Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Warganya Banyak yang Kesepian, Sewa Jasa Keluarga di Jepang Laku Keras
13 Desember 2018 19:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, ternyata Jepang tak hanya populer karena cerita yang menarik saja, tapi juga kebiasaan masyarakatnya. Dikenal sebagai pribadi yang ramah dan senang menolong, ternyata ada sisi gelap yang dirasakan oleh penduduk Jepang.
Sebut saja kesepian dan kesendirian yang memicu peningkatan fenomena kodokushi, atau meninggal tanpa diketahui orang lain selama durasi waktu yang lama.
Keengganan masyarakat usia produktifnya untuk menikah dan membangun komitmen di Jepang memunculkan industri sewa pacar. Penduduk Jepang bahkan mau menyewa pundak untuk bersandar ketika mereka membutuhkan waktu dan tempat untuk mengadu.
Dilanda berbagai tuntutan baik secara sosial maupun pekerjaan, penduduk Jepang akhirnya membuat solusi temporer untuk mengatasi hal ini, yaitu jasa sewa keluarga.
Melalui jasa sewa keluarga, siapa pun bisa menyewa untuk menggantikan peran orang yang mereka cintai atau dambakan. Mulai dari sosok ayah, ibu, anak, menantu, mertua, hingga cucu bisa kamu dapatkan dari 'aktor dan aktris' yang disewakan industri itu.
ADVERTISEMENT
Industri sewa keluarga di Jepang sebenarnya sudah ada sejak lama, dan bahkan masih ada hingga saat ini. Orang-orang yang disewa oleh pihak yang berkepentingan akan bertindak sesuai kemauan si penyewa, termasuk melakukan gerak-gerik yang serupa.
Hasilnya, bukan hanya mengisi kekosongan hati belaka, jasa sewa keluarga mampu mengembalikan semangat yang hilang dari si penyewa, meski hanya sementara.
Kazushige Nishida misalnya, pria berusia 60 tahunan itu menyewa dua orang wanita yang kemudian berperan sebagai istri dan juga anak perempuannya. Istrinya sudah meninggal, dan anak perempuannya pergi meninggalkan rumah saat berusia 22 tahun setelah pertengkaran besar.
Dilansir New Yorker, meski hanya sementara, Kazuge Nishida merasa bahwa itu menjadi salah satu pengalaman terbaiknya. Karena kedua wanita itu seakan-akan bisa mengisi dan menghidupkan kembali rumahnya yang 'kelam dan sepi'.
ADVERTISEMENT
"Awalnya aku pikir, aku adalah orang yang kuat, tapi di akhir, aku merasa sangat kesepian," katanya. Ia kemudian memutuskan untuk menyewa keluarga lewat salah satu agen bernama Family Romance.
Kisah serupa juga hadir dari seorang nenek tua berusia 70 tahunan pada tahun 1992. Dilansir Seattle Times, demi mendapatkan kehangatan dan rasa kekeluargaan, ia menyewa sepasang suami istri lengkap dengan seorang anak laki-laki berusia dua tahun.
Sang nenek menyewa mereka bukan karena anaknya telah meninggal atau pergi dari rumah. Tapi karena anak perempuannya terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk menjenguk.
Menurut berbagai sumber, harga penyewaan bervariasi, tergantung peran yang akan dimainkan. Di antara seluruh peran, biaya termahal adalah untuk menyewa orang tua.
Dilansir Japan Times, Hideki Nakahara (66) adalah salah satu pemeran dalam agensi penyewaan keluarga. Ia lulusan Universitas Kyoto yang telah pensiun dari Japan Airlines sebagai personalia.
ADVERTISEMENT
Untuk menggunakan jasanya dalam bisnis menyewa keluarga, Hideki mematok harga 1.000 Yen atau setara dengan Rp 129 ribu per jamnya. Selain untuk menyewa anggota keluarga, di Jepang kamu juga bisa menyewa orang-orang untuk menjadi bridesmaid atau bestman di acara pernikahan.
Meski tak lazim dilakukan, nyatanya praktik ini kian digemari dan telah berakar kuat sebagai industri bisnis yang patut diperhitungkan di Jepang . Bagaimana menurutmu?