Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Sholaatullaah salaamullaah
alaa Thooha rosuulillaah
Sholaatullaah salaamullaah
alaa Yaasin habiibillaah
Selawat Badar berkumandang di persimpangan jalan MH Thamrin dan Wahid Hasyim. Di sisi utara gedung Bawaslu, demonstran Aksi 22 Mei menyanyikannya dengan lantang dan cepat sembari mengepalkan tangan ke udara.
Di sisi selatan, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan melantunkan selawat perlahan melalui mikrofon sambil kemudian berucap lirih, “Tolong teman-teman, tenangkan diri.”
Selawat Badar itu kemudian terhenti ketika dentuman petasan mengalahkan suaranya. Berikutnya, lemparan botol kosong dan batang pohon beterbangan.
Anggota Brimob segera bersiaga dan mengangkat tameng, sedangkan sebagian massa Aksi 22 Mei menghalau lemparan sambil berteriak, “Stop, stop! Kita tidak menyerang! Kita tidak menyerang!”
Di tengah massa pengunjuk rasa, memang tak semuanya mau keadaan baik-baik saja. Penyusup menyelinap dan mengintai momen tepat untuk berbuat onar. Mereka ditengarai dikomandoi oleh pihak tertentu yang merancang kerusuhan 21-22 Mei di Jakarta.
Menko Polhukam Wiranto menyatakan, ada upaya untuk menciptakan kekacauan nasional pasca-pengumuman hasil rekapitulasi Pilpres 2019. Targetnya untuk membangun rasa antipati terhadap pemerintah.
Jadi, siapa sebenarnya dalang Aksi 22 Mei ? Benarkah ada purnawirawan TNI berlatar belakang intelijen yang terlibat?
Tonton video di atas dan simak rangkaian laporan lengkapnya di Liputan Khusus kumparan: Dalang Rusuh 22 Mei