Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Traveler Wajib Tahu, Ini Etika Menggunakan Eskalator di Jepang
21 Desember 2018 8:22 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Selama ini Jepang dikenal sebagai negara dengan penduduk yang rapi, taat pada aturan, dan saling menghargai. Maka dari itu, saat melakukan sesuatu masyarakat Jepang tak ingin membuat orang lain merasa terganggu, termasuk saat menggunakan eskalator.
ADVERTISEMENT
Walau bukan sebuah aturan, tetapi norma ini mereka laksanakan demi kebaikan bersama. Tujuannya, agar semua bisa berjalan dengan baik tanpa merugikan yang lain.
Nah, dalam pengunaan eskalator, masyarakat Jepang pasti akan berdiri dan mengantre panjang di belakang pada satu sisi. Sementara sisi sebelahnya dibiarkan kosong untuk mereka yang sedang tergesa-gesa.
Yang perlu dipahami, walau 'aturannya' sama, tetapi tata cara pelaksaanya berbeda. Seperti di Prefektur Tokyo, pengguna eskalator memakai jalur kiri dan berbaris rapi ke belakang. Khusus untuk mereka yang terburu-buru bisa menyalip dan memakai jalur kanan.
Sementara di Osaka, justru kebalikan dari Tokyo. Mereka yang terburu-buru menggunakan sisi kiri, dan pengguna lainnya bisa berbaris rapi di jalur kanan.
Beberapa sumber menceritakan bahwa penduduk Osaka lebih suka menggunakan sisi kanan sejak 1967 silam. Kala itu, eskalator baru digunakan untuk menghubungkan lantai pertama dan lantai ketiga di Stasiun Umeda.
ADVERTISEMENT
Pengumuman di stasiun mengatakan untuk membiarkan sisi kiri ‘terbuka’. Sejak saat itulah mengapa jalur kiri di Osaka cenderung digunakan untuk mereka yang tergesa-gesa.
Berbeda dengan Tokyo, yang menggunakan sisi kiri sejak akhir 1980-an. Sebenarnya tidak ada instruksi khusus mengenai peraturan penggunaan eskalator.
Sementara untuk daerah lainnya, seperti Kyoto, yang tak punya aturan khusus, mereka cenderung menggunakan eskalator dan berdiri mengikuti orang di depannya. Pasalnya, Kyoto menjadi salah satu kota yang ramai dikunjungi turis dari seluruh dunia, alhasil mereka lebih mengutamakan kerapihan.
Nah, bila kamu pergi ke Jepang dan sedang tergesa-gesa, tetapi orang di depanmu menghalangi, cukup mengatakan “sumimasen” yang artinya permisi.