Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Media asal Amerika Serikat , Fodor’s Travel baru-baru ini merilis daftar destinasi yang tak layak dikunjungi pada 2020. Dalam daftar bertajuk ‘Fodor’s No List 2020’ itu, ada 13 destinasi yang lebih baik dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi. Sayangnya, dalam daftar tersebut, Fodor’s memasukkan nama Pulau Bali dan Pulau Komodo.
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, Fodor’s Travel rutin merilis ‘No List’ versi mereka dengan tujuan menyoroti berbagai isu seperti budaya, lingkungan bahkan hingga politik. Isu-isu tersebut dinilai dapat mempengaruhi seseorang saat akan, selama atau setelah melakukan perjalanan ke sebuah destinasi.
“Oleh karena itu yang ditampilkan dalam No List ini bukan daftar terlarang. Sebaliknya ini adalah janji, ketika kami menyebutkan beberapa destinasi dalam daftar ini, sejatinya ini adalah tempat-tempat yang menakjubkan. Kita akan berwisata dengan bertanggung jawab," tulis Fodor's Travel.
Fodor menyoroti beberapa isu yang terjadi di Bali. Pertama yaitu soal overtourism alias membludaknya jumlah turis yang datang ke Bali. Kondisi ini menurut Fodor’s membuat pemerintah setempat mempertimbangkan pengenaan pajak turis untuk meredam efek negatif overtourism. Wacana soal pajak turis ini memang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Ada wacana yang muncul bahwa turis yang masuk Bali harus membayar pajak sebesar 10 dolar AS.
ADVERTISEMENT
Kedua, masalah sampah juga menjadi sorotan Fodor’s. Sejak tahun 2017, Bali dideklarasikan sebagai wilayah darurat sampah. Bali memproduksi sekitar 38.000 ton sampah per hari dan sebesar 60 persennya tak dikelola dengan baik. Namun, Fodor’s juga menuliskan bahwa pemerintah Bali telah melarang penggunaan plastik sekali pakai sejak Desember 2018.
Ketiga, yaitu masalah kelangkaan air. “Pembangunan vila mewah dan lapangan golf memberikan dampak negatif kepada petani lokal,” tulis Fodor’s. Meski demikian Fodor’s juga menyoroti upaya pemerintah Bali dalam menertibkan turis.
“Pihak berwenang sekarang berupaya untuk menertibkan wisatawan yang mengunjungi situs-situs keagamaan dengan mengenakan pakaian renang, memanjat situs-situs suci, dan umumnya tidak menghormati adat dan norma budaya.”
Menanggapi pemberitaan tersebut, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Arta Ardana atau yang akrab disapa Cok Ace mengeluarkan sebuah surat edaran yang ditujukan kepada seluruh pelaku industri pariwisata di Bali. Dalam surat bernomor 556/4386/11/ Dispar itu, Cok Ace mengatakan bahwa daftar yang dirilis Fodor bisa membawa dampak negatif bagi pariwisata Bali.
ADVERTISEMENT
“Sehubungan dengan pemberitaan media asing yang mencantumkan Bali dalam daftar destinasi untuk tidak dikunjungi, tentu akan membawa dampak yang kurang baik bagi citra pariwisata Bali,” tulis Cok Ace dalam surat edaran yang diterima kumparan, Rabu (20/11).
Untuk itu, Cok Ace memohon dukungan dari semua pihak agar turut bekerja sama mengembalikan citra positif pariwisata Bali. Caranya yaitu dengan mengajak wisatawan yang liburan ke Bali untuk membagikan pengalaman positif ke media sosial.
Misalnya dengan mengunggah foto atau video yang memuat pantai yang bersih, lingkungan yang masih asri, taman hotel yang ditata dengan baik, masyarakat Bali yang ramah, serta kearifan lokal lainnya.
“Diharapkan, dengan unggahan di berbagai media sosial milik para tamu/wisatawan selama berlibur di Bali, dapat mempertahankan, dan meningkatkan citra positif pariwisata Bali. Mari kita bekerja sama menjaga pariwisata Bali . Terima kasih atas dukungan dan kerja sama Bapak/lbu,” tulis Cok Ace.
ADVERTISEMENT