Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Kisah Jack Ma: Guru Bahasa Inggris, Pendiri Alibaba, Konglomerat China
10 September 2018 17:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi salah satu orang kaya di China dan dunia, Jack Ma menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja. Ia benar-benar memulai semuanya dari nol, hingga ia mampu membangun dinasti Alibaba yang kini menjadi salah satu e-commerce terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Ma pernah dua kali gagal lolos tes masuk universitas, hingga akhirnya ia mampu melanjutkan sekolah di Institusi Pelatihan Guru Bahasa Inggris Hangzhou dan lulus pada tahun 1988.
Sejak kecil, pria yang bernama asli Ma Yun itu memiliki kegemaran untuk mempelajari segala hal tentang bahasa Inggris dan selalu berusaha untuk berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris karena banyaknya turis di China yang membutuhkan pemandu wisata.
Sebelum kuliah, Ma selalu menggowes sepedanya selama 40 menit setiap hari ke sebuah hotel di dekat distrik Xi Hu Hangzhou agar bisa bertemu turis asing. Ia menawarkan diri menjadi pemandu turis tanpa cuma-cuma alias gratis, hanya untuk melatih kemampuan bahasa Inggris-nya. Sapaan 'Jack' kabarnya diberikan oleh seorang turis yang menjadi temannya.
ADVERTISEMENT
Ma juga membeli radio sehingga ia bisa mendengarkan siaran bahasa Inggris setiap hari.
Sayangnya, kemahirannya dalam berbahasa Inggris tidak terlalu berdampak terhadap kesuksesannya. Ma kesulitan mendapatkan pekerjaan. Ia mendaftar ke berbagai perusahaan dan selalu ditolak. Saat restoran KFC pertama membuka gerai di China, Ma menjadi salah satu dari 24 pendaftar pekerjaan. Ma mengatakan 23 orang tersebut berhasil lolos mejadi karyawan. Hanya dirinya yang tak lolos.
Akhirnya, ia berhasil mendapatkan pekerjaan untuk mengajar bahasa Inggris di sebuah universitas lokal dengan bayaran yang sangat kecil, yaitu hanya 12 dolar AS atau setara Rp 179 ribu dalam sebulan. Meskipun begitu, Ma sangat mencintai pekerjaannya.
Jatuh cinta dengan internet
Di saat upaya mendapatkan pekerjaan yang layak rasanya selalu menemui jalan buntu, Ma berusaha menciptakan peruntungannya sendiri. Dia justru terus belajar dan berusaha menemukan jalan keluarnya sendiri. Ma sempat mendaftar untuk kuliah di Universitas Harvard . Namun sayangnya ia harus mengalami penolakan hingga 10 kali dari universitas ternama tersebut.
ADVERTISEMENT
Akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk menyicip teknologi saat mendapat kesempatan untuk pergi ke Amerika Serikat pertama kali pada tahun 1995. Perjalanannya itu merupakan bagian dari bisnis perusahaan penerjemah yang baru saja ia dirikan.
Perusahaan ini melayani jasa penerjemah untuk perusahaan-perusahaan China. Kemudian saat berada di AS, Ma dikenalkan dengan internet. Teman Ma mengatakan kepadanya jika "Semuanya ada di internet."
Ma melihat kesempatan bisnis yang besar di internet. Saat itu, komputer masih menjadi barang langka di China sehingga harganya sangat tinggi, selain itu jaringan internet dan email juga belum ada.
Lewat internet, Ma mencoba melakukan pencarian kata 'beer' pada mesin pencari di internet, namun ia tidak menemukan satu laman pun yang menujukkan bir dari China. Ini membuat Ma berpikir untuk memperkenalkan negaranya dengan internet.
ADVERTISEMENT
Lahirnya Alibaba
Ma telah dua kali membangun perusahaan. Dua-duanya gagal. Empat tahun kemudian, tepatnya tahun 1999, Ma bangkit dan mengumpulkan 17 temannya di apartemen miliknya.
Ia berusaha meyakinkan teman-temannya untuk berinvestasi terhadap visi yang digagas Ma untuk perusahaan yang ia usulkan, sebuah marketplace online bernama Alibaba .
Alibaba berdiri menjadi sebuah situs perusahaan yang mengizinkan para eksportir untuk memajang produknya di dalam situs Alibaba.com untuk kemudian dipesan dan dibeli oleh para pelanggannya dari seluruh dunia. Kala itu, Jack Ma menjabat sebagai CEO Alibaba.
ADVERTISEMENT
Cuplikan hari-hari awal berdirinya Alibaba yang didokumentasikan dalam film dokumenter 'Crocodile in the Yangtze', menunjukkan sosok Ma memiliki kemampuan berbicara yang menawan. Ma selalu memotivasi karyawannya dengan memaparkan mimpi-mimpi mengalahkan perusahaan yang lebih besar.
"Kita akan melakukannya karena kita masih muda dan kita tidak akan pernah menyerah," ujar Ma, dalam rekaman hari-hari awal Alibaba, dilansir Business Insider .
Alibaba memutuskan untuk membangun sebuah situs bernama Taobao untuk menandingi eBay di China. Situs ini pertama kali meluncur pada 2003 dan kini menjelma menjadi salah satu situs e-commerce terbesar di dunia.
Pada tahun 2013, Ma memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Alibaba. Posisinya saat itu digantikan oleh Johnathan Lu, sementara Ma beralih dengan menjabat sebagai Executive Chairman perusahaan.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir bakal lebih mudah jika saya tidak menjabat sebagai CEO lagi. Tapi sekarang sebagai chairman, kalau kamu ingin menjadi chairman yang bagus, ternyata lebih sibuk dibandingkan menjadi seorang CEO," ungkap Ma, kepada The Wall Street Journal.
Orang Terkaya di China
Alibaba melakukan IPO (Initial Public Offering) alias penawaran saham perdana pada pertengahan 2014. Dalam IPO tersebut, Alibaba meraup hingga 150 miliar dolar AS (setara Rp 2.234 triliun) yang membuatnya menjadi IPO terbesar dalam sejarah New York Stock Exchange.
Hal ini juga membuat Jack Ma menjadi orang terkaya di China dengan kekayaannya saat itu sebesar 25 miliar dolar AS atau sekitar Rp 372 triliun. Kini kekayaan bersih Ma mencapai 36,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 543,4 triliun, menurut Forbes.
ADVERTISEMENT
IPO mungkin telah menjadikan Ma seorang pria yang sangat kaya, namun ia tetap memilih kehidupan yang sederhana. Ma masih tampil seperti biasa. Dan ia juga masih suka membaca dan menulis cerita fiksi tentang kung fu, bermain poker, bermeditasi dan berlatih tai chi.
Keluar dari Alibaba demi kemanusiaan
Meski perusahaan yang didirikannya kini menjadi salah satu raksasa e-commerce di dunia, tapi Jack Ma memutuskan untuk meninggalkan Alibaba pada 10 September 2019, tepat di hari ulang tahunnya yang ke-55.
CEO Alibaba saat ini, Daniel Zhang, bakal menggantikan posisi Ma sebagai Executive Chairman perusahaan.
Langkah pensiun diambil oleh Ma untuk membuatnya bisa terjun ke dunia kemanusiaan dengan bebas, seperti halnya pendiri Microsoft, Bill Gates. Selain itu, Ma juga berniat untuk kembali ke dunia pendidikan dan menjadi guru.
ADVERTISEMENT
Jack Ma memang sudah mulai membangun yayasan kemanusiaan bernama Jack Ma Foundation sejak 2014. Yayasan tersebut difokuskan untuk meningkatkan sistem pendidikan di China, khususnya di daerah pedalaman.
Tahun lalu, yayasan ini menjanjikan 300 juta yuan atau sekitar Rp 668 miliar untuk mendanai program pelatihan guru selama 10 tahun ke depan.
Dengan tingkat pendidikan yang baik, Ma bertujuan menghapus kemiskinan di daerah pedalaman China. Sebelum mendirikan Alibaba, Ma yang juga merupakan seorang guru bahasa Inggris pernah mengatakan bahwa suatu hari ia akan kembali mengajar.
Dalam surat yang ditujukan untuk pemegang saham dan pelanggan Alibaba, Ma mengatakan akan tetap di dalam struktur perusahaan sampai pertemuan tahunan pemegang saham Alibaba pada 2020.
ADVERTISEMENT
"Saya telah menaruh banyak pemikiran dan persiapan ke dalam rencana ini selama 10 tahun. Saya senang mengumumkan rencana hari ini berkat dukungan dari mitra-mitra Alibaba dan dewan direksi kami," tulis Ma.