Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tahun 1859, Pulau di Washington Bikin Inggris dan AS Hampir Perang karena Babi
10 Oktober 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Biasanya apa yang bisa memicu perang antar-negara? Mungkin kamu membayangkan penyebabnya adalah masalah rumit. Tapi sebuah pulau di Washington, AS, justru hampir perang karena memperebutkan seekor babi mati.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi di Pulau San Juan, Washington, AS, tahun 1859. Dilansir BBC, pulau tersebut termasuk dari area sengketa perbatasan. Pada tahun 1846, Perjanjian Oregon menetapkan bahwa garis lintang ke-49 atau 49th parallel menjadi batas antara Amerika Serikat dan Inggris di daratan Oregon. Perjanjian ini juga mencakup pembagian wilayah di Juan de Fuca, tempat Pulau San Juan berada.
Namun ketidakjelasan dalam perjanjian ini memicu kekusutan di selat yang memisahkan Amerika dengan Pulau Vancouver, yang masuk dalam pengecualian di Perjanjian Oregon meski pulau tersebut melewati 49th parallel. Sejak British Columbia menjadi bagian dari Kanada, garis tersebut kemudian menjadi perbatasan antara AS dengan Kanada.
Karena perairan Laut Salith tersebut berisi banyak pulau kecil, sulit untuk menandai perbatasan yang sebenarnya. Pulau San Juan adalah salah satunya. Pulau tersebut diklaim oleh Inggris dan AS, dan tiba-tiba menjadi pusat krisis diplomatik serius akibat babi mati.
ADVERTISEMENT
Jadi bagaimana babi tersebut bisa memicu konflik?
Sejarah Konflik karena Seekor Babi Mati di Pulau San Juan, Washington
Di tahun 1853, sebuah peternakan pertama didirikan di Pulau San Juan. Saat itu Perusahaan Teluk Hudson yang dikelola Inggris mendirikan Peternakan Domba Belle Vue dengan harapan bisa mendapatkan pulau tersebut dan menggagalkan klaim AS.
Melihat peluang bisnis yang menguntungkan itu, AS tak tinggal diam. Mereka mengumumkan bahwa mereka juga akan mengeklaim wilayahnya setidaknya dalam lima tahun.
Selama waktu tersebut, lebih dari selusin warga AS berlayar dari daratan ke pulau-pulau tersebut untuk mengeklaim hak menggembala ternak. Hal itu kemudian dianggap ilegal oleh Inggris yang lebih dulu mendirikan peternakan di sana.
Ketegangan di antara kedua negara makin membara. Hingga pada 15 Juni 1859, seorang warga AS bernama Lyman Cutlar menembak mati seekor babi yang mencari makan di kebunnya.
Nahas, rupanya babi yang ia tembak adalah milik Inggris. Karena hal itu, pihak Inggris sangat marah dan mengancam akan mengusir pemukim AS secara massal dari pulau.
ADVERTISEMENT
Mendapat ancaman itu, AS lalu meminta perlindungan militer. Sebanyak 64 orang pasukan militer di bawah komando Kapten George Pickett pun dikirim ke pulau tersebut. Tak mau kalah, Inggris juga mengirimkan tiga kapal perang saat Pickett meningkatkan jumlah pasukannya menjadi 450 orang.
"Gubernur James Douglas, otoritas kerajaan di British Columbia, memerintahkan Angkatan Laut Kerajaan untuk menembaki setiap orang Amerika yang memperkuat pasukan awal George Pickett. Kapten [Inggris] James Prevost berpikir untuk melaksanakan perintah itu tetapi ragu-ragu ketika dia benar-benar melihat orang Amerika mendarat," kata Penjaga Hutan Interpretatif di Taman Sejarah yang berada di pulau tersebut, Cyrus Forman.
Ketika berita tentang "Perang Babi" sampai ke Washington DC yang pada Oktober 1859, Presiden Buchanan mengirim utusan senior dalam perjalanan panjang ke barat untuk mencoba mengakhiri perselisihan. Kedatangan mereka dengan cepat membantu meredakan ketegangan, dan aksi militer akhirnya dihindari dengan gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Ada dua orang yang dinilai ikut andil dalam perdamaian saat itu. Mereka adalah Komandan Angkatan Laut Kerajaan di Pasifik, Laksamana Lambert Baynes, yang menolak terlibat dalam permusuhan meski ada tekanan dari Gubernur Douglas dan British Columbia; dan Jenderal Winfield Scott dari New York City yang berhasil membuat perjanjian pendudukan bersama di Pulau San Juan bagi kedua pihak selama 12 tahun proses diplomatik.
Selama waktu pendudukan bersama itu, pasukan Inggris dan AS hidup berdampingan di kamp-kamp terpisah di kedua ujung pulau. Hubungan mereka dengan cepat berubah dari dingin menjadi hangat dan ramah.
Setelah peristiwa Perang Babi tahun 1859 itu, Inggris dan AS menjalani proses tawar-menawar selama lebih dari satu dekade untuk menyelesaikan masalah sengketa perbatasan yang terbaik dan sama-sama memuaskan. Kaiser Wilhelm dari Jerman ditunjuk sebagai penengah dan diundang untuk memilih antara Selat Haro yang disukai AS, atau Selat Rosario yang disukai Inggris.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya Wilhelm lebih memilih mendukung Selat Haro. Pada September 1872, marinir Inggris mengemasi tas mereka dari Pulau San Juan dan sekitarnya yang secara damai telah diserahkan kepada Amerika Serikat.