Seberapa Penting Traveling bagi Lansia?

14 Juli 2018 7:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Safta Edna Nahari (Foto: Facebook/The Gran Adventure)
zoom-in-whitePerbesar
Safta Edna Nahari (Foto: Facebook/The Gran Adventure)
ADVERTISEMENT
Bagi beberapa orang, mungkin melakukan traveling bukanlah hal yang penting ketika memasuki masa senja.
ADVERTISEMENT
Berdiam di rumah dan menikmati masa tua bersama keluarga menjadi pilihan yang kerap mereka ambil. Bukan hanya karena faktor usia, tetapi juga karena faktor kesehatan yang kurang memungkinkan.
Namun berbeda dengan pasangan nenek dan cucu Edna Nahari (74) dan Nathanael Creson (26). Perkara usia ternyata bukanlah persoalan besar bagi mereka.
Selama empat bulan, mereka menjelajah enam negara di Asia untuk memuaskan wanderlust mereka. Mulai dari China, Korea Selatan, Jepang, Filipina, Taiwan, hingga Sri Lanka telah mereka sambangi bersama.
Perjalanan ini kemudian dibagikan lewat akun Instagram dan Facebook bertajuk The Gran Adventure. Dalam akun tersebut, mereka membagikan cerita perjalanan lewat foto dan vlog.
Saat dihubungi kumparanTRAVEL beberapa waktu lalu melalui email, Safta (panggilan nenek dalam bahasa Ibrani) dari Natahanael Creson ini menuturkan seberapa penting sebenarnya traveling bagi orang-orang lanjut usia di masa senja mereka.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya, traveling di usia lanjut sangat penting. Traveling memberikan kamu kekuatan, energi, dan juga sebagai pengingat, bahwa kehidupan yang kamu jalani belum berakhir," tutur Edna.
"Banyak orang di usia saya berpikir, 'inilah dia, hidup sudah selesai', tapi sebenarnya tidak. Pada masa ini, sebuah babak baru dimulai dengan komitmen yang berbeda dengan babak kehidupan sebelumnya. Kita sudah menikah, telah memiliki anak, jadi tidak ada waktu yang lebih baik lagi untuk menikmati kehidupan seutuhnya," tambahnya.
Selama empat bulan, Safta dan Nathanael berpetualang menikmati berbagai pengalaman.
Mulai dari mendaki pegunungan yang curam, menginap di hostel bersama, berkuda, mengunjungi tembok besar China, berkunjung ke cat cafe di Tokyo, dan mengendarai motor bersama di Filipina telah mereka jajal bersama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, yang menarik lagi perjalanan yang dilakukan oleh Safta dan cucunya tersebut bukanlah leisure trip, melainkan gaya backpacker. Tetapi Safta menganggapnya sebagai sebuah petualangan yang berbeda.
"Traveling dengan cara ini memperkaya kehidupan saya dan membukakan banyak pintu untuk saya," tutupnya.