Dinas Pariwisata Bantul Siapkan Kalender Pariwisata untuk 2020

30 Oktober 2019 12:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Hindu melakukan pradaksina saat upacara Melasti di Pantai Parangkusomo, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (3/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
zoom-in-whitePerbesar
Umat Hindu melakukan pradaksina saat upacara Melasti di Pantai Parangkusomo, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (3/3/2019). Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sedang menyiapkan kalender atraksi wisata untuk 2020 sebagai promosi kegiatan pariwisata kepada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
"Insya Allah akhir tahun ini kita akan susun kalender kegiatan wisata dan memang untuk Bantul baru akan membuat kalender 2020 yang akan kita siapkan pada Desember 2019," kata Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, DIY, belum lama ini.
Menurutnya, ada atraksi lokal yang justru diminati orang luar karena orang lokal sudah sering lihat sawah, tapi orang yang di perkotaan atau negara maju melihat sawah dengan aktivitasnya atau melihat sesuatu yang di tempatnya tidak ada itu menjadi daya tarik," ucapnya.
Jalan menuju wisata Kebun Buah Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dengan demikian, kata dia, kalender wisata ini dapat menjadi pedoman bagi wisatawan asing atau dalam negeri merencanakan liburan ke Yogyakarta dan Bantul.
"Banyak kegiatan di Bantul dan dalam menyusun kalender ini kita sudah ada komunikasi dengan para lurah harapannya agenda di desa atau dusun kalau bisa ditetapkan tanggalnya, jangan tergantung pada pejabatnya yang kadang padat agenda," katanya.
Air terjun Pulosari, Bantul Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA
Seperti yang dilansir dari Antara, Selasa (29/10), lebih lanjut Kwintarto menjelaskan, jika berbicara terkait aspek potensi, pada prinsipnya setiap atraksi apapun itu kalau dikemas bisa menjadikan salah satu daya tarik, namun persoalannya kemasan yang seperti apa itu yang perlu dikonsep agar bisa membuat orang atau wisatawan tertarik untuk datang.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau ada ide kreatif seperti festival gropyok tikus di sawah yang dirangkai dengan tradisi wiwitan, kemudian merti dusun saya kira bisa menjadi daya tarik, artinya potensi itu ada, tidak hanya pertanian semua kegiatan masyarakat itu adalah atraksi yang bisa mendatangkan daya tarik," katanya.
Kwintarto menambahkan, dengan demikian peran stakeholder pariwisata juga bisa membantu masyarakat dalam rangka membuat kemasan kegiatan, agar mempunyai nilai tambah, sehingga orang tertarik untuk datang dan menikmati serangkaian atraksi wisata itu.