Mengapa Warga Jepang Berani Berendam dan Telanjang Bersama di Onsen?

5 Februari 2020 7:18 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berendam di Onsen. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berendam di Onsen. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang mesti kamu coba saat traveling ke Jepang adalah berendam di onsen. Onsen merupakan pemandian air panas tradisional ala Jepang.
ADVERTISEMENT
Onsen bukanlah aktivitas berendam biasa. Ada beberapa etika yang mesti kamu pahami saat hendak berendam dalam onsen. Mulai dari membersihkan diri sebelum mandi hingga menanggalkan seluruh pakaian alias telanjang.
Ya, kamu harus berendam dengan kondisi tubuh tak terlilit pakaian sama sekali, bahkan ketika kamu mesti berendam bersama dengan pengunjung lainnya. Karena sudah menjadi tradisi dan kebiasaan, telanjang saat berendam dalam onsen sudah tak lagi menjadi hal yang tabu bagi penduduk Jepang.
Tapi, apa sebenarnya yang membuat mereka begitu berani? Meski ruangan antara pria dan wanita dibuat terpisah, kamu bisa saja merasa tak nyaman atau malu, kan. Apalagi bukan tak mungkin, kamu jadi melihat orang-orang lain dan membandingkannya dengan dirimu tanpa sadar.
Ilustrasi berendam di Onsen. Foto: Shutter Stock
Dilansir BBC, onsen di Jepang telah ada sejak lebih dari 1.000 tahun. Saking lekatnya onsen dengan kebiasaan masyarakat Jepang, penduduk setempat akan membawa anak mereka ke onsen sejak anak-anaknya sudah bisa berjalan. Sedini mungkin.
ADVERTISEMENT
Di onsen, anak-anak itu akan secara otomatis belajar bahwa tubuh yang telanjang bukan hal yang perlu dipermalukan. Setiap bentuk dan ukuran tubuh, bekas luka, stretch mark, dan ketidaksempurnaan diterima.
Stephanie Crohin, salah seorang ekspatriat asal Prancis yang kini telah menjadi warga Tokyo, serta bagi Asosiasi Sento Tokyo mengatakan bahwa onsen adalah tempat di mana setiap orang bisa datang dengan ketidaksempurnaan diri dan tak ada yang peduli.
Dengan menawarkan ruang untuk telanjang bersama dengan orang lain, pemandian umum di Jepang membiasakan anak-anak untuk belajar menerima perbedaan. Tidak perlu terlalu peduli dengan berbagai macam bentuk tubuh yang biasa mereka temukan di media sosial, majalah, atau film.
Pemandian air panas Zao Foto: Dok. Dok. JR East
Salah satu hal yang sangat melekat dalam budaya Jepang adalah hierarki yang menghargai usia dan pengalaman. Budaya itu memberikan rasa segan dan lebih menghormati pada orang yang lebih tua atau lebih berpengalaman.
ADVERTISEMENT
Dengan mandi bersama di onsen, seiring denganmu melepaskan pakaian, maka kamu juga melepaskan status sosial maupun senioritas. Filosofi itu dikenal sebagai Hadaka no tsukai yang berarti hubungan yang terbuka.
Ketika telanjang, semua orang tak punya perbedaan status, kedudukan, bahkan jabatan. Orang kaya, orang miskin, bos, karyawan biasa, pekerja, penggangguran, dianggap sama, setara, sederajat.
Ilustrasi berendam di Onsen. Foto: Shutter Stock
"Datang sebagaimana adanya, selain para lansia, semua orang berada di level yang sama. Tidak ada kaya atau miskin, tidak ada CEO atau karyawan perusahaan," kata Crohin.
Berendam bersama dalam onsen membuat orang menjadi semakin akrab. Baik pada rekan kerja, teman dekat, atau keluarga. Onsen juga kadang memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk membuka dirinya pada orang lain dengan lebih dalam, bahkan ke tingkat yang lebih pribadi.
ADVERTISEMENT
Enggak cuma pada teman kerja saja, onsen juga bisa membantu menciptakan hubungan yang akrab dan dekat antara anak dengan orang tua. Skinship yang terjadi saat berendam bersama membuat anak maupun orang tua jadi lebih terbuka satu dengan yang lainnya.
Wah, dalam juga, ya, makna dari filosofi yang digunakan dalam onsen. Kamu sendiri sudah pernah coba menikmati tradisi ini belum?