Ranu Manduro yang Viral di Mojokerto Belum Punya Fasilitas Pariwisata

26 Februari 2020 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lanskap Ranu Manduro yang hijau dan cantik dengan latar Gunung Penanggungan Foto: Twitter/@hafidzbashory_
zoom-in-whitePerbesar
Lanskap Ranu Manduro yang hijau dan cantik dengan latar Gunung Penanggungan Foto: Twitter/@hafidzbashory_
ADVERTISEMENT
Pesona keindahan Ranu Manduro di Mojokerto sempat viral dan menjadi trending di Twitter beberapa waktu lalu lantaran disebut-sebut seperti Selandia Baru. Video berdurasi 0:24 detik itu melihatkan hamparan perbukitan hijau yang berlatar pemandangan Gunung Penanggungan yang terlihat menawan.
ADVERTISEMENT
Pesona Ranu Manduro dalam video tersebut akhirnya menarik perhatian publik, khususnya traveler. Tak sedikit warganet yang tertarik ingin mengunjungi Ranu Manduro yang terletak di Kecamatan Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur.
Ranu Manduro merupakan telaga yang terbentuk akibat galian tambang pasir Foto: Shutter Stock
Meski begitu, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Widarto, mengatakan sebagai lokasi bekas penambangan pasir, Ranu Manduro masih jauh dari kata layak sebagai tempat wisata. Hal itu lantaran Ranu Manduro sampai saat ini belum memiliki kualitas pariwisata, seperti fasilitas dasar yang dapat dinikmati pengunjung.
"Ranu Manduro itu sebenarnya memang secara administrasi kepariwisataan itu memang bukan bagian dari daya tarik, dan belum memiliki kualitas pariwisata belum itu. Karena fasilitasnya belum ada sama sekali di situ (Ranu Manduro) enggak ada apa-apa di sana," kata Widiarto saat dihubungi kumparan, Rabu (26/2).
ADVERTISEMENT
"Sehingga kalau menjadi kategori daya tarik pariwisata atau untuk wisatawan berkunjung itu belum belum, sangat belum. Dan tidak layak juga ditawarkan ke pengunjung," tambahnya.
Keindahan Ranu Manduro yang menghijau Foto: Twitter/@hafidzbashory_
Widarto mengungkapkan kekhawatirannya dengan adanya video yang beredar mengenai Ranu Manduro. Menurutnya, Ranu Manduro saat ini masih perlu melakukan pembenahan dan mempersiapkan lahan fasum untuk pariwisata.
"Sebaiknya, memang tidak untuk diviralkan dulu harus di kelola dahulu kalau memang itu menjadi bagian dari Aktivitas pariwisata yang harus dibenahi terlebih dahulu disiapkan dulu fasumnya. Saya khawatir termakan berita viral, sehingga orang ke sana 'wah kenyataannya seperti ini," ungkap Widarto.
Sementara itu, Widarto juga mengatakan bahwa video yang beredar di media sosial tersebut hanya diambil dari satu angle, yaitu sisi yang berlatar Gunung Penanggungan. Sehingga di dalam video tersebut Ranu Manduro terlihat seperti kondisi aslinya.
ADVERTISEMENT
"Karena kami sudah mempelajari banyak foto-foto yang tadi juga yang viral itu, tapi jika kami lihat dan diambil dari berbagai sisi memang belum layak," tutur Widarto.
Widarto merasa Ranu Manduro belum bisa menjadi daya tarik wisata yang dapat dinikmati umum. Ia pun khawatir pengunjung yang berbondong-bondong ke Ranu Manduro merasa kecewa jika lokasi yang didatanginya tak seperti kondisi di foto-foto yang viral di media sosial.
Ranu Manduro merupakan lahan bekas proyek galian pasir dan batu yang dimiliki pihak swasta.
"Kalau dijadikan tempat wisata, saya khawatirkan menjadi pembohongan itu," tutup Widarto.