Gubernur BI Ingin Wisata Bahari Tak Jadi Destinasi Wisata Massal

13 Desember 2019 9:33 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Selayaknya dua sisi mata uang, pariwisata tak hanya membawa berkat baik saja bagi para stakeholders. Tetapi bisa juga membawa dampak negatif, apabila pariwisata tidak diusahakan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Contoh sederhananya seperti Kota Amsterdam di Belanda yang populer sebagai destinasi wisata dunia, namun kini juga mesti menderita overtourism karena terlalu banyak pengunjung. Atau seperti terumbu karang Bunaken yang sempat rusak akibat sampah plastik dan kapal yang kandas beberapa tahun lalu.
Melihat hal ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam pidatonya ia memohon agar wisata bahari Indonesia tak jadi destinasi wisata massal. Hal tersebut ia sampaikan ketika menjadi salah satu pembicara dalam Gelar Wisata Bahari yang diadakan di GMB Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (12/12).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
"Mohon itu yang utama yang pertama, tolong wisata baharinya jangan (jadi) wisata bahari massal. Jangan massal," tegasnya. Menurut Perry, akan lebih baik apabila wisata bahari Indonesia difokuskan untuk menargetkan wisatawan premium.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita akan fokus mencari valuenya, mencari premiumnya, dan memang targeted tourism. Karena kenapa kalau massal? Rusak. Ingat Bunaken dulu," tambahnya sembari mengingatkan.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memberikan keterangan pers terkait hasil Rapat Dewan Gubernur BI bulan Maret di Jakarta, Kamis (21/3). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Untungnya kini, kondisi Bunaken dan terumbu karangnya mulai membaik. Perry bahkan berencana untuk diving ke pulau di Sulawesi Utara itu dan mempromosikannya melalui video promosi Bank Indonesia.
Perry beranggapan bahwa dengan menargetkan wisatawan premium, nilai tambah yang bisa didapatkan wisatawan akan lebih besar. Sehingga 'harga' destinasi wisata itu juga akan lebih mahal dan membuat wisatawan akan tinggal dalam jangka waktu yang lebih lama.
Gelar Wisata Bahari di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (12/12). Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Terlebih lagi, biasanya wisatawan yang gemar diving atau menyelam tidak hanya akan menghabiskan satu atau dua hari saja untuk berlibur. Dengan fokus menyasar pada wisatawan premium, juga akan membuat pengembangan destinasi wisata bahari Indonesia jadi lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Longer stay, value added, targeted premium price. Itu adalah poin yang pertama, dan yang jelas ecofriendly, itu akan sustain," pungkas Perry Warjiyo.
Gimana, kamu setuju dengan usulan Gubernur Bank Indonesia ini?