Menkominfo: 5G Jangan Jadi Tempat Radikalisme dan Ideologi Transnasional

4 Juni 2021 7:37 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. Foto: Kominfo
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. Foto: Kominfo
ADVERTISEMENT
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengingatkan agar kemunculan jaringan 5G jangan menjadi tempat berkembangnya radikalisme dan ideologi transnasional.
ADVERTISEMENT
Jaringan 5G sendiri baru hadir di Indonesia lewat operator seluler Telkomsel. Selain mereka, Indosat Ooredoo dikabarkan juga akan merilis 5G setelah lolos Uji Laik Operasi (ULO) bersama Kominfo awal Juni ini.
Menurut Johnny, jaringan 5G mesti dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa seperti digital economy, digital culture, digital society, digital government. Dia juga mewanti-wanti agar manfaat 5G tak dipakai untuk hal yang "mengganggu."
"Secara spesifik diingatkan agar kecepatan yang luar biasa 20 sampai 100 kali kecepatan 5G jangan sampai di hilir ini mengganggu," kata Johnny dalam acara peresmian jaringan 5G Telkomsel di Solo, Kamis (3/6).
"Jangan menjadi tempat berkembangnya radikalisme. Jangan menjadi tempat berkembangnya transnational ideology yang menabrakkan ideologi bangsa kita. 5G harus menjadi fondasi kuat mengimplementasikan, menghadirkan, dan membumikan ideologi bangsa kita di dalam hati dan keseharian masyarakat kita."
Ilustrasi internet 5G. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Sebelumnya, pesan yang sama juga sempat disampaikan Presiden Joko Widodo saat Hari Lahir Pancasila 1 Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Jokowi menjelaskan bahwa konektivitas antar-negara dipermudah dengan lahirnya berbagai teknologi. Hal ini tersebut mempermudah migrasi ideologi transnasional.
Jokowi juga meminta masyarakat mengantisipasi masuknya ideologi transnasional radikal. Namun, ia tak merinci apa yang dimaksud dengan konsep transnasional radikal.
"Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antar pandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antar ideologi," kata Jokowi dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual dari Istana Bogor, Selasa (1/6).
"Ketika konektivitas 5G melanda dunia maka interaksi antar dunia juga semakin mudah dan cepat. Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia, tidak mengenal lokasi dan waktu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jaringan internet 5G memang menawarkan konektivitas data yang jauh lebih baik dari pendahulunya. Tak hanya pubya kecepatan internet 20 hingga 100 kali lipat ketimbang 4G LTE, latensi atau jeda yang jaringan itu juga mendekati real time--sekitar 1 milidetik saja.