Drone MALE Buatan Indonesia Siap Terbang Tahun 2022

21 Agustus 2017 15:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wahyu Widodo Pandoe, Deputi Bidang TIRBR BPPT. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wahyu Widodo Pandoe, Deputi Bidang TIRBR BPPT. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penelitian dan pengembangan terhadap pesawat tanpa awak buatan lokal tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE), terus dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan atas produk tersebut. Program yang pada dasarnya sudah dimulai sejak 2015 itu akan dipercepat pengembangannya dengan membentuk sebuah konsorsium untuk mengembangkan MALE. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap menggandeng sejumlah institusi, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga bisnis, untuk bersatu menjadi konsorsium drone MALE karya anak bangsa. Konsorsium ini terdiri Kementerian Pertahanan, TNI AU sebagai pengguna, Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai mitra perguruan tinggi, PT Dirgantara Indonesia sebagai mitra industri yang melakukan pembuatan pesawat, integrasi, dan komersialisasi, serta PT LEN yang akan mengembangkan sistem kendali dan muatan. Dengan adanya kerja sama ini, pengembangan drone MALE diharapkan bisa selesai dan siap terbang pada tahun 2022 mendatang, dengan urutan 2017 masuk tahap detail desain, 2018 masuk tahap manufacturing prototype termasuk pengadaan komponen flight control system, 2019 masuk proses integrasi, ground check, dan uji terbang, 2020 hingga 2022 masuk tahap proses sertifikasi. Drone MALE Indonesia ini diklaim memiliki kemampuan jangkauan jelajah operasi yang luas hingga 5.000 km dan ketahanan terbang tinggi selama 24 jam. Kemampuan ini diperlukan untuk misi pertahanan dan keamanan negara. "Salah satu keunggulannya terbang operasi 24 jam dan sanggup terbang setinggi 15.000 kaki untuk misi intelligence, surveillance, dan reconnaisance," ujar Dr. Ir. Wahyu Widodo Pandoe, Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, dalam acara penandatanganan kerja sama drone MALE di gedung BPPT di Jakarta, Senin (21/8).
Acara penandatanganan Drone MALE. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara penandatanganan Drone MALE. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Selain dilengkapi radar dan kamera untuk pemantauan, drone MALE juga akan dilengkapi kebutuhan persenjataan seperti roket untuk misi pertahanan. Dari kajian awal, BPPT berencana menyediakan 11 pangkalan drone, yang masing-masing memerlukan 3 unit, yang di antaranya 1 unit operasional, 1 unit standby, dan 1 unit perawatan. "Dalam waktu dekat perlu 3 unit drone MALE kali 11 pangkalan untuk meningkatkan keamanan negara kita terutama wilayah perbatasan, wilayah daratan, dan perairan, yang rawan gangguan kejahatan, termasuk pencurian sumber daya laut, penyelundupan narkoba, minyak, dan sebagainya," tambah Wahyu. Tidak disebutkan besaran dana yang dibutuhkan untuk membangun drone MALE. Satu yang pasti konsorsium ini bisa menjadi akselerasi mempercepat pengembangan, sehingga apa yang dicita-citakan selama ini (membangun drone MALE sendiri) bisa segera terwujud dan jadi kebanggan Indonesia.
ADVERTISEMENT