Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
ADVERTISEMENT
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) memaparkan hasil riset terbarunya yang berhubungan dengan perusahaan transportasi online GOJEK . Sejumlah data menarik terungkap dalam studinya, salah satunya soal penghasilan para mitra ojek online GOJEK yang berada di bawah layanan Go-Ride.
ADVERTISEMENT
Hasil risetnya menunjukkan, rata-rata pendapatan bulanan mereka, terutama yang beroperasi di Jabodetabek, mencapai Rp 4,9 juta di tahun 2018. Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata UMK (Upah Minimum Kota) Jabodetabek sebesar Rp 3,9 juta.
Kemudian, untuk mitra Go-Ride di luar Jabodetabek, rata-rata penghasilan mereka pada 2018 mencapai Rp 3,8 juta alias Rp 1 juta lebih tinggi dibanding rata-rata UMK di luar Jabodetabek sebesar Rp 2,8 juta.
Upah yang diterima para mitra ojek online GOJEK ini turut memberikan kontribusi positif dalam perekonomian Indonesia. LD FEB UI mengatakan, penghasilan mitra Go-Ride menyumbang kontribusi sebesar Rp 16,5 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia.
"Kontribusi yang semakin besar dari GOJEK menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi digital," kata Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C. K. Walandouw, dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis (21/3). "GOJEK sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia telah menunjukkan kemampuan inovasi teknologinya untuk memperluas peluang penghasilan."
ADVERTISEMENT
Meski angka kontribusi mitra GO-RIDE itu terbilang tinggi, namun masih ada nilai kontribusi yang lebih besar lagi dari layanan Go-Food. Dalam catatan riset tim peneliti LD FEB UI, UMKM yang tergabung di GO-FOOD kontribusi omzetnya tembus Rp 18 triliun.
Studi LD FEB UI soal Dampak GOJEK Terhadap Perekonomian Indonesia
Tim peneliti dari LD FEB UI memanfaatkan metode kuantitatif dengan wawancara tatap muka yang menggunakan metode simple random sampling, dengan margin error di bawah 3,5 persen.
Studi ini melibatkan 6.732 responden, yang terdiri dari 3.886 mitra GO-RIDE, 1.010 mitra GO-CAR, 1.000 mitra GO-FOOD, dan 836 mitra GO-LIFE. Semua peserta ini mewakili populasi mitra di beberapa wilayah, dengan detail sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
- 9 kota untuk GO-RIDE, GO-CAR, dan GO-FOOD: Balikpapan, Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Makassar, Medan, Palembang, Surabaya, dan Yogyakarta.
- 6 kota untuk GO-LIFE: Bandung, Denpasar, Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Yogyakarta.
LD FEB UI tidak menyebutkan berapa lama durasi survei mereka, namun penelitian ini diklaim dilakukan pada akhir 2018. Ini juga menjadi riset lanjutan dari studi kasus GOJEK yang sama pada 2017 lalu.
LD FEB UI mencatat bahwa GOJEK bersama para mitranya memberi kontribusi ke ekonomi Indonesia mencapai Rp 44,2 triliun di tahun 2018. Riset kontribusi ekonomi dari GOJEK itu berasal dari empat layanan GOJEK, yaitu layanan ojek Go-Ride, layanan mobil panggilan Go-Car, layanan pesan antar makanan Go-Food, serta layanan untuk kebutuhan harian Go-Life.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah rincian nilai kontribusi dari keempat layanan dan mitra GOJEK untuk ekonomi Indonesia di 2018:
- Mitra pengemudi Go-Ride menyumbang Rp 16,5 triliun
- Mitra pengemudi Go-Car berkontribusi Rp 8,5 triliun
- Mitra UMKM Go-Food kontribusinya Rp 18 triliun
- Mitra Go-Life (Go-Clean dan Go-Massage) kontribusinya Rp 1,2 triliun