Graha Maria Annai Velangkanni, Gereja Menyerupai Vihara di Medan

27 Juli 2019 17:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gereja Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gereja Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Sepintas, tidak akan ada yang menyangka bahwa bangunan ini merupakan sebuah gereja di Kota Medan yang dikenal memiliki penduduk yang heterogen. Bentuk bangunannya lebih terlihat menyerupai sebuah vihara dibandingkan dengan gereja kebanyakan.
ADVERTISEMENT
Setidaknya itulah yang kumparan rasakan saat mengunjungi bangunan ini bersama rombongan Medan Heritage Walk yang disiapkan Archipelago International. Bila kamu terbiasa melihat bangunan gereja menggunakan warna-warna lembut seperti putih atau krem dalam bangunannya, maka gereja ini pun akan terlihat sangat jauh berbeda.
Tampak samping kapel bangunan utama Gereja Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Pemilihan warnanya bisa dibilang cukup berani. Meski warna dasarnya cukup lembut, tetapi beberapa bagian eksteriornya diberi warna merah menyala, hijau, kuning, biru, dan jingga. Adalah Graha Maria Annai Velangkanni, sebuah gereja yang menjadi salah satu destinasi wisata religius di Kota Medan.
Gereja ini didedikasikan pada Bunda Maria yang dikenal di India sebagai Annai Velangkanni Arokia Matha atau yang dapat dirtikan sebagai Bunda Penyembuh (Our Lady of Good Health). Dibangun pada September 2001-September 2005, Gereja Graha Maria Annai Velangkanni diresmikan pada Oktober 2005 silam.
Pastor James Barataputera, pendiri Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Graha Maria Annai Velangkanni didirikan oleh pastor asal India bernama James Bharataputra. Menurut pengakuan Pastor James saat ditemui kumparan, ia tidak menyangka bisa membangun gereja ini. Sebab awalnya, tanah tersebut hendak dijadikan pemukiman bagi masyarakat India yang di Medan untuk dilatih agar bisa mandiri dan maju.
ADVERTISEMENT
Namun, Tuhan berkata lain. Pastor James lantas mendirikan Graha Maria dengan visi menjadikan bangunan ini rumah bagi semua orang dari berbagai latar belakang. Sehingga semua orang bisa mendapatkan pengalaman bersama Tuhan.
"Gereja ini adalah lambang Indonesia, gereja bhineka tunggal ika. Dibuat dalam berbagai gaya sehingga semua orang bisa datang ke sini. Tujuannya agar semua orang bisa datang, berdoa, dan mendapat pengalaman bersama Tuhan," papar Pastor James dalam pertemuan singkat dengan kumparan beberapa waktu lalu.
Tampak samping Gereja Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selain didasari alasan ingin membuat bangunan ibadah yang bisa digunakan oleh semua agama, Gereja Graha Maria Annai Velangkanni disebut sebagai gereja bhineka tunggal ika karena menyampurkan berbagai nuansa dalam bentuk bangunannya.
Dari tampak luar, gereja ini terlihat berbentuk seperti vihara, dengan bangunan yang berundak-undak dan ukuran yang semakin mengecil semakin ke atas. Sementara atapnya berbentuk kubah dengan desain Indo-Mughal atau India Muslim.
Lukisan dalam kubah di atas altar Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Dari segi agama Katolik, kamu akan menemukan patung Bunda Maria dari surga pertama tepat di bagian depan gedung. Begitu pula untuk nuansa agama Kristen, kamu akan menemukan kisah-kisah Alkitab terlukis di kaca patrinya.
ADVERTISEMENT
"Jadi semua orang bisa ibadah di sini, kalau yang muslim datang mau salat, mereka bisa gelar sajadah. Ada ruangan di bagian bawah yang bisa dipakai, karena lantai dasarnya itu aula," ungkap Pastor James.
Tampak depan Gereja Graha Maria Annai Velangkanni dilihat dari taman bulat di depannya Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Lantai pertama Gereja Graha Maria Annai Velangkanni memiliki balkon yang dilengkapi dengan 14 jendela. Sebagai simbol dari jalan salib yang dilewati Yesus menjelang penyalibannya di Golgota.
Bagi kamu yang hendak beribadah dan mengikuti misa di gereja ini, kamu bisa menuju lantai pertama. Di dalamnya, kamu akan menemukan ruangan berdominasi warna putih dan deretan kursi kayu cokelat.
Lantai pertama Gereja Graha Maria Annai Velangkanni digunakan untuk beribadah Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Pada bagian depan, terdapat altar yang biasa digunakan pastor dan jajarannya ketika membawa rangkaian acara ibadah. Langit-langit di atas altar berbentuk kubah melingkar yang dihiasi lukisan Yesus semasa hidup hingga naik ke surga. Sedangkan pada bagian depan, tepat menghadap jemaat, terlihat patung Bunda Maria dan Yesus di setiap sisinya.
ADVERTISEMENT
Pada bagian luar, tepat sebelah kiri dan kanan bangunan gereja terdapat jalan melingkar menuju teras depan. Menurut Pastor James, bentuk ini seakan menunjukkan tangan Bunda Maria yang menyambut jemaat yang hendak beribadah.
Altar Gereja Graha Maria Annai Velangkani Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Sementara jika kamu memandang dari arah sebaliknya, dari gerbang masuk, jalan yang terbentang di sebelah kiri dan kanan bangunan ini seakan tangan para jemaat yang tersungkur menyembah. Sedangkan bagian kepalanya berada di taman kecil berbentuk bulat di depan pintu masuk menuju gedung.
Patung Bunda Maria dan Yusuf saat kelahiran Yesus di Gereja Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Itu sebabnya, pihak penjaga gereja memberikan larangan itu tidak memasuki kawasan taman tersebut, karena dianggap sebagai bagian kepala (fitrah). Menghabiskan dana sekitar Rp 5 Milyar, seluruh uang yang digunakan untuk membangun tempat peribadatan ini diakui James semua berasal dari sumbangan yang diberikan jemaat.
ADVERTISEMENT
Baik donatur dari Indonesia, India, Malaysia, Singapura, dan China. Berlokasi di Jalan Sakura III No. 7-10, Tanjung Selamat, Kec. Medan Tuntungan, pusat peziarahan ini menjadi salah satu destinasi wisata yang mesti kamu kunjungi saat berada di Medan.
Peraturan yang mesti ditaati peziarah yang datang berkunjung Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Ada beberapa aturan yang mesti kamu pahami jika hendak menyambangi Gereja Graha Maria Annai Velangkanni. Beberapa di antaranya adalah menjaga volume suara agar tidak mengganggu pengunjung yang sedang beribadah, menjaga kebersihan, tidak merokok, tidak mengonsumsi makanan dalam bentuk apapun, serta menggunakan pakaian yang sopan.
Kamu juga diharapkan untuk tidak melakukan PDA (Public Display of Affection), terutama bagi kamu yang datang bersama pacar. Hormati pihak gereja dengan tidak memfoto bagian tertentu yang diberi penanda "Larangan Berfoto". Jika kamu datang saat kondisi gereja tengah ramai peziarah, kamu diharapkan tidak berfoto di jalan layang melingkar, agar tidak mengganggu keluar masuk umat.
Kios oleh-oleh di Gereja Graha Maria Annai Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selain bangunan utama, kamu juga bisa menemukan beragam bangunan lainnya di sekitar kawasan Graha Maria Annai Velangkanni. Bangunan-bangunan tersebut umumnya merupakan kapel bagi umat yang hendak berdoa atau beribadah.
ADVERTISEMENT
Traveling tentu saja tak lengkap tanpa oleh-oleh, kan? Nah, kamu tak perlu khawatir. Karena, di bagian samping bangunan utama, kamu akan menemukan kios oleh-oleh yang menjual rosario, patung Bunda Maria, patung Yesus, Alkitab, dan berbagai pernak-pernik lainnya.
Bangunan kapel selain gedung utama dalam kawasan Gereja Velangkanni Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Menariknya, karena gereja tersebut berada di Medan yang notabene penduduknya berasal dari berbagai suku dan latar belakang budaya, Graha Maria Annai Velangkanni menyematkan salam maria dalam berbagai bahasa di bangunannya.
Salam Maria dalam bahasa Karo yang diukir di dinding jalan layang gereja Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Salam maria itu diukir di dinding jalan melingkar, seperti dalam bahasa Indonesia, Toba, Simalungun, India, China, dan berbagai bahasa lainnya. Ukiran tulisan itu menjadi penanda usaha gereja ini menjadi simbol toleransi antar umat beragama dari berbagai latar belakang di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT