Menparekraf: Pariwisata Kegiatan Universal, Ramah Semua Golongan

13 November 2019 21:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Wishnutama dan Wamenparekraf Angela dalam acara Ngopi Bareng di Oeang, M Bloc Space, Selasa (5/11). Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Wishnutama dan Wamenparekraf Angela dalam acara Ngopi Bareng di Oeang, M Bloc Space, Selasa (5/11). Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, kembali menegaskan bahwa dirinya tidak pernah memberikan statement bakal menyulap Bali dan Toba menjadi destinasi wisata halal. Menurut Tama, sapaan akrab Wishnutama, hal tersebut tak sejalan dengan prinsipnya.
ADVERTISEMENT
“Kan saya enggak pernah mengatakan itu (mengubah Bali dan Toba menjadi wisata halal). Yang di media itu enggak pernah saya katakan. Itu enggak sesuai dengan prinsip saya,” ujar Tama usai Rapat Koordinasi Indonesia Maju di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Rabu (13/11).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio saat Rapat Koordinasi Indonesia Maju di SICC, Bogor. Foto: Selfy Momongan/kumparan
Menurut Tama, pariwisata adalah sebuah kegiatan universal, sehingga sektor ini harus ramah kepada semua pihak. Artinya, tidak ada tendensi khusus yang dialamatkan pada golongan tertentu.
“Pariwisata itu kegiatan universal yang harus friendly terhadap semua golongan, friendly kepada semuanya,” lanjutnya.
Menparekraf Wishnutama Kusubandio Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Tama menjelaskan bahwa wisatawan bisa datang dari mana saja dan punya latar belakang yang beragam. Baik itu negara, ras, suku, budaya hingga agama. Untuk itu, Indonesia sebagai destinasi pariwisata harus mau dan mampu mengakomodir semua golongan wisatawan yang datang, tanpa mengkotak-kotakannya dengan label tertentu.
ADVERTISEMENT
Justru menurut Tama, nilai jual tertinggi bagi pariwisata terletak pada kebudayaan, kearifan lokal dan kekayaan alam yang dimiliki masing-masing daerah. Menariknya, ketiga hal tersebut sangat melekat kuat pada pariwisata di Bali maupun Toba.
Ilustrasi destinasi wisata Danau Toba Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Untuk itu Tama menyatakan sektor pariwisata akan berhasil jika setiap destinasi wisata berhasil mempertahankan ketiga faktor tersebut.
“Apalagi di Bali dan Toba, dia punya karakter adat istiadat kearifan lokalnya. Pariwisata akan berhasil kalau kita bisa menjaga semua. Budaya, kearifan lokal dan alamnya jangan sampai rusak,” tutupnya.