Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg berkali-kali membantah jika perusahaannya disebut menyalahgunakan privasi pengguna, meski berbagai tuduhan terus menerpa. Apa yang dibantah oleh Zuckeberg itu mungkin ada benarnya, karena secara tak langsung, Facebook mengakui bahwa tidak pernah ada harapan privasi saat menggunakan media sosial.
ADVERTISEMENT
Pengacara Facebook Orin Snyder mengkonfirmasi bahwa perusahaan tidak pernah melakukan penyalahgunaan seperti yang dituduhkan selama ini. Itu semua karena sebenarnya Facebook tidak pernah menyediakan keamanan privasi sama sekali.
“Tidak ada penyalahgunaan privasi sama sekali, karena memang tidak ada privasi,” ujar Snyder pada persidangan gugatan class action atas kasus penyalahgunaan data Facebook oleh Cambridge Analytica.
Perusahaan tidak pernah mengelak bahwa pihak ketiga memiliki akses pada data pengguna Facebook, maka dari itu Snyder menegaskan bahwa pengguna dari awal memang tidak bisa memiliki ekspektasi privasi di Facebook dan situs media sosial lainnya.
Argumen Snyder ini berbanding terbalik jika mendengar pidato Zuckerberg pada pertemuan pemegang saham. Pada kesempatan itu, dia bilang Facebook menekankan komitmennya untuk melindungi data pribadi pengguna.
ADVERTISEMENT
"Salah satu tema besar yang akan kita dorong selama 5 hingga 10 tahun ke depan adalah membangun visi platform sosial yang berfokus pada privasi ini," kata Zuckerberg kepada para pemegang saham.
Tentu saja Facebook berada di posisi yang sulit karena perusahaan menilai bahwa privasi bukanlah hal yang menguntungkan. Semakin banyak data pribadi yang dimiliki Facebook untuk dibagikan ke pihak ketiga, semakin banyak dan mudah pula pengiklan yang menyasarkan iklan tepat sasaran.
Berbagai masalah privasi data pengguna silih berganti menghajar Facebook. Salah satu dari banyaknya masalah keamanan data Facebook yang terbesar adalah skandal Cambridge Analytica yang mengumpulkan informasi tentang pengguna melalui aplikasi kuis yang tampaknya tidak berbahaya.
Gara-gara kuis yang kebanyakan pakai embel-embel pskiologi itu, setidaknya ada 87 juta data pribadi pengguna yang dibagikan ke tersebar ke pihak ketiga. Data itu kemudian diamfaatkan untuk memenangkan Donald Trump dalam Pemilu AS 2016.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, muncul juga kabar yang mengatakan Facebook meninggalkan ratusan juta data pengguna di server cloud yang dapat diakses oleh publik. Ada lebih dari 540 juta catatan yang berisi informasi pengguna, seperti nama akun, identitas lainnya, hingga apa saja yang mereka lakukan di Facebook .