur."
Gerakan ini pun mulai diikuti oleh banyak perempuan lainnya di media sosial. Mereka membagikan foto yang menunjukkan bulu yang tumbuh alami di bagian tubuh mereka dengan tagar #Januhairy. Selain memamerkan bulu halus di ketiak, banyak juga yang memamerkan bulu kaki mereka. Mereka juga mengatakan untuk tidak perlu malu menunjukkan sebuah kecantikan alami.
Salah satunya yang dilakukan oleh akun @jamiesquire, tanpa ragu ia memposting foto yang menunjukkan bulu yang tumbuh di ketiaknya. Ia menyerukan bahwa tiap manusia memiliki otoritas terhadap tubuhnya sendiri tanpa harus terbatasi dengan standar kecantikan di masyarakat yang kerap tidak masuk akal.
ADVERTISEMENT
Begitupun dengan akun @tablejar, yang turut bergabung dengan kampanye #Januhairy
Tertarik untuk menjadi bagian dari gerakan ini? Anda bisa mengikuti perkembangannya dengan menelusuri tagar #Januhairy, serta twitter dan Instagram @janu_hairy. Anda juga dapat berdonasi dengan mengunjungi website https://www.justgiving.com/crowdfunding/bodygossip.