Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf ) Wishnutama Kusubandio, kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memberikan statement bakal menyulap Bali dan Toba menjadi destinasi wisata halal. Menurut Tama, sapaan akrab Wishnutama, hal tersebut tak sejalan dengan prinsipnya.
ADVERTISEMENT
“Kan saya enggak pernah mengatakan itu (mengubah Bali dan Toba menjadi wisata halal). Yang di media itu enggak pernah saya katakan. Itu enggak sesuai dengan prinsip saya,” ujar Tama usai Rapat Koordinasi Indonesia Maju di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Rabu (13/11).
Menurut Tama, pariwisata adalah sebuah kegiatan universal, sehingga sektor ini harus ramah kepada semua pihak. Artinya, tidak ada tendensi khusus yang dialamatkan pada golongan tertentu.
“Pariwisata itu kegiatan universal yang harus friendly terhadap semua golongan, friendly kepada semuanya,” lanjutnya.
Tama menjelaskan bahwa wisatawan bisa datang dari mana saja dan punya latar belakang yang beragam. Baik itu negara, ras, suku, budaya hingga agama. Untuk itu, Indonesia sebagai destinasi pariwisata harus mau dan mampu mengakomodir semua golongan wisatawan yang datang, tanpa mengkotak-kotakannya dengan label tertentu.
ADVERTISEMENT
Justru menurut Tama, nilai jual tertinggi bagi pariwisata terletak pada kebudayaan, kearifan lokal dan kekayaan alam yang dimiliki masing-masing daerah. Menariknya, ketiga hal tersebut sangat melekat kuat pada pariwisata di Bali maupun Toba .
Untuk itu Tama menyatakan sektor pariwisata akan berhasil jika setiap destinasi wisata berhasil mempertahankan ketiga faktor tersebut.
“Apalagi di Bali dan Toba, dia punya karakter adat istiadat kearifan lokalnya. Pariwisata akan berhasil kalau kita bisa menjaga semua. Budaya, kearifan lokal dan alamnya jangan sampai rusak,” tutupnya.