Geliat Pemprov Sulawesi Utara Sasar Turis Asal China

29 November 2019 20:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi turis asal China Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi turis asal China Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
China dikenal sebagai salah satu negara pengekspor wisatawan terbesar di dunia. Di destinasi manapun kamu bisa menemukan turis asal China, termasuk Sulawesi Utara.
ADVERTISEMENT
Menariknya lagi, turis asal China menduduki peringkat pertama wisatawan yang paling banyak datang ke Sulawesi Utara. Salah satu destinasi favoritnya adalah Likupang. Hal ini disampaikan oleh Steven Octavianus Estefanus Kandouw, Wakil Gubernur Sulawesi Utara.
"Semua wisatawan paling banyak datang dari China. Setiap tahunnya terjadi peningkatan," ujanya ketika berbincang dengan kumparan di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Jumat (29/11).
Presiden Joko Widodo bersama Ibu negara Iriana dan Sejumlah menteri kabinet meninjau kawasan ekonomi khusus Likupang, Minahasa Utara, Sulawasi Utara Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Likupang sendiri adalah salah satu destinasi wisata Indonesia yang tengah fokus dikembangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Likupang bahkan masuk ke dalam satu dari lima destinasi wisata super prioritas.
Destinasi ini dikelilingi pantai cantik dengan perairan jernih. Wisata bawah lautnya pun patut diacungi jempol. Menurut Steven, wisatawan China bahkan bisa menghabiskan uang minimum 15 juta hanya untuk snorkeling atau diving.
ADVERTISEMENT
Namun rupanya kedatangan wisatawan asal China ini bukanlah sesuatu yang tak disengaja, atau terjadi tiba-tiba tanpa sebab. Ada peran pemerintah daerah di dalamnya.
Wakil Gubernur Sulut, Steven Octavianus Estefanus Kandouw. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Dalam penuturan Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Utara Daniel Mewengkang, banyaknya turis China yang datang ke Sulawesi Utara, terkhusus Likupang diawali karena anjloknya pertanian. Harga-harga hasil pertanian seperti kelapa, cengkeh, dan pala anjlok.
Sehingga mau tak mau, Pemerintah Sulawesi Utara mesti mencari cara untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Hingga kemudian jatuhlah pilihan pada pariwisata.
Kadispar Sulut Daniel Mewengkang. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Untuk memaksimalkan performa pariwisata, pemda setempat kemudian menyasar turis asal China sebagai pasarnya. Dengan memperhitungkan waktu perjalanan yang relatif singkat, tak sampai lima jam dan memiliki potensi kuantitas yang tinggi.
"Pemikiran pemimpin kita, Tiongkok (itu) penduduknya 1,5 miliar. Yang beredar di dunia itu 20 persennya. Kalau 20 persennya (saja) berarti lebih banyak dari penduduk Indonesia. Berarti ada 300 juta yang beredar dari tiap tahunnya," jelas Daniel saat ditemui kumparan dalam Sosialisasi Promosi Pariwisata Pada Media Nasional di Amphiteater Woloan, Tomohon, Jumat (29/11).
Sosialisasi Promosi Pariwisata Pada Media Nasional di Amphiteater Woloan, Tomohon Jumat (29/11). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Ia menjelaskan bahwa perjalanan dari Manado menuju Guangzhou hanya menghabiskan waktu selama tiga jam. Sementara penerbangan dari Shanghai dan Nanning menuju Manado hanya berdurasi empat jam saja.
ADVERTISEMENT
"Dampaknya kita lebih gampang meraih dari orang-orang yang dari Tiongkok. Pemikiran pemimpin kita bahwa bagaimana kita ini dikenal dulu (adalah) dengan caranya banyak orang yang datang" ujarnya lagi.
Pantai Paal di Likupang, Sulawesi Utara Foto: Shutter Stock
Menurut penuturan Daniel selama 2016, ada 47 ribu wisatawan asal China yang berkunjung ke Sulawesi Utara. Jumlah tersebut kemudian meningkat pada 2017 hingga mencapai 87 ribu.
Pada tahun 2018, wisatawan asal China mencapai 127 ribu. Sementara untuk periode 2019, hingga bulan November, Sulawesi Utara sudah dikunjungi 129 ribu wisatawan asal China. Ia juga menambahkan bahwa target hingga akhir tahun mencapai 150 ribu orang.
Daniel juga menambahkan bahwa tahun depan rencananya akan ada acara Imlek yang diadakan oleh wisatawan asal Nanning, China di Sulawesi Utara. Kabarnya acara tersebut akan diselenggarakan pada 21 Januari mendatang di Sulawesi Utara itu akan dihadiri 19 negara.
ADVERTISEMENT