5 Tahapan Penting yang Mesti Kita Lalui saat Berduka

15 Juli 2021 19:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 Tahapan Penting yang Mesti Kita Lalui saat Berduka. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
5 Tahapan Penting yang Mesti Kita Lalui saat Berduka. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Masa pandemi merupakan masa-masa yang berat bagi kita semua. Tak hanya soal untung rugi secara ekonomi, pandemi COVID-19 ini juga sudah membuat kita kehilangan orang-orang yang kita cintai. Baru-baru ini, penyebaran virus begitu cepat dan angka kematian semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini kemudian membuat kehidupan kita sehari-hari diselimuti dengan rasa duka dan sedih karena kehilangan sosok-sosok penting dalam hidup kita. Tentu rasa sedih dan sakit karena kehilangan ini dihadapi dengan secara berbeda oleh setiap orang.
Menurut teori yang dikembangkan oleh psikiater asal Swiss, Elisabeth Kübler-Ross, ada lima tahapan yang bisa kita lalui setelah berduka atau kehilangan sosok yang paling kita cintai dalam hidup. Tahapan tersebut adalah penolakan, kemarahan, menawar, depresi, dan penerimaan.
Ilustrasi perempuan menangis. Foto: Shutterstock
Seperti yang sudah disebutkan di atas, setiap orang memiliki tahapan atau fase yang berbeda dalam mengatasi kesedihan. Tidak semuanya bisa terjadi secara berurutan. Bisa saja hal pertama yang dirasakan adalah marah, baru setelahnya kita menolak kenyataan yang terjadi, hingga kemudian depresi, sampai akhirnya bisa menerima kenyataan.
ADVERTISEMENT
Semua tahapan ini membuat kita bereaksi secara berbeda dalam mengalami sedih dan sakit karena kehilangan. Nah, untuk kamu yang ingin tahu lebih jelas mengenai tahapan ini, kumparanWOMAN telah merangkumnya. Dilansir Very Well Mind, simak selengkapnya berikut ini.

1. Penolakan (Denial)

Ilustrasi perempuan melakukan denial dengan bekerja Foto: dok. Unsplash
Tahapan pertama adalah denial atau penolakan. Fase ini kita lalui karena biasanya membantu kita mengurangi rasa sedih yang sedang dialami pasca kehilangan orang paling berharga dalam hidup. Kepergian sosok tersebut juga akan menimbulkan perasaan tidak percaya, apalagi kalau belum lama kita masih bisa mengobrol dengan mereka.
Saat berduka, sebagian dari kita juga ada yang memikirkan apa yang akan kita lakukan di masa depan. Ada banyak hal yang harus disiapkan dan dipikirkan. Nah, dalam hal ini, penolakan bisa memperlambat proses tersebut. Kita akan berpikiran untuk menjalani hari seperti biasa dan mengatakan bahwa everything is gonna be alright. Pada sebagian orang, penolakan juga bisa membuat mereka ingin melakukan hal-hal menyenangkan supaya tidak ingat dengan kesedihan yang dialami.
ADVERTISEMENT

2. Marah (Anger)

Ilustrasi wanita berteriak atau marah. Foto: Shutterstock
Kehilangan tak hanya bisa diekspresikan dengan kesedihan. Perasaan marah juga bisa muncul karena kita sedang berusaha memulai hidup baru di luar rencana. Ada banyak hal yang harus diproses dan kemarahan bisa menjadi jalan pintas bagi kita untuk melampiaskan semua rasa duka.
Hal yang perlu ditanamkan ketika mengalami tahapan ini adalah kita akan merasa sangat tegar dan kuat menghadapi cobaan.
Kemarahan justru jadi hal yang lebih mudah dipahami daripada ketakutan. Orang lain akan menganggap maklum, karena kehilangan memang bisa membuat siapa saja merasa marah pada diri sendiri, orang lain, atau bahkan dunia. Fase ini memungkinkan kita untuk mengekspresikan emosi dengan lebih berani dan tidak memikirkan penilaian penilaian orang lain.
ADVERTISEMENT

3. Menawar (Bargaining)

Ilustrasi Perempuan Bersedih. Foto: dok. Freepik
Di tahap ketiga ini, kita akan merasa rela melakukan apa saja untuk mengembalikan keadaan atau mengurangi rasa sakitnya kehilangan. Alhasil, kita akan mencoba melakukan bargaining atau penawaran. Penawaran ini seringnya dilakukan ketika kita sedang berdoa sebab kita sudah tak bisa minta pertolongan pada yang lain kecuali Tuhan.
Kalimat yang biasa diucapkan misalnya, "Ya Tuhan, tolong kalau bisa pindahkan saja sakitnya kepadaku", atau "Tuhan, kalau dia bisa hidup lagi, aku janji akan mengubah hidupku jadi lebih baik dari sebelumnya." Tahap penawaran ini menunjukkan kita bahwa kita tidak berdaya dan tidak bisa mengontrol apa yang terjadi. Pada kasus tertentu, fase ini bisa membuat kita menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Bahkan kalau tidak berhati-hati, kita justru bisa menyakiti perasaan mereka.
ADVERTISEMENT

4. Depresi (Depression)

Ilustrasi Perempuan Depresi Foto: Pixabay
Kondisi ini terjadi ketika emosi yang dirasakan sudah mereda dan kenyataan semakin terlihat jelas. Perasaan sedih dan sakit karena kehilangan akan semakin mudah dirasakan. Biasanya, tahapan ini membuat kita menarik diri dari lingkungan dan tidak mau mengungkapkan kesedihan yang dirasakan pada siapa saja.
Meski begitu, kita tak perlu khawatir sebab depresi merupakan hal wajar yang kita alami setelah ditinggal oleh orang terkasih. Proses healing dari fase ini tidak mudah karena kita akan merasa semua orang tidak bisa memahami apa yang kita rasakan. Jika terjadi sampai berlarut-larut, depresi bisa menyebabkan trauma hingga menurunnya kesehatan fisik. Oleh karena itu, apabila merasa terjebak di fase depresi ini, kita harus berani meminta pertolongan pada siapa pun, utamanya ahli seperti psikolog atau psikiater.
ADVERTISEMENT

5. Penerimaan (Acceptance)

Ilustrasi Perempuan. Foto: Freepik
Setelah melalui semua tahap di atas, akan tiba saatnya kita pada tahap acceptance atau penerimaan. Di momen ini, kita masih akan tetap bisa merasakan sakitnya kehilangan, tapi justru kita sudah dapat menerima kenyataan dan tidak berusaha mengubahnya menjadi sesuatu yang berbeda.
Kesedihan dan penyesalan masih bisa hadir sewaktu-waktu dalam fase ini. Namun kita sudah tidak lagi akan berusaha menolak dan marah. Ini adalah momen di mana kita akan berdamai dengan diri sendiri dan mulai menata kembali rencana-rencana baru untuk masa depan.