Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Mulai 26 April 2019 lalu, patung Buddha raksasa di China atau yang lebih dikenal sebagai Buddha Leshan dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan umum. Sebelumnya, patung Buddha tersebut ditutup selama enam bulan karena pemeriksaan rutin.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan rutin itu merupakan bagian dari rencana perbaikan patung, karena telah mengalami degradasi akibat proses pelapukan, polusi udara, dan juga kunjungan wisatawan. Menurut Komite Manajemen yang menangani Buddha Leshan, patung raksasa ini mengalami retakan dan kerusakan pada bagian dada dan perutnya.
Memiliki tinggi tubuh 71 meter dan lebar bahu mencapai 28 meter, patung yang berlokasi di Gunung Leshan, Provinsi Sichuan di barat daya China tersebut menjadi patung Buddha pra-modern tertinggi di dunia. Lokasinya pun tak main-main, berada di tebing gunung dan menghadap ke pertemuan antara tiga sungai. Oleh sebab itu, kamu harus menyeberang menggunakan kapal feri jika ingin sampai di sana.
Untuk membangun patung Buddha raksasa di Leshan ini membutuhkan waktu selama 90 tahun. Dipimpin seorang biarawan China bernama Hai Tong, pembangunan Buddha Leshan dilakukan selama Dinasti Tang (618-907).
Lokasi utamanya yang berada di pegunungan bahkan menciptakan ungkapan lokal milik penduduk setempat yang berbunyi, "Gunung adalah seorang Buddha, dan Buddha adalah sebuah gunung,". Lantas, bagaimana cara patung Buddha Leshan dapat berdiri tegak di tengah arus sungai?
ADVERTISEMENT
Para pembuat patung Buddha Leshan di masa lampau ternyata mengeluarkan begitu banyak batu dari permukaan tebing dan mengendapkannya ke sungai yang berada di bawahnya, sehingga arusnya berubah. Cara ini bukan hanya menguntungkan bagi monumen patung, tapi juga bagi kapal yang melintas karena ombak airnya tidak terlalu tinggi.
Berlangsung mulai 8 Oktober 2018 hingga akhir Maret, pemeriksaan yang dilakukan pada Buddha Leshan melibatkan penggunaan teknologi mutakhir, seperti survei menggunakan drone dari atas ketinggian (aerial view), pemindaian menggunakan laser 3D, dan metode resistivitas kepadatan tinggi. Selain itu, tubuh utama patung Buddha juga ditutupi.
Sebelum direstorasi, ada ratusan tanaman dan lumut yang tumbuh di permukaan patung Buddha. Tanaman yang telah dibersihkan tersebut kemudian dijadikan komoditas wisata yang dijuluki sebagai "tanaman keberuntungan Buddha". Buddha Leshan menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak 1996.
Restorasi yang nantinya akan dilakukan setelah pemeriksaan rutin ini bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pada tahun 2001, Pemerintah China membuat sebuah proyek untuk membersihkan tubuh patung, memperbaiki retakan, memasang pipa drainase yang menelan biaya hingga 250 juta Yuan atau setara Rp 528 miliar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pada tahun 2007, patung Buddha raksasa di Leshan ini mesti mendapat facelift yang disebabkan oleh hujan asam dan perubahan cuaca. Siap memasukkan patung Buddha raksasa ini dalam daftar liburanmu ke China mendatang?