Laut Mati Hingga Venesia, 5 Destinasi Wisata Dunia yang Diprediksi Akan Lenyap

23 Desember 2020 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengunjung berjalan di lapangan Santo Markur yang sepi di Venesia, Italia, Selasa (10/3). Foto:  REUTERS / Manuel Silvestri
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung berjalan di lapangan Santo Markur yang sepi di Venesia, Italia, Selasa (10/3). Foto: REUTERS / Manuel Silvestri
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim telah membuat perubahan yang sangat dahsyat di muka bumi sejak 1 abad terakhir. Kenaikan muka air laut, mencairnya es di kutub dan cuaca ekstrem jadi beberapa gejala yang harus diwaspadai bersama.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, dampak permasalahan iklim global membuat sejumlah destinasi wisata terkenal di dunia ini terancam punah. Hal itu meliputi kenaikan permukaan air laut, angin kencang, tanah longsor dan lainnya.
Bahkan, beberapa ahli mengatakan bahwa dalam waktu 20 tahun ke depan, kita tidak lagi menyaksikan tempat-tempat dan bangunan yang selama ini ramai dikunjungi wisatawan. Berikut destinasi wisata yang diprediksi akan hilang ditelan bumi.

1. Venesia, Italia

Polisi berpatroli saat St.Mark's Square terendam banjir di Venesia, Italia. Foto: REUTERS / Manuel Silvestri
Venesia adalah sebuah kota di Italia yang menawarkan kecantikan pemandangan kota. Namun nahas, kota ini kerap dilanda banjir. Bagaimana tidak, dalam satu abad terakhir 118 pulau kecil di Venesia tenggelam, karena naiknya tingkat permukaan laut
Beberapa bagian di kota ini telah terendam sebanyak 9 inci dan setiap tahunnya batas air laut di St. Marks Square akan naik sebanyak 4–6 mm. Kota indah yang berada di jantung kota Italia ini pada akhir tahun 2012 mengalami banjir yang hebat.
ADVERTISEMENT
Kala itu, hampir seluruh kota terendam air. Banjir yang sangat besar ini disebabkan oleh derasnya hujan dan angin yang melanda. Sekitar 70 persen daratan di Venesia terendam dengan kedalaman 1,5 meter.

2. Shanghai, China

Kota Shanghai di Malam Hari Foto: Pixabay
Shanghai, kota yang berada di China ini sebetulnya dulu adalah kawasan rawa-rawa. Namun, lama-lama kota ini menjadi populer setelah dibangunnya gedung-gedung pencakar langit untuk tempat tinggal masyarakat di daerah tersebut. Efeknya, tiap tahunnya permukaan tanah di Shanghai turun setengah inci.
Berdasarkan data PBS, permukaan tanah di Shanghai turun sekitar 2,4 meter hanya dalam waktu 40 tahun. Para ahli memperkirakan, tanah di Shanghai tak mampu lagi menahan beban berat bangunan di atasnya. Diprediksi suatu saat Shanghai akan tenggelam apabila Sungai Yangze meluap.
ADVERTISEMENT

3. Machu Picchu, Peru

Traveler mendaki ke Machu Picchu dan bertemu llama Foto: Shutter Stock
Machu Picchu adalah kawasan yang terkenal akan arsitekturnya yang mengagumkan, serta pemandangan dan geografisnya yang luar biasa di atas lembah Urubamba.
Banyaknya turis yang berkunjung mengakibatkan beberapa puing di kawasan ini mengalami kerusakan. Perlu pemeliharaan secara khusus demi memperbaiki situs-situs di Machu Picchu, sebelum reruntuhan ini benar-benar menjadi puing.
Salah satu pendapat menyatakan bahwa Machu Picchu ditinggalkan oleh Suku Inca karena ditaklukkan oleh bangsa Spanyol. Namun, pendapat lain mengatakan bahwa ketika Spanyol datang ke sana, kota itu sudah sepi. Diduga lebih dari 50 persen penduduknya meninggal karena wabah cacar yang menyerang pada 1527.
Machu Picchu. Foto: Pixabay/skeeze
Machu Picchu kemudian terbengkalai selama ratusan tahun di antara hutan-hutan lebat. Berada di dalam lembah dan dikelilingi hutan, membuat Machu Picchu tak tersentuh oleh tangan-tangan kolonialis. Hingga 1911, kota kuno itu ditemukan kembali oleh professor Universitas Yale, Amerika Serikat, Hiram Bingham.
ADVERTISEMENT
Jika kamu penggemar arsitektur dan pemandangan yang mengagumkan, maka kunjungilah tempat ini secepatnya, sebelum ledakan turis membuat reruntuhan ini benar-benar hanya menjadi puing.

4. Maldives

Maldives (Maladewa) Foto: Pixabay
Siapa yang tak kenal Maldives? Pulau tropis yang jadi destinasi favorit untuk berbulan madu ini memiliki resor-resor cantik yang akan membuat kamu betah berlibur.
Sebagai salah satu tempat terindah di dunia, Maldives harus menghadapi kenyataan akan lenyap dari muka bumi. Pada saat tsunami melanda 2004 lalu, 40 persen dari keseluruhan Maldives telah terendam air.
Tahun 2100 batas air laut akan meningkat hingga 97 cm. Jika batas air laut lebih banyak lagi, Maldives diprediksi menjadi tempat pertama yang hilang ditelan laut.
Sementara pada 2017 lalu, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Nature menyebutkan bahwa perubahan iklim telah menyebabkan permukaan air laut meningkat, dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
Maldives merupakan salah satu negara kepulauan yang letaknya paling rendah di dunia, jadi jelas negara ini menjadi tempat yang paling berisiko tenggelam karena naiknya permukaan air laut.

5. Laut Mati, Yordania

Sinterklas berpose sambil duduk di samping pohon Natal di atas formasi garam di Laut Mati, dekat Ein Bokeq, Israel. Foto: Amir Cohen/REUTERS
Di masa mendatang, Laut Mati di Yordania terancam hilang akibat menyurutnya sumber aliran air. Sejumlah solusi pun telah dilakukan untuk menyelamatkannya.
Prediksi para ahli, dalam kurun waktu 60-70 tahun lagi, air di Laut Mati akan habis. Kemungkinan para turis akan kehilangan salah satu objek wisata menarik di dunia.
Air di Laut Mati mengandung 10 kali kadar asin daripada air laut normal, yang membuat mineral dari Laut Mati menjadi sangat baik dan dijadikan berbagai produk terapi dan kosmetik. Akibatnya, Laut Mati dieksploitasi secara berlebihan, sehingga laut tersebut menyusut lebih cepat dari yang diperkirakan dan diprediksi akan hilang beberapa tahun lagi jika tidak dirawat dengan baik.
Tepian Laut Mati di Yordania Foto: Shutter Stock
Dengan jumlah air dari sungai yang semakin sedikit, ditambah proses evaporasi yang terjadi di Laut Mati, saat ini tinggi permukaan air di sana terus berkurang. Angkanya hampir mencapai satu meter dalam waktu setahun. Kemungkinan angka satu meter ini akan terus bertambah, seiring dengan bertambahnya waktu.
ADVERTISEMENT
"Karena itu diprediksi kalau dibiarkan seperti ini, 70 tahun lagi tak ada air di Laut Mati," kata pemandu dari Jordan Tourism Board (JTB), Waleed Hayesat.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).