Transaksi Gojek di Luar Indonesia Tembus Rp 21 Triliun

2 November 2019 17:23 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Startup penyedia layanan on-demand Gojek telah memasuki usianya yang ke-9. Berawal dari call center pemesanan ojek pada 2011 hingga transformasi menjadi aplikasi super, Gojek telah merambah bisnisnya dan mengekspansi layanan ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Gojek telah mengaspal di tiga negara di luar Indonesia, yaitu Singapura, Vietnam dan Thailand. Dalam jangka waktu satu tahun, Gojek berhasil menjadi salah satu pemain transportasi online yang dapat diandalkan di ketiga negara itu.
Selain transportasi, perusahaan juga menyediakan layanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti beli antar makanan GoFood, hingga pembayaran digital GoPay.
Logo baru Gojek di helm mitra pengemudi ojek online. Foto: Dok. Gojek
Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan bahwa ekspansi yang dilakukan di tiga negara itu sudah membuahkan hasil cukup baik. Buktinya, aplikasi Gojek di ketiga negara itu sudah memproses 1,5 miliar dollar AS selama 2019, atau sekitar Rp 21 triliun.
“Kontribusi internasional kita sudah bisa memproses transaksi sebesar 1,5 miliar dollar AS. Itu 12 bulan segitu. Tahun lalu 0 sekarang GMV (gross merchandise value) 1,5 milliar dollar AS,” kata Andre, dalam jumpa pers ulang tahun ke-9 Gojek, Sabtu (2/11).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Andre juga mengklaim bahwa Gojek telah memiliki basis pengguna yang cukup banyak di ketiga negara itu. Ada sekitar 1 juta pengguna dari total 5 juta penduduk Singapura. Di Thailand ada sekitar 2 juta pengguna GET. Sementara di Vietnam, ada 4 juta pengguna aktif Go-Viet yang mayoritas pengguna layanan ojek online.
Dengan demikian, jumlah pengguna Gojek di luar Indonesia telah memberi kontribusi 20 persen untuk total pengguna Gojek, dan 80 persen sisanya adalah pengguna di Indonesia.
“Semua pencapaian perusahaan ini mungkin sangat penting agar bisa long lasting. Menciptakan Gojek bukan hanya sebagai korporasi yang mencari profit tapi juga membantu ekosistem dan memberikan dampak sosial terhadap bisnis kami itu penting sekali,” ujar Andre.
ADVERTISEMENT
Untuk langkah ekspansinya sendiri, Gojek tidak akan berhenti sampai di sini. Andre mengatakan bahwa perusahaan akan lanjut memperluas pasar. Di 2020, ada dua kandidat negara yang bakal jadi targetnya, yaitu Malaysia dan Filipina.
Di Filipina, Gojek sudah menyediakan layanan pembayaran digital lewat perusahaan Coins di awal 2019, meski belum ada layanan on-demand yang masuk. Gojek mengakuisisi fintech asal Filipina itu sebesar 72 juta dolar AS atau setara dengan Rp 1 triliun.
Sementara di Indonesia sendiri, hingga saat ini Gojek memiliki lebih dari 2 juta mitra pengemudi, menghubungkan lebih dari 500.000 pengusaha makanan yang sebagian besar merupakan UMKM ke pasar yang lebih besar. Aplikasinya sendiri telah diunduh lebih dari 155 juta kali oleh pengguna di beberapa negara Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT