Warga Inggris Nekat Datang ke Stonehenge untuk Rayakan Titik Balik Matahari

22 Juni 2020 13:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berdiri di dekat lingkaran batu Stonehenge, meskipun perayaan Solstice Musim Panas resmi dibatalkan karena virus corona. Foto: Toby Melville/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga berdiri di dekat lingkaran batu Stonehenge, meskipun perayaan Solstice Musim Panas resmi dibatalkan karena virus corona. Foto: Toby Melville/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sekelompok warga Inggris nekat masuk ke kawasan Stonehenge untuk merayakan fenomena titik balik matahari musim panas. Padahal, kawasan Stonehenge sendiri sudah ditutup sejak Maret lalu untuk mencegah meluasnya pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan Matador Network, perayaan yang biasanya menarik ribuan orang itu telah dibatalkan dan akan dilaksanakan secara streaming.
Namun, langkah itu rupanya tak cukup bagi para druid (pendeta pemeluk kepercayaan Celtic). Menurut mereka, merayakan fenomena titik balik matahari secara streaming tidak terlalu 'pagan', karena matahari yang terlihat 'palsu'.
Warga bersuka ria merayakan di dekat lingkaran batu Stonehenge, meskipun perayaan Solstice Musim Panas resmi dibatalkan karena virus corona. Foto: Toby Melville/REUTERS
Bahkan meski hujan deras mengguyur, druid ternama King Arthur Pendragon keukeuh untuk tetap datang ke Stonehenge. Ia dan sekelompok anggota Celtic lainnya berkumpul di sebuah lapangan dekat Stonehenge.
"Kamu tidak dapat membatalkan matahari terbit. Itu akan terjadi, dan kami ada di sana untuk merayakannya," tuturnya pada BBC.
Untuk mengawasi mereka, pemerintah setempat mengerahkan polisi Wiltshire untuk mengawasi wilayah Stonehenge dan Avebury. Sementara itu, pemerintah setempat juga memperingatkan orang-orang untuk menjauh.
Warga berdiri di dekat lingkaran batu Stonehenge, meskipun perayaan Solstice Musim Panas resmi dibatalkan karena virus corona. Foto: Toby Melville/REUTERS
Menyaksikan fenomena titik balik matahari di Stonehenge merupakan tradisi yang telah terjadi secara bertahun-tahun di monumen Neolitikum ini. Umumnya, sekitar 10 ribu orang berkumpul untuk menyaksikan matahari terbit pada hari terpanjang.
ADVERTISEMENT
"Kami tahu seberapa besar rasa penasaran orang-orang. Tapi tolong, jangan bepergian ke Stonehenge pada soltice musim panas kali ini, tonton saja secara online," kata Direktur Stonehenge, Nichola Tasker.
Apalagi, National Trust juga telah menutup Avebury dan meminta pengunjung untuk tak bepergian ke tempat itu. Salah seorang anggota dewan, Philip Whitehead, dari Dewan Wiltshire juga mengimbau orang-orang tak melakukan perjalanan ke Stonehenge atau Avebury agar tak membahayakan masyarakat lokal.
Warga berdiri di dekat lingkaran batu Stonehenge, meskipun perayaan Solstice Musim Panas resmi dibatalkan karena virus corona. Foto: Toby Melville/REUTERS
Fenomena titik balik matahari terjadi ketika matahari mencapai titik terendah atau tertinggi di langit sepanjang tahun, sebagai akibat dari poros bumi yang memiringkan ke atau menjauh dari matahari.
Stonehenge merupakan situs prasejarah kuno berusia lebih dari 5 ribu tahun. Situs Warisan UNESCO ini biasanya dijadikan sebagai tempat pemujaan dan perayaan pada saat titik balik matahari musim panas (soltice) selama ribuan tahun.
ADVERTISEMENT
Tradisi tahunan tersebut biasanya diikuti kelompok masyarakat pemeluk paganisme, penyihir, druid, wicca, spiritualis dan lainnya. Selain kelompok-kelompok di atas, para astronom, pelajar, sejarawan dan turis pun banyak untuk menyaksikan fenomena alam unik itu.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.