Tony Fernandes Tutup Akun FB - Twitter: Banyak Kepalsuan, Kemarahan

14 Januari 2020 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Tony Fernandes. Foto: Willy Hadinata/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
com-Tony Fernandes. Foto: Willy Hadinata/kumparan.
ADVERTISEMENT
CEO AirAsia, Tony Fernandes, memutuskan untuk menghilang dari peradaban media sosial Twitter. Keputusan itu ia umumkan pada 12 Januari 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam cuitan perpisahannya kepada 1,3 juta pengikutnya, ia membeberkan alasan ia menghapus akun Twitter pribadinya. Menurut Fernandes, kini Twitter telah dipenuhi oleh hal-hal negatif, berita bohong, dan luapan kemarahan para netizen.
“Setelah menutup akun Facebook, kini saatnya untuk menghapus Twitter. Sudah lama menjadi penggemar platform ini, tapi sudah terlalu banyak hal negatif, berita bohong, dan kemarahan. Ini adalah perjalanan yang sangat seru. Saya merasa lebih baik tanpa Facebook dan saya yakin akan jadi lebih baik lagi tanpa Twitter. Media sosial sudah menjadi tempat luapan kemarahan,” tulis Tony Fernandes dalam cuitan terakhirnya.
Bos maskapai yang berbasis di Malaysia itu kini telah menutup akun Twitter miliknya. Sekarang ia hanya memiliki dua akun media sosial, yakni Instagram dan LinkedIn.
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai sosok yang disegani, tak sedikit netizen yang merasa terinspirasi dengan keputusan sang CEO AirAsia untuk meninggalkan lapak Twitter. Tak sedikit pula dari mereka yang akan merindukan kehadirannya di Twitter.
Fernandes diketahui telah bergabung di Twitter sejak tahun 2008. Ia cukup vokal menyuarakan berbagai isu di berbagai belahan dunia.
CEO AirAsia Tony Fernandes Foto: Intan Kemala Sari/kumparan
Tony Fernandes sempat menghapus akun Twitter pada tahun 2014. Dalam cuitan terakhirnya kala itu, ia mendorong para pengikutnya untuk memerangi penindasan.
Pertahankanlah apa yang kamu yakini, perangi penindasan dan yang terpenting, nikmati hidup,” tweet-nya.
Sebelumnya, Fernandes juga sudah menghapus akun media sosial Facebook pada Maret lalu. Langkah itu diambil sebagai bentuk protes dirinya terhadap video penembakan Christchurch, Selandia Baru, yang sempat disiarkan langsung oleh salah satu pelaku di platform buatan Mark Zuckerberg itu.
ADVERTISEMENT