Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1

ADVERTISEMENT
Pertama kalo berkembang di Jepang, hotel kapsul kini bisa menjadi alternatif pilihan untuk mereka yang ingin menginap dengan harga terjangkau dan tak bikin kantong jebol. Dereta kapsul yang cukup mewah, lengkap, dan bersih membuat kapsul hotel mulai banyak dilirik wisatawan.
ADVERTISEMENT
Ya, kemunculan hotel kapsul kerap kali dianggap membawa kabar baik saja. Padahal, jika ada sisi positif, pasti sisi negatif datang sepaket.
Pod murah yang booming beberapa waktu terakhir seolah menjadi primadona di kalangan traveler. Maka dari itu tak sedikit yang penasaran dan ingin mencobanya.

Alhasil, banyak yang rela datang untuk sekadar mencoba bermalam di hotel kapsul. Tentu, buah yang diambil berupa pengalaman serta cerita baru.
Tak hanya sekadar memberikan pengalaman saja, hotel kapsul juga mampu memangkas biaya perjalanan para traveler. Sebagai contoh, untuk menginap di hotel bintang 2 di Indonesia, setidaknya harus merogoh kocek mulai dari Rp 300 ribu. Sementara dengan fasilitas yang tak jauh beda, hotel kapsul hanya dibanderol kurang dari Rp 200 ribu.
ADVERTISEMENT
Hotel kapsul juga seakan memberikan 'kesempatan' tamu untuk menambah relasi. Dilihat dari lobby hotel yang seolah disulap menjadi pusat hiburan.

Mereka semua berkumpul dan melakukan aktivitas bersama-sama. Secara tidak langsung akan menuntut tamu untuk bersosialisasi dengan yang lain.
Tapi, di balik itu semua, menginap di hotel ini juga ada kurangnya. Salah satunya adalah sulit untuk mendapatkan ketenangan.
Memutuskan menginap di hotel kapsul, berarti siap menerima untuk tidur bersama dengan yang lain. Walau dilarang, kadang kala masih ada saja tamu yang nekat menelfon di dalam kapsul. Tentu hal ini akan menganggu ketenangan dan kenyamanan.
Belum lagi masalah ukuran kapsul yang umumnya hanya 2 meter saja. Bagi sebagian orang yang memiliki tubuh agak besar, harus harap-harap cemas.

Seperti trip reviewer Marvin Sulistio yang dituntut untuk traveling ke berbagai negara, serta mengharuskannya mencoba berbagai macam penginapan, termasul kapsul hotel. Kesan kurang menyenangkan pernah dialaminya.
ADVERTISEMENT
"Ukuran kamarnya 2 meter atau bahkan 90 cm, sedangkan tinggi badan saya segini jadi pas masuk langsung mentok," kenangnya
Jika Marvin memiliki masalah dengan ukuran kamar, berbeda dengan Miranda Haryanto yang punya mimpi buruk soal fasilitas hotel. General Manager KINI Luxury Capsule Jakarta, itu bercerita saat pukul 3 pagi ia terbangun karena kepanasan dan keringat membasahi pakaiannya.

Ternyata, penyebab utamanya karena pihak hotel hanya menyediakan satu air conditioner untuk semua kapsul yang ada. Alhasil, kamar hotel plus sauna pun ia dapatkan sepaket.
Selain fasilitas, ada pula keamanan yang jadi momok menakutkan. Jika menginap di negara dengan tingkat keamanan tinggi memang bukan jadi masalah besar. Namun, bagaimana jika sebaliknya?
Melihat hal ini, kebanyakan pengelola hotel menawarkan penyewaan gembok tambahan. Hal ini dimaksudkan untuk para tamu yang ingin punya keamanan ekstra untuk barang-barangnya.

Jadi, dibalik kepraktisan dan murahnya harga kamar yang ditawarkan hotel kapsul, nyatanya tidak berbanding lurus dengan permasalahan yang terselip di dalamnya. Meskipun demikian, hotel kapsul tetap mampu membuktikan sebagai salah satu alternatif pilihan penginapan bagi para traveler dunia.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu?