Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2

ADVERTISEMENT
Samsung belum mau menyerah untuk bersaing lebih keras di pasar smartphone China. Langkah terbaru mereka adalah memindahkan sebagian produksinya ke China mulai tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui biaya produksi smartphone di China memang murah. itu sebabnya Huawei, Xiaomi, Oppo, Vivo dan Realme bisa dengan mudah meluncurkan smartphone canggih dengan harga yang jauh lebih murah.
Kalau dipikir-pikir, memang langkah Samsung melakukan produksi di China ini memiliki banyak risiko. Namun sepertinya perusahaan telah memikirkan berbagai hal untuk mengantisipasi risiko tersebut.
Sebelumnya, Samsung Electronics telah menutup pabrik smartphone-nya di China pada Oktober lalu. Kemudian, Samsung diam-diam memindahkan produksi sebagian model Galaxy A ke kontraktor seperti Wingtech, yang tak begitu terkenal di luar China.
Lalu, berapa target Samsung untuk produksi smartphone buatan China? Menurut laporan Reuters, seorang sumber mengatakan Samsung berencana mengirim sekitar 60 juta smartphone buatan China ke pasar global dari total produksi 300 juta smartphone pada tahun depan.
ADVERTISEMENT
Wingtech dan ODM alias original design manufacturer lain telah membuat smartphone untuk banyak merek, termasuk Huawei, Xiaomi, dan Oppo. Keduanya terkenal suka memberi harapan kepada produsen smartphone untuk menekan biaya produksi sehingga nilai jual unit bisa murah.
Langkah Samsung memindahkan produksi ke China ini dianggap berisiko oleh para kritikus. Menurut mereka, Samsung bisa kehilangan kendali atas kualitas produk.
Mereka mengatakan, Samsung tak harus mengikuti kebijakan Huawei, Xiaomi, dan Oppo untuk bisa bersaing dengan mereka.
Samsung sendiri mengaku kalau pihaknya telah membuat batasan untuk smartphone yang dibuat di luar pabrik milik sendiri.
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.