news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Sri Lanka Punya Tradisi Unik Memancing Ikan di Atas Palang Kayu

9 Mei 2019 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stilt Fishing di Sri Lanka Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Stilt Fishing di Sri Lanka Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ada pemandangan unik di sepanjang pantai selatan Sri Lanka, tepatnya di Kota Koggala, Kaththaluwa dan Ahangama atau di perairan Sungai Madu. Di sini ada beberapa atau puluhan nelayan yang duduk di atas sebuah batang kayu.
ADVERTISEMENT
Pemandangan tak biasa ini adalah Stilt Fishing, salah satu metode penangkapan ikan tradisional dari Sri Lanka. Para pria bertengger di tiang pada pagi, siang, atau sore hari untuk menangkap ikan.
Pemandangan Stilt Fishing Kala Sore Hari di Sri Lanka Foto: Shutter Stock
Tiang vertikal tertanam ke dasar laut di perairan yang dangkal. Dengan menggunakan sebilah palang atau petta yang diikat ke kayu memungkinkan nelayan untuk duduk beberapa meter di atas air.
Posisi 'genting' seperti inilah nelayan mencari ikan dengan melempar tali pancing. Karena berada di perairan dangkal, umumnya ikan tangkapan berupa ikan haring dan ikan tenggiri. Dan hasil tangkapan akan ditaruh di sebuah tas yang diikat ke tiang atau ke pinggang mereka.
Nelayan yang Mencari Ikan Menggunakan Metode Stilt Fishing Foto: Shutter Stock
Meski terlihat mudah, nyatanya memancing di atas palang kayu membutuhkan banyak keterampilan, kesabaran, dan keseimbangan. Menurut para nelayan, mereka harus belajar menjaga keseimbangan di tiang kayu yang sempit dan menunggu selama beberapa jam dalam keheningan total.
ADVERTISEMENT
Hal yang paling membuat mereka kesal adalah saat datangnya gangguan kecil, karena ikan akan pergi menjauh. Tak berhenti sampai di situ, di akhir tugas pun, nelayan akan merasakan sakit pada kakinya.
Pemandangan Nelayan yang Melakukan Stilt Fishing dari Ketinggian Foto: Shutter Stock
Dalam laporan Amusing Planet, metode yang nampak kuno ini nyatanya ‘baru’ ditemukan pada Perang Dunia II. Stilt Fishing muncul saat terjadi kekurangan makanan dan penuhnya lokasi pancing di beberapa wilayah Sri Lanka. Alhasil mendorong beberapa orang untuk menciptakan ide baru dan muncullah tradisi memancing di atas tiang.
Dilansir The Sunday Times, mayoritas nelayan yang mempraktikkan metode ini adalah mereka yang tidak memiliki peralatan penangkapan ikan yang canggih. Lantas, mereka menciptakan peralatan menggunakan keahliannya.
Warga Lokal Melakukan Stilt Fishing Foto: Shutter Stock
Tapi, Stilt Fishing sempat mati suri karena tsunami pada tahun 2004 silam yang menghancurkan banyak garis pantai Samudra Hindia dan mengurangi datangnya ikan ke perairan dangkal. Namun, praktik ini kembali hidup bahkan jadi objek wisata yang laris diburu turis untuk dipotret.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Stilt Fishing tak bisa dilakukan sepanjang tahun dan akan berhenti selama musim hujan. Pada saat itu, nelayan akan stop mencari ikan, tetapi mereka tetap akan berakting seolah sedang memancing demi fotografer dan turis yang datang ke Sri Lanka.
Bagaimana menurutmu?