Drama Mesin Blokir Ponsel BM Hampir Penuh dan Ancaman HP Baru Tak Dapat Sinyal

4 Oktober 2020 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IMEI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IMEI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah menempuh jalan panjang dan sempat tarik ulur, akhirnya sistem pemblokiran perangkat baru ponsel BM (black market) di Indonesia resmi berjalan 15 September 2020. Namun, dramanya tidak berakhir disitu.
ADVERTISEMENT
Selang sistem berjalan tak kurang dari dua pekan, muncul kabar bahwa mesin CEIR (Central Equipment Identity Register) yang menampung seluruh data nomor IMEI (International Mobile Equipment Identity) sudah dalam keadaan hampir penuh. Dari total kapasitas 1,2 miliar data, sudah terisi hingga 95 persen.
Hal ini mengakibatkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak bisa melakukan input data nomor IMEI untuk perangkat baru sejak 23 September 2020. Dampaknya, ponsel-ponsel baru dan resmi yang akan dijual di pasaran terancam akan hilang sinyal, karena nomor IMEI tidak terdaftar di sistem.
Kabar penuhnya data nomor IMEI di mesin CEIR disampaikan langsung oleh Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Dini Hanggandari, dalam diskusi virtual bertajuk “Optimalisasi Peraturan IMEI Dalam Memberantas Ponsel Ilegal”, pada Selasa (29/9). Dini khawatir mesin CEIR yang hampir penuh akan membuatnya down.
ADVERTISEMENT
"Data TPP (Tanda Pendaftaran Produk) yang ada selama ini kita sudah masukkan ke CEIR. Akibatnya, CEIR itu penuh, ditakutkan akan down karena terlalu banyak, CEIR ini untuk sementara tidak dapat menerima TPP IMEI yang berasalkan dari Kemenperin yang terbaru. Jadi, saat ini kesulitan," jelasnya dalam diskusi tersebut.
Ilustrasi IMEI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain itu, Kemenperin meminta kepada para produsen maupun distributor produk HKT (handphone, komputer genggam dan tablet) untuk segera memberikan data realisasi produksi dan impor. Salah satu penyebab penuhnya server CEIR saat ini adalah tidak sinkron antara data rencana dan realisasi dari produk HKT.
"Jadi produsen hanya memberikan data rencana produksi atau impor, tidak dengan data realisasinya. Bisa saja 'kan tidak semua perangkat jadi diproduksi atau impor. IMEI perangkat yang tidak jadi itu yang bisa bikin penuh CEIR. Kemenperin minta data perangkat yang berhasil diproduksi agar IMEI-nya tetap aktif," terangnya.
ADVERTISEMENT
Mesin CEIR memegang basis data IMEI dari seluruh ponsel-ponsel legal yang beredar di Indonesia, baik produksi dalam negeri maupun impor. Server CEIR menjadi acuan bagi para operator seluler untuk memverifikasi data dari mesin Equipment Identity Registration (EIR) yang selanjutnya dilakukan pemblokiran terhadap ponsel BM.
Ponsel yang nomor IMEI-nya tidak terdaftar dalam mesin tersebut, secara otomatis akan terblokir. Perangkat tidak dapat menerima sinyal dari operator seluler lokal, sehingga tak bisa digunakan untuk telepon, SMS, maupun internet, namun bisa digunakan jika tersambung jaringan Wi-Fi.
Skema implementasi pengendalian IMEI. Foto: Dok. Kominfo

Masalah teknis dan data mesin CEIR akan dibersihkan

Untuk mengatasi hampir penuhnya mesin CEIR, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail, menjelaskan pihaknya bersama ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia) dan Kemenperin akan melakukan pembersihan terhadap data IMEI yang tidak aktif di mesin CEIR.
ADVERTISEMENT
Ismail menganggap hal tersebut merupakan masalah teknis yang timbul akibat banyak data IMEI yang dikumpulkan, tanpa melakukan penyaringan.
"Jadi pas waktu kemarin semua data IMEI kita masukan agar sistem berjalan. Ternyata ada banyak data-data nomor IMEI yang lama tidak aktif bertahun-tahun, ponsel yang tidak jadi diproduksi, atau diimpor. Hal itu nanti akan di-cleansing. Dipisahkan. Istilahnya dikarantina. Jadi, IMEI yang aktif saja yang tetap ada di CEIR. Ini hanya masalah teknis biasa saja," jelas Ismail saat dihubungi kumparan, Rabu (20/9).
Penjualan Ponsel di Mal ITC Kuningan. Foto: Abdul Latif/kumparan
Meski status CEIR saat ini hampir penuh, Ismail menjelaskan saat ini sistem pemblokiran ponsel BM untuk perangkat baru yang aktif setelah 15 September lalu, tetap masih berjalan normal dan tidak terganggu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sekjen ATSI, Marwan O. Baasir, mengatakan pihaknya saat ini tengah fokus untuk melakukan pembersihan database CEIR untuk menghindari risiko sistem yang drop.
"Secara teknis ada syarat kinerja operasi, jika server terisi 100 persen akan ada degradasi kualitas dan kecepatan server-nya bisa menurun, sehingga kami harus mengantisipasi untuk menghindari server penuh. Kami sedang mencari solusi membersihkan data yang tidak dibutuhkan di database CEIR," terangnya saat dihubungi Sabtu (3/10).
Ke depannya, ATSI akan melakukan serah terima pengelolaan mesin CEIR ke pemerintah pada tiga minggu ke depan. Selanjutnya, setelah serah terima, pemerintah bisa meningkatkan kapasitas server agar jauh lebih besar untuk solusi jangka panjang.