Mendikbud Nadiem Minta Google Prioritaskan Indonesia

20 November 2019 14:58 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim di acara Google for Indonesia 2019. Foto: Google Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim di acara Google for Indonesia 2019. Foto: Google Indonesia
ADVERTISEMENT
Raksasa teknologi Google baru saja menggelar hajatan Google For Indonesia 2019 di Jakarta pada Rabu (20/11). Dalam acara tersebut, Google mengumumkan berbagai inisiatif baru mereka untuk mendukung pertumbuhan inklusi dan pengembangan talenta untuk industri digital di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu inisiatif yang Google hadirkan adalah lewat program Bangkit, yang merupakan pelatihan selektif untuk membangun sumber manusia dalam bidang developer yang andal. Program ini merupakan hasil kerja sama dengan startup Indonesia yaitu Gojek, Tokopedia dan Traveloka.
Ketiga startup itu akan berperan sebagai penyedia mentor, penyeleksi ,dan pelatih bagi peserta Bangkit yang telah terseleksi. Google membuka pelatihan ini untuk 300 developer terpilih untuk mengikuti pelatihan selama enam bulan.
Menanggapi inisiatif yang telah dibangun Google untuk Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim merasa program Bangkit masih terlalu terbatas. Ia ingin program tersebut dibuka untuk lebih banyak peserta developer.
Mendikbud Nadiem Makarim di acara Google for Indonesia 2019. Foto: Google Indonesia
“Kalau kita commit untuk membantu membangun Indonesia, jangan dalam skala yang kecil. Program Bangkit bisa untuk 300 orang saat ini, coba pikir kalau bisa dibuka untuk 300.000 orang?” kata Nadiem.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini dianggap dapat membantu mempercepat peningkatan kualitas SDM di Indonesia untuk industri digital. Saat ini, Indonesia memang masih tertinggal untuk urusan jumlah talenta digital yang tersedia.
Selain itu, Nadiem yang juga mantan CEO Gojek itu juga meminta Google untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar prioritas. Hal itu juga dibarengi dengan perubahan peran pemerintah saat ini yang beralih menjadi enabler, bukan lagi regulator, sehingga itu membuat pemerintah Indonesia jadi lebih terbuka untuk kerja sama.
“Ada beberapa permintaan tolong Google dan perusahan lain tolong jadikan Indonesia prioritas nomor satu di dunia. Jarang ada kabinet yang siap kolaborasi, siap agile sistem bahkan OKR (objective and key result),” lanjut Nadiem.
Perusahaan teknologi Google. Foto: Arnd Wiegmann/Reuters
Menanggapi hal tersebut, Head of Corporate Communication Google Indonesia Jason Tedjasukmana mengatakan bahwa pihaknya menerima masukan tersebut. Meski begitu, ia hanya bisa berharap kalau ke depannya Bangkit bisa terus berlanjut dan menambah jumlah peserta.
ADVERTISEMENT
“Itu kita juga berharap mulai dengan 300 mudah-mudahan bisa tambah lagi,” ujar Jason.
Program Bangkit sendiri mulai dibuka sejak 20 November dan pendaftaran bisa dilakukan lewat g.co/bangkit. Pelatihan ini akan berlangsung selama enam bulan yang dimulai pada Januari 2020.
Selain Bangkit, Google juga menjalani inisiatif lain untuk mencari bakat baru di bidang bisnis, yaitu lewat program Gapura Digital dan Women Will khusus pebisnis wanita. Hingga saat ini, Google telah melatih hingga 1,6 juta orang Indonesia.