Smartfren Uji 5G di Indonesia, Kecepatan Internet Tembus 8,7 Gbps

19 Agustus 2019 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Smartfren uji jaringan 5G di Indonesia. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Smartfren uji jaringan 5G di Indonesia. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia mulai bersiap menyambut datangnya era jaringan 5G. Perusahaan telekomunikasi Smartfren bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta penyedia infrastruktur telekomunikasi ZTE menguji coba 5G di Marunda Refinery PT Smart, Bekasi, pada Senin (19/8).
ADVERTISEMENT
Uji coba 5G yang dilakukan diklaim menembus kecepatan akses download 8,5 Gbps hingga 8,7 Gbps. Sementara kecepatan upload mencapai sekitar 160 Mbps.
Uji coba ini dilakukan untuk menunjukkan kesiapan Smartfren dari sisi teknologi demi menyambut industri 4.0. Apalagi, dengan penggarapan teknologi 5G yang telah dilakukan oleh berbagai negara.
“Kami melihat bahwa dalam mendukung dari tercapainya Indonesia Unggul, salah satunya dapat dicapai dengan kesuksesan program peta jalan Making Indonesia 4.0, untuk itu peningkatan dari sisi telekomunikasi tidak dapat terpisahkan dan dapat dikatakan sebagai backbone utama untuk kesuksesannya,” beber Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, dalam uji coba tersebut.
Uji coba yang dilakukan oleh Smartfren dilakukan melalui “use case” yang terdiri dari 3 tahap, yakni peak throughout, remote monitoring using VR, dan remote troubleshooting with VR.
Uji Coba Jaringan 5G Smartfren Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
Melalui uji coba peak throughout, pihak Smartfren menguji rata-rata kecepatan sinyal 5G. Hasilnya, rata-rata kecepatannya bisa mencapai 8,6 Gbps.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Smartfren menguji jaringan 5G untuk remote monitoring melalui VR. Di sini, jaringan tersebut diuji apakah mampu menunjang pemakaian live monitoring untuk melihat bagian pabrik yang terlarang untuk dimasuki oleh manusia.
Selain itu, Smartfren juga menguji jaringan 5G melalui remote troubleshooting melalui VR. Remote troubleshooting itu sendiri maksudnya adalah penyelidikan awal dari kendala yang terjadi di bagian pabrik tersebut.
Pengujian yang terakhir ini dilakukan melalui penggunaan drone berkamera yang dijalankan melalui jaringan 5G untuk melihat kemampuan jaringan tersebut dalam mereduksi latensi. Hasilnya, video live stream yang dihasilkan dari kamera dapat berjalan dengan mulus.
Perusahaan telekomunikasi Smartfren. Foto: Aulia Rahman Nugraha/kumparan
“Dengan demikian dapat meminimalisir kecelakaan kerja karena operator tidak perlu berada di lokasi tersebut,” ujar Merza, menanggapi pengaplikasian jaringan 5G di dalam industri.
ADVERTISEMENT
Penggunaan jaringan 5G di dalam industri juga menurutnya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Tentu saja, nantinya industri akan semakin canggih lagi setelah adanya 5G.
“Kehadiran teknologi 5G akan membuka banyak peluang meningkatkan produktivitas dan juga efisiensi, melalui proses otomatisasi, proses pemantauan real-time, dan memungkinkan augmented reality yang lebih baik. Dan saya yakin masih banyak lagi pengembangan-pengembangan baru yang akan muncul,” ujar Budiono Muljono, CEO PT Smart Tbk.