Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Aplikasi Snapchat dikenal sebagai media sosial yang punya Stories, fitur yang memungkinkan pengguna berbagi foto dan video pendek yang bisa bertahan selama 24 jam. Ciri khasnya itu sempat membawa Snapchat booming dan dipakai semua orang di seluruh belahan Bumi.
ADVERTISEMENT
Aplikasi buatan Evan Spiegel ini bisa dibilang sebagai pelopor fitur Stories yang kini ada di hampir seluruh media sosial. Gara-gara fiturnya banyak dicontek, popularitas Snapchat makin menurun.
Salah satu aplikasi yang rajin menjiplak segala fitur yang ada di Snapchat ialah Facebook. Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu bahkan juga membawa fitur Stories ke kedua aplikasi milik anak perusahaannya, Instagram dan WhatsApp.
Menanggapi perilaku kompetitornya yang sering contek ini, Snapchat mengaku tidak mau ambil pusing. Perusahaan memang memiliki visi untuk selalu memulai hal baru dan menjadi inventor dari segala fitur yang nantinya menjadi standar industri media sosial.
“Kami ingin memastikan kami menjadi yang pertama dan kami akan selalu membuat inovasi, baik itu filter lensa atau hapus pesan otomatis, apapun yang membantu pengguna. Apakah itu video vertikal, Stories atau format lain, kami ingin menjadi pelopornya,” kata Nana Murugesan, Managing Director of International Markets Snap Inc., saat ditemui di Jakarta, Rabu (4/12).
Bagi Snapchat, persaingan tetap menjadi sebuah tolok ukur kesuksesan platform. Dibanding memikirkan media sosial, seperti Facebook dan Instagram yang suka mencontek inovasinya, Snapchat lebih memilih untuk fokus pada inovasi baru ke depannya.
ADVERTISEMENT
“Jika kita fokus terhadap banyak hal, itu akan sulit. Penting bagi kami untuk fokus terhadap hal-hal yang besar untuk suatu waktu, tapi ada hal-hal lain juga yang harus kita pikirkan. Iya tentu saja kami memikirkan persaingan, tapi kamu sangat fokus kepada inovasi, pusat dari semua yang kami lakukan,” jelas Murugesan.
Jumlah pengguna Snapchat di Indonesia masih sedikit
Di Indonesia, Snapchat tengah berupaya untuk merebut kembali pamornya yang sempat naik beberapa tahun lalu. Sebagai langkah utama, perusahaan melakukan partnership dengan perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo untuk memperluas awareness platform-nya.
Sementara itu, bisnis media sosial di pasar Indonesia bukanlah medan pertempuran yang mudah. Dari sisi pengguna saja, Snapchat sudah ketinggalan jauh dari Instagram dan YouTube. Setidaknya hal itu diungkap oleh mitranya, Indosat Ooredoo.
ADVERTISEMENT
“Pengguna Snap di Indosat masih sekitar 2 jutaan. Masih belum sebanyak YouTube. Yang paling banyak kan masih YouTube sama Instagram. Masih lebih dari 50 persen,” ungkap VP Head of Mobile Financial Services Indosat Ooredoo, Hendry Syaputra.
Bagi Snapchat, ini adalah saat yang tepat untuk memulai debut bisnisnya di Indonesia dan kembali membawa hype platform-nya itu.
“Bersama dengan kemitraan yang kami jalin dengan Indosat, aplikasi kami bisa jadi lebih mudah untuk diakses dan lebih lokal,” imbuh Murugesan.
ADVERTISEMENT