Asosiasi Pelaku Pariwisata Bali Bantah WFB Jadi Penyumbang Kasus COVID-19

23 Juni 2021 12:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali  Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Program Work From Bali (WFB) disebut-sebut sebagai pemicu lonjakan kasus corona di Pulau Dewata. Kasus corona melonjak menjadi dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Penanganan COVID-19 Bali I Made Rentin mengatakan, ada dua faktor sebab lonjakan. Pertama, dari Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) untuk berlibur dan bekerja, termasuk program yang dikomandoi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, dengan menerapkan PNS bekerja dari Bali.
Namun, sejumlah asosiasi dan pelaku pariwisata di Bali membantah bahwa program WFB berkontribusi atas lonjakan kasus COVID-19 di Bali dalam beberapa hari terakhir. Hal ini disampaikan oleh Ida Bagus Partha Adnyana, Ketua Bali Tourism Board/GIPI Bali yang akrab dipanggil dengan Gus Agung, Selasa (22/6).
“Karena situasi pandemi, hal seperti ini sangat normal terjadi, keadaan akan naik turun sampai herd immunity terbentuk, jangan terlalu berlebihan,'' kata Gus Agung.
Pengurus Bali MICE Forum saat audiensi di sejumlah kementerian/lembaga mengenai work from Bali. Foto: Dok. Istimewa
Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Gus Agung, kasus virus corona di tiga zona hijau yang meliputi Sanur, Ubud, dan Nusa Dua sangat terkendali selama WFB berlangsung. Bahkan, iya menyebut bahwa pemerintah setempat telah menyiapkan perawatan bagi peserta WFB yang sakit.
ADVERTISEMENT
''Dalam situasi saat ini kita justru harus bersatu. Kalau memang ada yang sakit saat bekerja di sini, kita rawat saja. Semua sudah kita siapkan mekanisme nya,'' imbuhnya.
Sementara itu, Ketua ASITA Bali, Ketut Ardana juga membantah bahwa program WFB adalah penyumbang kenaikan COVID-19 di Bali. Ia juga menyebut bahwa ASITA telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan tegas.
Terlebih, pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) sudah melalui syarat-syarat perjalanan yang ketat, di antaranya hasil swab test negatif untuk dapat masuk ke Bali sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Ilustrasi virus corona di Bali. Foto: Nyoman Hendra Wibowo/Antara Foto
Sehingga, pernyataan yang menyebut WFB sebagai pemicu ledakan kasus di Pulau Dewata tidaklah tepat. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa masyarakat Bali sangat patuh pada protokol kesehatan .
ADVERTISEMENT
''Menurut kami dari ASITA sepanjang Prokes dilakukan dengan ketat dan tegas seharusnya bukan PPDN ini menjadi pemicu lonjakan Covid karena yang datang itu adalah orang-orang sehat,'' kata Ketut Ardana.
''Artinya pada saat mereka akan datang ke Bali (WFB ), mereka seharusnya sudah memenuhi aturan prokes, Test Antigen harus negatif, jika sudah di vaksin lebih bagus lagi. Jadi kecil kemungkinan ada yang lolos masuk ke Bali kondisi terjangkit,'' tambahnya.

Khawatir Adanya Penundaan Work From Bali

Ilustrasi Ubud Bali Foto: Shutter stock
Rencana PNS Work From Bali (WFB) dan kegiatan MICE di Pulau Dewata mulai Juli 2021 terancam dibatalkan, di tengah lonjakan masyarakat yang terpapar pandemi COVID-19. Kondisi ini tentu menimbulkan kecemasan bagi pelaku pariwisata dan MICE di Bali.
ADVERTISEMENT
Bayu Adisastra, pengusaha hotel di Bali mengungkapkan bahwa kebijakan WFB yang dicetuskan pemerintah telah memberikan angin segar bagi perekonomian masyarakat Bali. Ia menyebut bahwa okupansi hotel miliknya telah naik 25 persen atau terisi 70 kamar selama WFB berlangsung.
''Padahal dengan program Work from Bali yang baru berjalan beberapa waktu ini dampaknya sudah mulai terasa meskipun volumenya masih kecil sekali khususnya bagi kawan-kawan UMKM dan pelaku usaha pariwisata. Hotel saya occupancy sempat 25 persen atau terisi 70 kamar,” kata Adisastra.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Hal senada juga disampaikan oleh Putu Gede Wiwin Gunawasika, Ketua Bali MICE Forum (BMF) yang terlibat bersama 10 PCO/EO pengurus BMF melakukan audiensi ke sekitar 29 K/L dan BUMN mendampingi pemprov Bali.
ADVERTISEMENT
“Program ini belum mulai, baru akan berjalan. Meskipun secara sporadis kami melihat sudah mulai ada pergerakan K/L BUMN ke Bali secara langsung tanpa melalui kami. Kami hanya berharap tidak berimbas pada pembatasan ke Bali. Jika Bali relatif aman hingga saat ini,'' ujar Gunawasika.
''Dan kami juga membantah jika efek WFB yang membuat kenaikan covid di Bali. Lah kita ini belum ada apa-apa dengan program WFB. Belum ada arrangement yang masuk melalui kami saat ini,” imbuhnya.
Wacana WFH memang belum dibatalkan meski penularan COVID-19 melejit. Gubernur Bali Wayan Koster, mengatakan kasus corona di Pulau Dewata terkendali. Kasus harian rata-rata di bawah angka 50 kasus.
Di tengah lonjakan kasus nasional dan ditemukannya varian mutasi baru corona di sejumlah daerah, Koster mengaku telah membuat upaya pencegahan agar kasus corona tidak melonjak dan varian baru tidak menjalar ke Bali.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).