Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Pati Ka, Tradisi 'Memberi Makan' Arwah Leluhur di Danau Kelimutu
12 Mei 2018 10:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, berkunjung ke Taman Nasional Kelimutu jangan hanya menyibak keindahan danaunya saja. Jika kamu berkunjung pada bulan Agustus, lirik juga upacara adat yang hanya dilakukan setahun sekali itu.
Adalah Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata atau Pati Ka yang merupakan upacara tradisi masyarakat Lio ini diadakan setiap tanggal 14 Agustus. Upacara adat ini merupakan tradisi turun temurun dengan memberi makan atau sesajen kepada arwah leluhurnya.
Hal ini dilakukan lantaran Danau Kelimutu dipercaya menjadi tempat bersemayamnya arwah para leluhur. Para arwah nenek moyang dipercaya menghuni tiga danau itu, yakni, Tiwu Ata Mbupu , Tiwu Nua Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo.
Upacara Pati Ka dimulai pada pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 waktu setempat. Upacara ini melibatkan para ketua adat atau Mosalki.
ADVERTISEMENT
Para peserta upacara biasanya berkumpul di satu tempat yanh sama. Setelah semuanya berkumpul, mereka menuju lokasi upacara bersama-sama sambil diiringi musik tradisional I Lo Ende. Tak lupa juga para Mosalki membawa sesajen berupa makanan dan minuman ke lokasi upacara yang tak jauh dari Danau Kelimutu itu.
Lia, Penyuluh Kehutanan Taman Nasional Kelimitu menuturkan, makanan yang dibawa berupa nasi merah, pinang, sirih dan babi.
“Komunitas adat membawa sesajen, bawa beras merah dimasak, terus ada kaya arak gitu, sirih sama pinang, kemudian menyembelih babi,” jelas Lia saat ditemui kumparanTRAVEL, dalam acara Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara 2018 di Hall B, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (11/5).
Sesejen ini ditaruh disebuah tempat yang terbuat dari tanah liat atau Pane. Makanan dan minuman disusun rapi di atas tanah liat yang berbentuk gelas, piring, dan mangkuk.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ketika sampai di lokasi upacara, sesajen itu ditaruh di sebuah batu besar atau altar sesajen. Batu ini diyakini sebagai tempat berkumpulnya para arwah leluhur.
Selanjutnya, para ketua adat akan memanjatkan doa, dan diakhiri dengan tarian Gawi Sodha oleh para Mosalki sambil mengelilingi batu itu.
Jika tak ingin ketinggalan, wisatawan juga bisa bermalam di sekitar Danau Kelimutu . Ada beberapa tempat yang menyediakan penginapan yang bisa disesuaikan dengan bujet.
Tertarik untuk melihatnya secara langsung?