Liburan ke Inggris Setelah Brexit, Pakai Visa Apa, Ya?

3 Februari 2020 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jelang Brexit bendera Uni Eropa diturunkan dari Kedutaan Besar Inggris di Brussels Foto: Olivier Hoslet/Pool via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Jelang Brexit bendera Uni Eropa diturunkan dari Kedutaan Besar Inggris di Brussels Foto: Olivier Hoslet/Pool via Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa karena menilai kewenangan blok itu semakin mengikis kedaulatan Inggris, terutama dalam menerapkan kebijakan luar negerinya. Namun, setelah Inggris keluar dari Uni Eropa, bagaimana nasib turis yang ingin liburan ke Negeri ratu Elizabeth itu, apakah memerlukan visa baru?
ADVERTISEMENT
Untuk warga Indonesia yang ingin bepergian ke Inggris tidak perlu khawatir, karena tidak ada yang berubah dalam hal berwisata ataupun studi. Dengan kata lain, wisatawan asal Indonesia tetap menggunakan visa Inggris saat bepergian ke sana.
Para demonstran Pro-Brexit merayakannya di Parliament Square pada hari Brexit di London, Inggris, Jumat (31/1). Foto: REUTERS/Dylan Martinez
Sedangkan, untuk turis asal negara Uni Eropa, seperti Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenin, tetap dapat menggunakan visa UE pada tahun 2020. Meski begitu, semuanya dibawah kesepakatan antara Inggris dan UE, selama peraturan dan regulasi UE masih berlaku di Inggris.
Dilansir BBC, transisi akan dimulai setelah brexit berlangsung hingga akhir tahun 2020. Selama transisi, baik Uni Eropa maupun Inggris akan menegosiasi hubungan masa depan mereka. Jadi, untuk para turis dari UE yang berencana liburan ke Inggris pada tahun 2021, lebih baik menunggu hasil negosiasi UK-UE terkait kerja sama mereka di masa mendatang.
Ilustrasi turis Inggris Foto: Shutter Stock
Setelah masa transisi, wisatawan dari Inggris hanya diizinkan mengunjungi negara-negara di Uni Eropa selama 3 bulan atau 90 hari. Selama 180 hari para turis tersebut tidak diizinkan untuk bekerja atau pun melakukan studi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan situs resmi Kedutaan Inggris, negara tersebut akan membuat sistem imigrasi sendiri untuk mengendalikan migrasi Uni Eropa setelah masa negosiasi pada Desember mendatang. Meskipun Pemerintah Inggris selalu mengambil keputusan untuk mengurangi imigrasi dari luar UE, tetapi kali ini hal itu sengaja tidak dilakukan karena alasan ekonomi.
Inggris keluar dari organisasi multilateral benua biru setelah menjadi anggota selama 47 tahun. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa dimulai saat referendum pada 2016 lalu. Kala itu, lebih dari 50 persen warga Inggris setuju untuk tidak lagi bersama Uni Eropa.