Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Nama pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi belakangan ini tengah menjadi sorotan. Perempuan 75 tahun ini ditangkap oleh tentara Myanmar pada Senin (1/2). Penangkapan tersebut dilakukan terkait tuduhan militer atas kecurangan partai sipil pada Pemilu 2020 lalu. Suu Kyi ditangkap bersama dengan Presiden Myanmar, Win Myint, dan para pemimpin sipil lainnya.
ADVERTISEMENT
Menjabat sebagai State Counsellor atau setara dengan perdana menteri, Aung San Suu Kyi merupakan perempuan di dunia politik yang tak pernah lepas dari kontroversi. Dari menjadi ibu rumah tangga, menjalani tahanan rumah selama bertahun-tahun, hingga menjadi simbol perlawanan damai secara internasional, perjalanan Suu Kyi dalam politik sangat jauh dari kata mudah.
Untuk lebih mengenal sosok Aung San Suu Kyi, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa fakta menarik tentangnya. Mengutip berbagai sumber, simak selengkapnya berikut ini.
1. Menjalani pendidikan dan menikah dengan pria Inggris
Lahir di Rangoon atau yang saat ini lebih dikenal dengan Yangon, pada Juni 1945, Aung San Suu Kyi merupakan anak perempuan dari Jenderal Aung San, seorang pahlawan kemerdekaan yang dibunuh pada tahun 1947. Ibunya, Khin Kyi, juga seorang tokoh terkemuka.
ADVERTISEMENT
Menurut Reuters, Suu Kyi menempuh pendidikan politik di Lady Shri Ram College di New Delhi dan lulus pada 1964. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di St Hugh’s College, Oxford, Inggris, dan memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang ilmu politik, filosofi, dan ekonomi. Ia menyelesaikan kuliahnya di tahun 1989 dan kemudian bekerja di New York untuk pemerintah Persatuan Myanmar.
Pada 1972, Suu Kyi menikah dengan penulis asal Inggris, Michael Vaillancourt Aris. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak, yaitu Alexander dan Kim Aris. Suami Suu Kyi meninggal dunia pada 27 Maret 1999.
2. Terinspirasi Mahatma Gandhi
Berbeda dengan militer, Suu Kyi masuk dunia politik dengan gaya tak umum. Dia terinspirasi filosofi non-kekerasan dari Mahatma Gandhi dan konsep Buddha yang nyatanya berhasil merebut hati masyarakat. Suu Kyi pun lalu mendirikan partai National League for Democracy (NLD) untuk mengakomodir cita-cita politiknya.
ADVERTISEMENT
3. Jadi tahanan rumah selama 15 tahun
Pada 1990, Suu Kyi dan NLD ikut pemilu. Hasilnya mereka menang 80 persen. Namun kemenangan tersebut ditolak oleh anggota militer. Ia pun ditangkap dan dijadikan tahanan rumah selama kurang lebih selama 15 tahun, dari 1989 hingga 2010.
Sejak saat itu, Suu Kyi tidak pernah meninggalkan rumah sekalipun. Bahkan saat suaminya meninggal di Inggris pada 1999, ia menolak tawaran terbang ke Inggris dari pihak militer. Suu Kyi takut ia tidak akan diperkenankan untuk kembali ke Myanmar lagi setelahnya.
4. Menjadi ikon perjuangan demokrasi dan hak asasi manusia di Myanmar
Suu Kyi dihukum karena berusaha melawan kelompok militer kejam yang memerintah Myanmar selama puluhan tahun. Kasus penangkapan Suu Kyi ini menarik perhatian dunia. Mengutip BBC, perjuangannya dianggap sebagai simbol internasional dan perlawanan damai dalam menghadapi penindasan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, pada 1991 Aung San Suu Kyi meraih Nobel Perdamaian saat masih menjadi tahanan rumahan. Ia pun kemudian juga dijuluki sebagai contoh nyata kekuatan dari mereka yang tak berdaya.
5. Tak boleh jadi presiden karena berstatus janda
Pada 2015 setelah bebas dari tahanan rumah, Aung San Suu Kyi mencalonkan diri menjadi presiden dalam pemilu Myanmar 2015. Hasil pemilu dimenangkan oleh Suu Kyi.
Namun sayangnya, kemenangan ini tidak diterima karena berdasarkan konstitusi, ia tak bisa menjadi presiden karena statusnya yang merupakan seorang janda dan ibu dari orang bukan dari Myanmar.
Meski begitu, Suu Kyi meyakini ia akan tetap memegang kekuasaan nyata dalam sistem pemerintahan yang dipimpin oleh partainya, NLD. Karena pada saat itu NLD berhasil meraih 255 kursi DPR dan 135 kursi di House of Nationalities.
ADVERTISEMENT
6. Aung San Suu Kyi mendapat gelar khusus setara perdana menteri
Presiden Htin Kyaw yang menjabat pada 2016 menciptakan posisi yang disebut State Counsellor untuk Suu Kyi. Jabatan ini setara dengan perdana menteri dan sudah disetujui oleh House of Nationalities dan DPR pada April 2016. Aung San Suu Kyi kemudian secara resmi dilantik jadi kepala pemerintahan pada 6 April 2016.
7. Dianggap tidak peduli dengan kondisi etnis Muslim Rohingya
Selama menjabat sebagai State Counsellor, krisis kemanusiaan yang menimpa etnis minoritas Muslim Rohingya kembali memanas. Bahkan tim yang fokus menangani kasus HAM dari PBB menyebut krisis tersebut sebagai upaya pemberantasan etnis.
Masyarakat banyak melakukan protes, bahkan para Muslim di Indonesia juga turut berdemo dan menuntut agar Nobel Perdamaian yang diberikan pada Suu Kyi di 1991 dicabut. Hal ini terjadi karena Suu Kyi dianggap tidak melakukan upaya apa pun untuk menghentikan penderitaan etnis Rohingya.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, ia pun ke Belanda untuk menghadiri sidang internasional atas tuduhan genosida Rohingya atau rangkaian penganiayaan yang sedang berlangsung oleh pemerintah Myanmar terhadap orang-orang Rohingya.
Dalam sidang tersebut, Suu Kyi membela militer Myanmar pada persidangan Mahkamah Pidana Internasional terkait tuduhan upaya pembersihan etnis Rohingya.
8. Aung San Suu Kyi dikudeta
Mengutip Reuters, pada Pemilu November 2020, NLD kembali meraih kemenangan. Sayangnya, pada pemilu kedua yang digelar sejak sipil berkuasa ini pihak militer tidak mengakui kemenangan tersebut. Pada Senin pagi (1/2), militer Myanmar kembali menangkap Suu Kyi dan beberapa politikus senior Partai NLD.
Penangkapan terjadi beberapa hari setelah pemerintahan sipil Myanmar dan militer berseteru. Namun pihak militer Myanmar menyangkal tudingan kudeta tersebut.
ADVERTISEMENT
Atas penangkapan ini, ratusan pengungsi Rohingya di Bangladesh bergembira. Dilansir AFP, pengungsi Rohingya di Bangladesh menganggap bahwa Suu Kyi merupakan alasan di balik penderitaan mereka.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada Senin pagi (21/4) akibat stroke dan gagal jantung. Vatikan menetapkan Sabtu (26/4) sebagai hari pemakaman, yang akan berlangsung di alun-alun Basilika Santo Petrus pukul 10.00 pagi waktu setempat.