news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Melihat Argumen Penganut Bumi Datar

25 Januari 2017 15:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Bumi Datar (Foto: Flat Earth Society)
Ini bukan persoalan baru, kami tahu. Perdebatan mengenai apakah bentuk bumi itu bulat atau datar sudah berlangsung bertahun-tahun dan masih berlanjut bahkan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Masuk akal atau tidak adalah hal yang lain. Kubu bumi datar dan bumi bulat sama-sama punya argumen. Ada soal perspektif di sini.
Mari menelaah tiga argumen utama dari Perkumpulan Bumi Datar (The Flat Earth Society) seperti dipaparkan Flat Earth Society Indonesia lewat laman Facebook-nya dan laman YouTube Flat Earth 101.
Argumen-argumen tersebut merupakan tiang penyangga mereka dalam meyakini bumi bulat adalah omong kosong.
Horizon
Horizon di laut (Foto: Wikimedia Commons)
Horizon memiliki pengertian garis imajiner yang memisahkan bumi dari langit. Kita mengenalnya juga dengan istilah cakrawala.
Flat Earth Society meyakini, horizon yang berakhir di kejauhan samudra adalah propaganda. Lewat sebuah video di YouTube yang menjadi genggaman utama kubu bumi datar, mereka berupaya meyakinkan pemirsa dengan sebuah percobaan.
ADVERTISEMENT
Percobaan tersebut dilakukan dengan mengamati posisi kapal di lautan. Dalam video itu, seseorang (yang meyakini bumi datar) berdiri di pantai, dengan menggunakan kamera berkekuatan optical zoom sebesar 83 x, merekam posisi kapal di kejauhan.
“Apakah benar karena horizon yang melengkung, bagian bawah kapal jadi tidak tampak?” begitulah kira-kira yang coba dibuktikan oleh kubu bumi datar.
Dan ketika di-zoom, gambar mengeluarkan hasil sebagaimana foto berikut.
Bukti Horizon Flat Earth Society (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Bukti Horizon Flat Earth Society (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Kedua gambar tersebut, dengan penekanan bahwa tubuh kapal masih terlihat dari bagian bawah hingga ke atas, dan masih terlihatnya laut di belakang kapal hingga kejauhan, menjadi “pembuktian” dari Flat Earth Society bahwa bumi tidak bulat.
Tak ada horizon.
Bumi, menurut flat earthers, datar dan kita bisa melihat terus ke kejauhan hingga tak berbatas --andai manusia memiliki penglihatan yang cukup kuat.
ADVERTISEMENT
Kubu bumi datar juga menyebut bahwa foto-foto luar angkasa yang menunjukkan lengkungan di tepi luar bumi adalah suatu kebohongan.
Lengkungan bumi dianggap hasil fish eye lens (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Flat Earth Society menyebut hasil foto bumi tersebut melengkung karena menggunakan fish eye lens yang diperlukan untuk wide angle jika kamera kecil, dan computer generated imaginary (CGI) yang bisa membuat foto rekayasa bumi bulat.
Kubu bumi datar juga menyampaikan rumusan perhitungan lengkungan bumi. Perhitungan tersebut menggunakan teorema Phytagoras, dengan asumsi jari-jari bumi 6.371 kilometer.
Rumus Pitagoras menghitung lengkung bumi (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Menggunakan rumus yang tersedia dan jari-jari sebesar itu, seharusnya lengkungan bumi sebesar 8 inci per mil.
Selanjutnya, dilakukan eksperimen Bedford di Norfolk, Inggris, di mana sebuah kapal dialirkan pada sungai yang diklaim memiliki permukaan datar sepanjang 6 mil per 9,7 kilometer.
ADVERTISEMENT
Dengan perhitungan sebelumnya, apabila benar bumi bulat, maka akan ada 4,8 meter lengkungan bumi. Artinya, benda setinggi kurang dari 4,8 meter tak bakal terlihat.
Namun, Flat Earth Society melihat lengkungan tersebut tidak ada. Kapal dan layar yang hanya setinggi 4,8 meter tetap terlihat.
Jarak 9,7 km seharusnya melengkung 4,8m (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Kubu bumi datar mengatakan, objek yang terlihat mengecil bahkan menghilang jika dilihat dari kejauhan ialah karena masalah perspektif (sudut pandang) dan refraksi (pembiasan atau penyimpangan arah rambat gelombang).
Masalah perspektif dalam pandang jarak jauh (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Flat Earth Society juga menyebut, matahari terbit dan terbenam hanya masalah perspektif semata.
Perspektif melihat matahari (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Gerhana
Kubu bumi datar menyoroti prediksi gerhana yang dilakukan oleh NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat. Flat Earth Society menyebut bahwa NASA masih menggunakan metode perhitungan yang usang dengan Siklus Saros.
ADVERTISEMENT
Metode tersebut, kata kubu bumi datar, ditemukan oleh kaum Babilonia Kuno ribuan tahun silam, sehingga dinilai tidak mumpuni untuk menjelaskan gerhana.
Flat Earth Society juga mempertanyakan kenapa NASA yang memiliki dana miliaran masih menggunakan metode lawas tersebut.
Siklus Saros yang diributkan kubu bumi datar itu ialah, gerhana terjadi setiap 18 tahun 11 hari 8 jam sekali. Hal itu, kata mereka, bisa saja terjadi dalam bentuk bumi yang mana saja, tidak harus bulat.
Kubu bumi datar juga mengklaim animasi gerhana yang dibuat NASA adalah palsu.
Animasi gerhana dituding palsu (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Flat Earth Society mengatakan, asumsi-asumsi dasar yang melatarbelakangi hitungan jarak bumi ke bulan yang digunakan NASA sudah terlalu kuno, ditemukan 2.300 tahun lalu. Itupun dengan trigonometri (ilmu ukur sudut dalam astronomi) yang berasumsi bahwa bulan masuk bayang-bayang bumi ketika terjadi gerhana bulan.
Asumsi dasar perhitungan gerhana diklaim salah (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Flat Earth Society menyatakan, sebenarnya angka-angka dalam hitungan jarak bumi-bulan tersebut salah.
ADVERTISEMENT
Fakta-fakta tradisional diklaim salah (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Seiring dengan asumsi-asumsi mereka bahwa pemaparan NASA salah, kubu bumi datar mencoba memunculkan argumen-argumen baru, seperti matahari tidak sebesar ukuran yang diklaim, dan jaraknya pun tidak sejauh itu dari bumi.
Antartika
Antartika (Foto: cia.gov.id)
Antartika atau kutub selatan menjadi salah satu elemen penting dalam argumen Flat Earth Society.
antartika diklaim mengelilingi bumi (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Pembahasan soal Antartika dimulai dengan pernyataan bahwa globe merupakan peta palsu.
Flat Earth Society menyebut peta globe dibuat berdasarkan peta bumi datar (ditunjukkan pada gambar kanan di atas).
Kubu bumi datar menyangkal bahwa Antartika hanyalah benua yang berada di pucuk selatan bumi. Mereka mencermati catatan perjalanan Captain Cook pada 1772 mengelilingi Antartika selama 3 tahun 8 hari.
Mereka meyakini Antartika adalah dinding es yang menjadi batas luar bumi, di mana Cook mengelilingi bumi sepanjang 60.000 kilometer. Angka tersebut 1,5 kali panjang ekuator bumi.
ADVERTISEMENT
Flat Earth Society juga melihat perjalanan Admiral Richard Byrd, anggota militer AS yang turut dalam berbagai eksplorasi, salah satunya ke Antartika. Mereka menduga, informasi tentang Antartika dipalsukan karena beberapa hal, dan soal itu disinggung oleh Admiral Byrd pada berbagai kesempatan.
Kata-kata konspiratif Adm. Byrd (Foto: Youtube/ Flat Earth 101)
Beberapa catatan itu mendasari klaim bahwa bumi adalah datar. Argumen-argumen itu diklaim Flat Earth Society berdasarkan ilmu sains yang pasti, meski banyak juga yang terkesan spekulatif dan konspiratif.
Di Indonesia, argumen-argumen kubu bumi datar itu mendapat tanggapan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Baca selengkapnya bantahan LAPAN atas klaim penganut kepercayaana kubu bumi datar, pada story berikutnya.
ADVERTISEMENT
Ikuti terus di sini
ADVERTISEMENT