Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pria Teler Ini Kaget, Bangun-bangun Kena Tagihan Uber hingga Rp 662 Juta
25 November 2022 6:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seorang pria asal Manchester, Inggris, dikagetkan dengan tagihan perjalanan Uber miliknya yang tak masuk akal, menyentuh angka hingga ratusan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Awalnya, pria bernama Oliver Kaplan itu pergi ke pub bersama temannya setelah seharian bekerja. Usai bersenang-senang, dia memesan Uber untuk pulang, seperti yang telah dia lakukan sebelum-sebelumnya.
Namun kali ini, dia bangun kondisi mabuk dan kaget melihat tagihan perjalanan 35.000 Pound (sekitar Rp 662 juta) untuk perjalanan Uber-nya.
“Saya memesan Uber seperti yang saya lakukan hampir setiap malam dalam perjalanan pulang kerja dan semuanya tampak normal. Sopir tiba, saya masuk ke Uber dan dia membawa saya tepat ke tempat yang seharusnya saya tuju,” cerita Oliver, sebagaimana dikutip Manchester Evenings News.
Untungnya, jumlah saldo di bank rekening banknya tidak mencukupi sehingga transaksi gagal. Ia kemudian menghubungi layanan pelanggan Uber untuk mengatasi hal ini.
ADVERTISEMENT
'Nyasar' ke Australia
Usut punya usut, tujuan perjalanan yang ditetapkan ternyata adalah “Australia”, meskipun pengemudi menurunkannya tepat kediaman Oliver.
Dilansir Ubergizmo, tidak jelas apa yang terjadi. Namun sepertinya masalah ini berasal di sistem aplikasi bukan kesalahan pengguna.
“Saya masih bertanya-tanya bagaimana lokasinya ditetapkan ke Australia pada awalnya, mengingat itu adalah sisi lain dunia. Syukurlah mereka sangat baik tentang itu, dan langsung memperbaikinya. Namun saya tetap dibuat pusing soal hal itu,” kata Oliver.
Uber pun meminta maaf mengenai hal tersebut dan segera memperbaiki tarif tagihan ke rekening Oliver.
“Segera setelah masalah ini diangkat di akun Oliver, kami segera memperbaiki tarifnya. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” tandas perusahaan ride hailing asal Amerika Serikat tersebut
ADVERTISEMENT