3 Platform Penyedia Penginapan yang Alami Krisis karena Pandemi COVID-19

8 Mei 2020 13:57 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mencari Penginapan di AirBnB Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mencari Penginapan di AirBnB Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membuat industri pariwisata merana. Mulai dari destinasi wisata, restoran, hotel, hingga platform penyedia penginapan berbujet rendah pun kena imbasnya.
ADVERTISEMENT
Imbauan untuk menjalankan social distancing dan membatasi mobilitas untuk kegiatan non-esensial membuat tingkat hunian penginapan terus menurun. Seiring dengan menurunnya tingkat okupansi, pendapatan yang diterima platform ini pun terus turun.
Pada akhirnya, keputusan-keputusan sulit pun dilakukan. Mulai dari mengurangi karyawan, hingga menghentikan operasional secara permanen.
Berikut kumparan rangkum tiga platform penyedia penginapan yang mesti mengalami krisis akibat pandemi COVID-19. Berikut ulasannya.

1. Airy Rooms

Salah Satu Kamar Airy Rooms Foto: Instagram (@airyindonesia)
Startup jaringan hotel murah asal Indonesia, Airy Rooms dikabarkan menghentikan kegiatan operasional secara permanen. Platform penyedia penginapan bujet ini juga akan mengakhiri kontrak dengan seluruh mitranya.
Setelah 31 Mei 2020, Airy Rooms tidak akan lagi menyediakan layanan untuk seluruh mitranya. Sebelum keputusan ini diambil, Tech in Asia juga mengabarkan bahwa Airy Rooms telah memberhentikan sekitar 70 persen stafnya.
ADVERTISEMENT

2. Airbnb

Salah satu penginapan unik di Indonesia yang bisa kamu temukan dalam Airbnb, Camaya Bali Foto: Instagram/@camayabali
Airbnb dikenal luas sebagai platform penyedia penginapan unik. Kamu bisa menemukan rumah atau kamar dalam berbagai konsep di platform ini. Berbasis di Amerika, Airbnb telah memiliki mitra properti penginapan yang tersedia di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Namun pada 5 Mei 2020 lalu, Co-Founder dan CEO Airbnb Brian Chesky, mengatakan bahwa Airbnb tengah mengalami krisis dan mesti mem-PHK 1.900 orang dari 7.500 karyawannya.
Langkah ini dianggap perlu, karena pemotongan anggaran dalam perusahaan saja dianggap masih jauh dari cukup untuk membiayai bisnis ini di tengah pandemi. Chesky mengatakan Airbnb terpukul keras dan pendapatannya pada 2020 diperkirakan takkan mencapai setengah jumlah yang diperoleh pada 2019 lalu.

3. OYO Hotels & Homes

Applikasi OYO Foto: OYO Hotels & Homes
Platform penyedia penginapan dari India ini dikabarkan merumahkan 600 dari 800 karyawannya. Kabar ini didapat kumparan dari salah seorang karyawan dari manajemen OYO yang enggan disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku diminta mengambil cuti atau leave of absence di tengah masa work from home (WFH) pada pertengahan April lalu. Menurut penuturannya, langkah tersebut diambil karena pendapatan perusahan menurun hingga 20 persen.
Karyawan yang setuju untuk dirumahkan mendapat gaji sebesar Rp 1,5 juta per bulan selama tiga bulan. Sementara yang tidak setuju disarankan untuk resign. Selain itu, OYO juga dikabarkan menunggak refund pada lebih dari 200 mitra propertinya, padahal mitra telah mengembalikan dana pesanan pada pelanggan.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.