Riset: Liburan Dapat Membantu Cegah Serangan Jantung di Usia Muda

18 Februari 2020 11:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair. Foto: Instagram / @ashrafsinclair
zoom-in-whitePerbesar
Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair. Foto: Instagram / @ashrafsinclair
ADVERTISEMENT
Suami Bunga Citra Lestari, Ashraf Sinclair, meninggal dunia pada Selasa pagi (18/2). Ia menghembuskan napas terakhir pada usia 40 tahun karena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Dalam laman situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, disebutkan bahwa serangan jantung dipengaruhi sejumlah hal, antara lain usia, riwayat penyakit jantung dalam keluarga, diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), obesitas, dan stres.
Bahkan, banyak studi menyebutkan bahwa penyakit ini banyak diderita oleh kelompok usia muda, yakni 39 persen berusia kurang dari 44 tahun.
Bunga Citra Lestari dan suaminya, Ashraf Sinclair saat liburan ke New York. Foto: Instagram / @bclsinclair
Banyak yang dapat dilakukan seseorang untuk mencegah penyakit serangan jantung di usia muda. Salah satu caranya adalah dengan meluangkan waktu untuk berlibur.
Sebuah riset baru yang dirilis ke dalam jurnal Psychology & Health akhir tahun 2019 lalu, menyatakan bahwa berlibur ternyata sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Studi itu menyebutkan bahwa orang yang berlibur dapat mengurangi gejala sindrom metabolik.
com-Ilustrasi terkena serangan jantung. Foto: Shutterstock
Dilansir Travel and Leisure, para peneliti telah mengamati gaya hidup 63 pekerja yang kerap meluangkan waktunya untuk berlibur dan melacak waktu cuti yang mereka ambil selama 12 bulan.
ADVERTISEMENT
"Secara keseluruhan, liburan merupakan kegiatan yang positif. Kegiatan positif ini akhirnya menjadi manfaat kesehatan fisik, mengingat frekuensi liburan dapat melindungi dari sindrom dan gejala metabolik," tulis peneliti dalam jurnal tersebut.
Ketika penelitian berlangsung, para peserta diminta mengambil cuti selama dua minggu dalam periode lima bulan, untuk berlibur dan berpikir positif selama mereka liburan. Hasil penelitian ini juga mengatakan bahwa para peserta yang terlibat tidak merasa tertekan selama liburan.
Ilustrasi merencanakan liburan. Foto: Thinkstock
Sementara itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa seseorang yang berlibur ke destinasi wisata yang belum mereka kunjungi sebelumnya dapat menurunkan seperempat risiko sindrom metabolik.
Liburan memang agaknya sangat sulit dilakukan untuk seseorang yang memiliki jam kerja padat. Meskipun begitu, menurut peneliti kamu dapat mengganti kegiatan traveling dengan beristirahat. Salah satunya dengan staycation atau bertamasya singkat di taman.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut dipercaya baik untuk kesehatan mental. Menurut peneliti, liburan dan dan staycation sambil berpikir positif dapat membantu melindungi serangan jantung di usia muda.
Jadi, jangan lupa liburan, ya.